Kamis, 31 Maret 2011

Berawal Dari MOS-Part 36

Part 36 : Best Friend or Enemy?!

***

Shilla terdiam memandang kekasihnya yang sedang terbaring lemah diatas kasur rumah sakit. Shilla bingung harus melakukan apa. Saat ini hatinya menangis melihat kekasihnya dan anak angkatnya dalam kondisi memprihatinkan. Perlahan-lahan air mata jatuh membasahi pipi Shilla. Shilla tidak sanggup melihat semua ini. Shilla ingin semuanya kembali. Saat-saat dimana kebahagiaan itu datang menghampiri. Disaat Casillas menjahilinya dan saat Cakka selalu merayu dirinya. Shilla merindukan semua itu. Namun, seketika semua terhenti. Permusuhan itu datang menghancurkan persahabatan antara Five Boys dan Five Girls. Persahabatan berakhir seketika. Entah apa masalah yang diberikan untuk persahabatan FG dan FB. Tapi, semuanya telah berakhir. Kebahagiaannya kini harus diselimuti kesedihan. Kesedihan melihat kekasih dan anak angkatnya melawan maut yang hendak mencabut nyawa mereka. Shilla tidak bisa melakukan apa-apa. Shilla hanya bisa meneteskan air matanya menghadapi yang terjadi. Bahkan, untuk membayar biaya operasi Casillas pun dia tidak sanggup. Shilla tidak tahu darimana harus mendapat uang sebanyak itu. Shilla tidak mungkin meminta bantuan pada Papanya. Shilla memang anak orang kaya. Ayah Shilla seorang pengusaha besar. Namun, Shilla tidak memanfaatkan kekayaan keluarganya. Shilla mencoba hidup mandiri dan tidak menyusahkan Papanya. Shilla bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.

” Ami... Angan ingalin Illas ama Api. ” Casillas mengigau dalam tidurnya. Shilla menghapus airmatanya dan mendekati Casillas. Shilla memandang dari ujung rambut hingga kaki. Shilla merasa tidak tega melihat kaki Casillas yang diperban-perban. Shilla merasa bersalah pada dirinya sendiri.

” Casillas... ”

Shilla menyeka airmatanya. Tak kuasa Ia melihat Casillas berjuang mempertahankan hidupnya.
‘  Tuhan, bila kau izinkan. Lebih baik ambil nyawaku saja. Jangan ambil nyawa anak kecil yang belum merasakan hidup yang lama. Aku tidak tega melihat anak kecil harus pergi. Kalau kau mau, kau ambil saja nyawaku. Jangan Casillas ! ’ batin Shilla.

“ Ami... ”

Shilla membelai rambut Casillas. Shilla tersenyum memandang Casillas. Kondisinya memprihatinkan. Shilla hanya tidak mau anak kecil seperti Casillas harus berjuang melawan maut yang hendak menjemput. Shilla tidak mau itu terjadi.

“ A...A...Agni... ”

Shilla menoleh ke arah Cakka. ‘ Agni? ’ pikir Shilla. Shilla mengernyitkan dahinya karena ucapan Cakka barusan. Bagaimana mungkin Cakka bisa menyebut nama Agni disaat seperti ini? Dan apa mungkin ada hubungan spesial diantara Cakka dan Agni?

***

“ Gue kecewa sama lo. ” Agni menahan air mata yang hendak tumpah. “ Lo suka sama Alvin? Gue sakit hati, Io. Lo lebih suka sama Alvin dibanding pacar lo sendiri. Kecewa gu... ”

” Lanjut, Ag. ” ucap Debo. “ Jangan berhenti ditengah jalan. ”

“ Gue... ” Agni berhenti sejenak. “ Gue lupa mau bilang apa. Gue ke toilet dulu. ”

Agni langsung pergi dari lapangan dan lari menuju kamar mandi. Rio tertawa memandang kepergian Agni.
“  Lo lebay banget dah tadi, Io. Kan kasihan Agni. Akting lo nggak lucu. ” Alvin tertawa cekikikan. “ Agni sampai lupa dia mau bilang apaan. ”

“ Hahaha, iya. Tadi sebenernya nggak akting kali, Vin! ” Rio memandang Alvin. “ Tadi gue ngomong jujur. ”

“ Jadi lo beneran suka sama Alvin? ” Debo nampak tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Rio sebelumnya.

