I NEED YOU #1
“ Arnandi Ihza Mulyadi, Anak Agung Ngurah Deva Ekada Saputra dan Larissa Saffanah Arif kalian satu regu. Kalian bertiga masuk ke regu 13. ” perintah Alvin sang Ketua Osis SMA Idola Bangsa.
“ Heh..? Kak, saya tidak mau satu regu dengan Deva! ” ucap Iza tegas.
“ Tidak ada penolakan! Cepat kumpul. Regu berikutnya, Andi Muhammad Iwan Nuriman, Muhammad Dimas Jamal Mahdi, Andryos Aryanto, dan Alyssa Saufika Umari masuk ke regu 14. ” ucap Alvin.
“ Apa?! Oh, Tidak Bisa! Saya tidak terima! ” tolak Ify.
“ Saya tidak mau! ” ucap Iwan, Dimas dan Debo serempak.
“ Why..? Kalo kalian tidak mau, terserah!! ” ucap Alvin.
“ BAIKLAH! ” ucap Iwan, Ify, Debo dan Dimas langsung menuju regu 14.
Setelah selesai semuanya, Alvin berjalan meninggalkan lapangan dan menemui Sekretaris Osis yaitu Sivia. Akan tetapi, langkah Alvin terhenti saat melihat Sivia bersama Wakil Ketua Osis sedang bermesraan. Edgar Xavier Marvelo, sang Wakil Ketua Osis di SMA Idola Bangsa. Entah mengapa kali ini hati Alvin terasa sakit saat melihat Edgar bersama Sivia.
“ Vin.. ”
Seseorang nampak mengagetkan Alvin dari belakang. Alvin dengan cepat langsung menutup mulutnya agar tak berteriak dan ketahuan GarVia. Alvin menoleh ke belakang, ternyata……
“ Wilson, Nico, kalian ngapain? ” tanya Alvin sambil mengerutkan dahinya.
“ Mau nyari Edgar. ” ucap WilsoNico serempak.
“ (menahan WilsoNico) Eits, kalian liat deh kesana. ” tunjuk Alvin pada Edgar dan Sivia.
“ Haha… Sivia kan emang pacarnya Edgar. Udah ah Vin! Mau ganggu Edgar dulu., Yuk Son. ” ajak Nico pada Wilson dan langsung meninggalkan Alvin.
" APA?! Sivia pacarnya Edgar? Gue ga salah denger kan? Ya ampun... Edgar! Tega banget lo kayak gini ke gue. " Ucap Alvin menunduk dan meninggalkan TKP.
***
" Woey! Gue duluan yang dapetin bendera ini. Kalian bertiga ga usah ngaku-ngaku ya. " ucap Debo sambil mengenggam erat bendera yang ia bawa.
Regu 14 memang disuruh memcari bendera oleh pembina MOS.
Debo, Dimas, Iwan dan Ify malah sibuk bertengkar hanya karena untuk mendapat perhatian pembina MOS. Afifah Ifah'nda, sang Pembina MOS. Dimas menghentikan langkahnya. Pandangannya tertuju pada anak perempuan regu 18 yang merintih kesakitan akibat tersandung batu. Dimas pun pergi meninggalkan regu 14 untuk menolong anak perempuan itu.
" Woey! Dimas... lo jangan kabur! " teriak Iwan.
" Bentar! gue mau nolongin orang. " teriak Dimas.
" Entar lo balik lagi! awas kalo lo ngilang. " teriak Ify.
Debo, Iwan dan Ify pun kembali ke lapangan.
Sementara itu....
Dimas menemui anak perempuan itu.
" Hey... kamu kenapa? nama kamu siapa? Aku Dimas. " Dimas menatap anak perempuan itu. Anai itu terus menangis tak henti-hentinya. Darah terus terusan keluar dari kaki anak perempuan itu. Dengan sekuat tenaga, Dimas membantu anak itu berdiri.
" Maka..makasih ya... namaku Nabila. Panggil aja Abiel. " ucap anak itu sedikit terisak.
" Kaki kamu berdarah, kamu kenapa bisa jatuh? " tanya Dimas dengan lembut.
" Tadi aku didorong sama anak Geng D'DSZ. " ucap Abiel.
" D'DSZ? siapa mereka? kenapa mereka tega mendorongmu hingga seperti ini? "
" Mereka musuh bebuyutanku. Didi, Dea, Shilla dan Zevana. " jelas Nabila.
" Oh, mereka... Didi itu pacar kakakku. Kamu kenal sama Arnadi Irsyad Mulyadi? "
" Aku kenal... Dia kak Arry. "
" Ya sudah... aku antar ke regumu ya. Aku tak tega melihatmu seperti ini. " ucap Dimas.
***
@ruang OSIS
" APA?! Kalian berdua bilang ke Alvin kalo gue sama Via jadian? " Edgar menatap WilsoNico. Edgar tak percaya, sahabatnya sendiri tega ingit menghancurkan pertemanan Edgar dengan Alvin. Sivia mendengarkan keributan diruang OSIS itu. Telinga Sivia terasa panas mendengar pertengkara 3 sahabat itu.
" Gue permisi... " ucap Sivia langsung meninggalkan ruang OSIS.
Edgar mencoba mengejar Sivia. Namun, Wilson dan Nico menahannya.
" Eh... lo jangan kejar SIVIA! Kasi dia sendirian dulu. " ucap Wilson.
" Gar... Gue bener-bener ga nyangka lo berbuat kayak gini ke Alvin! Lo tau ga kalo Alvin itu suka sama Sivia? lo harusnya ngasih Sivia ke Alvin bukan ngerebut Sivia. Tadi, di depan ruang OSIS Alvin diem mandangin lo berduaan sama Sivia. Tega lo, Gar! " ucap Nico sedikit membentak.
" So? Salah emang kalo gue pacaran sama Sivia? Perasaan kemarin kalian setuju-setuju aja! Kenapa sekarang kalian jadi kayak gini ke gue? Kalian terpengaruh sama Alvin atau gimana? "
" TERSERAH! Gue udah peringatin sama lo Gar! Plis deh... lo jangan berubah kayak gini. " ucap Nico.
" Nic, sabar... Jangan emosian ah! Edgar itu sahabat kita. Inget kita itu B-Ba-Wu! Jangan hancurin semuanya. " ucap Wilson.
Edgar dan Nico terdiam mendengar ucapan Wilson. Mereka saling bertatapan.
" Sahabat untuk selamanya... " ucap mereka serempak.
***
Sivia terdiam termenung dibawah pohon rindang. Hujan mulai turun rintik-rintik membasahi baju Sivia. Sivia merasa bingung dengan perasaannya saat ini. Sivia harus memilih Edgar? Akan tetapi, dalam hati Sivia suka dengan tingkah Alvin yang selalu meliriknya secara diam-diam.
Sivia benar-benar merasa bingung dengan dua laki-laki sama-sama berwajah chinese dan matanya sipit. Apalagi saat Sivia mengingat kejadian saat Sivia, Edgar dan Alvin tertawa bersama di ruang OSIS. Kini, mungkin semua itu hanya menjadi kenangan. Ketua dan Wakil OSIS itu sama-sama menyukai Sivia. Sivia pun terpaksa memilih Edgar karena matanya tertuju ke Edgar. Padahal, hatinya mengarah pada Alvin. Sivia memang tak menceritakan bahwa dia dan Edgar pacaran. Akan tetapi, Wilson dan Nico malah menceritakan hal itu pada Alvin.
" Kalo hujan-hujanan terus ntar kamu bisa sakit. "
Suara itu mengagetkan Sivia. Sivia menoleh ke sumber suara. Ternyata....
" Alviiiiiinnnnnnnnn.... " Sivia berteriak.
" Eits, santai... ngapain sih Vi lo hujan-hujanan? Gue ga mau liat lo sakit. " ucap Alvin sambil memayungi Sivia.
" Biarin Vin! Biarin aja gue sakit. Gue bego! Bener-bener bego. " ucap Sivia menunduk.
Alvin menyenderkan Sivia di bahunya. Alvin merasa bahwa saat ini Sivia benar-benar membutuhkan perhatian.
" Vi... lo ga cerita sama gue kalo lo jadian sama Edgar? Kenapa Vi? " Alvin menatap wajah Sivia. Sivia mendongakan kepalanya. Hasilnya... Sivia jadi menempelkan bibirnya di bibir Alvin.
" SIVIAAAAAA! "
Sivia langsung menjauh dari Alvin. Dari kejauhan Edgar datang bersama Wilson dan Nico menghampiri AlVia.
Plakkkkk...
Edgar menampar keras Sivia. Nico dan Alvin langsung angkat bicara melihat kejadian itu.
" EDGARRRR! "
" APA?! Lo berdua mau apa? Lo lagi Vin! Udah tau Sivia pacar gue, masih aja lo mau ngerebut Sivia. "
" (menarik kerah baju Edgar) Sorry Gar! Lo tau kalo SIVIA itu cewek lo! Terus kenapa lo nampar dia cuma karena Alvin sama Sivia itu ciuman? Bisa aja itu ga sengaja kan! Lo kalo berani jangan nyakitin cewek! " ucap Nico sambil mendorong Edgar.
" (menahan Nico) Nic, sabar! Lo juga jangan nyakitin Edgar! " ucap Wilson.
" Sorry Gar! Adegan tadi itu ga sengaja. " ucap Alvin.
Bugggghhh!
Edgar menonjok pipi kanan Alvin. Alvin terdiam dan tak membalas Edgar. Alvin tahu bahwa kalau dia membalas, bisa-bisa dia dan edgar masuk ke ruang BP.
" EDGARRR! Lo jangan sakitin Alvin!" Sivia merasa muak dengan tingkah Edgar yang benar-benar sangat berubah saat ini.
" Kenapa? Lo belain dia? Sivia! Gue ini pacar lo. Lo harusnya belain gue! Bukannya Alvin. " ucap Edgar.
" heh.. Gar, lo jangan kayak banci deh! Berani nyakitin cewek. Lo butuh penjelasan? gue jelasin.. Tadi itu ga sengaja! Ngerti lo! " ucap Alvin.
" Alahh... Alasan! Gue ga percaya. " ucap Edgar.
" Whatever you say! " ucap Alvin meninggalkan TKP.
" Jahat lo Gar! " ucap Sivia ikut meninggalkan TKP.
" kejar SIVIA! " ucap Wilson dan Nico.
***
" Acha, gue duluan. " ucap Deva berusaha merebut pita dari tangan Acha.
Regu 13 disuruh menemukan satu pita dan lagi-lagi diserahkan ke pembina MOS.
" Enak aja lo Dev! Gue duluan. " Iza pun menarik tangan Acha.
Aksi tarik-tarikan pun terjadi. Iza dan Deva menarik tangan Acha. Dengan pikiran licik, Acha menarik tangan Iza dan Deva. dan....
Cup.. Iza dan Deva otomatis mencium pipi Acha. Acha terdiam dengan pipi merah merona.
" ACHAAAA! "
" iiihh, kalian... resek! " ucap Acha kesal.
" Lagian... siapa suruh narik tangan. " ucap Deva dan Iza serempak.
" Uhhh... "
***
" Dim... makasih ya. Kamu udah nolongin aku. " ucap Nabila sambil tersenyum manis.
' ya ampuunn... senyumannya. ' batin Dimas sambil sibuk menatap Nabila.
" Hellooo... Dimas. " panggil Nabila.
" Eh... Iya, sama-sama. " ucap Dimas.
" Aku ke regu 18 dulu ya. " ucap Nabila langsung meninggalkan Dimas.
" Ya ampun.. itu anak. " ucap Dimas.
Dari kejauhan.
" WOEY! MUHAMMAD DIMAS JAMAL MAHDI! "
bersambung....
- Edgar-Alvin-Sivia? Persaingan cinta terjadi..
- DeChaZa?
- Iwan, Debo, Ify?
- Dimas-nabila?
tunggu selanjutnya....