“ Lo maho ya? Idih... ” Alvin bergidik. “ Males gue punya temen kayak lo. Najis! ”

“  Nggak!! Gue dulu emang suka sama lo, Vin. Tapi, semuanya udah hilang semenjak hadirnya Agni. Sebenernya gue suka sama Shilla setelah gue coba pendam perasaan gue ke elo. Tapi, gue lihat Agni lebih dari Shilla. Gue lihat banyak kesamaan lo yang ada didalam diri Agni. Apalagi Agni itu tomboy. ”

“ Lo gila kali ya! Lo cuma mau mainin perasaan Agni? ” Debo merasa tidak terima dengan ucapan Rio. “ Lo jangan mainin perasaan Agni! Gue nggak suka liat Agni sampai nangis gara-gara cowok kayak lo. ”

“  So what?! Hidup-hidup gue. Agni pacar gue! Lo nggak usah ikut campur ya. Mending lo urus tuh dua orang cewek diseberang sana yang lagi mau celakain Ify. ”

Debo menoleh ke seberang. Tepatnya ke arah toilet sekolah. Debo melihat Ify yang sedang diganggu Itte dan juga Aren.
“ Ify... ” Debo segera berlari menghampiri mereka.

“ Lho, Debo ngapain ke toilet cewek? ” Agni yang baru datang langsung menghampiri Rio dan Alvin.

” Nyamperin Ify yang lagi diganggu sama dua cewek. ” jawab Rio.

“ Oh... ”

Toeeettt...toeeettt...toeeettt...

Bel istirahat berbunyi. Rio, Alvin, Debo dan Agni terlepas dari hukuman Gabriel dan Zahra.

“ Akhirnya.... ” ucap Alvin. “ Gue mau nyamperin pacar gue tersayang. ”
Alvin pergi meninggalkan Rio dan Agni.

“ Ag... ”

“ Stop!! Gue males ngomong sama lo. ”

Agni meninggalkan Rio. Perasaannya benar-benar kacau karena semua ini.

***

“ LEPASIN IFY! ”

Aren menoleh ke sumber suara itu. Aren nampak terkejut melihat Debo memasuki toilet cewek. Itte menghentikan aksinya menjambak rambut Ify. Itte langsung terdiam ketika melihat Debo datang.

“ De...Debo... ”

Ify memeluk Debo. Ify bingung harus melakukan apa. Ify hanya mau semuanya seperti semula. Tanpa hadirnya Itte, Aren, Lintar maupun Dimas dihidupnya.

“ Brengsek lo berdua. Itte, tolong jangan ganggu hubungan gue lagi sama Ify. Dan lo Ren! Jangan ikut-ikutan ke aliran sesat kayak Itte. Gue tau lo itu nggak tega nyakitin Ify. Tapi, gue nggak suka lo kayak gini. Dipengaruhin sama aliran sesatnya Itte. ”

“ Maaf. ” Aren menunduk. “ Gue cuma nggak suka liat lo sama cewek lain. ”

“ Sama. Gue juga nggak suka liat lo sama cewek lain! Apalagi sama cewek yang kayak Ify. Nggak banget deh! ” sahut Itte. “ Sampai kapanpun, lo nggak akan pernah bisa tenang kalo pacaran sama cewek kayak Ify! ”

Ify melepaskan pelukannya dan menatap Itte. “ Sampai kapan sih lo mau ngeganggu hubungan gue sama Debo? Apa gue punya salah sama lo? Gue sayang sama Debo. Dan tolong jangan ganggu hubungan gue sama Debo! ”

“ Argh!! Gue pusing. Cabut, Itte. ” Aren menarik tangan Itte dan keluar dari toilet itu.

“ Huh... Untung aja itu anak dua udah pergi. ”

“ Jangan macem-macem deh. Ini toilet cewek, De. Ayo keluar. ” ajak Ify.

“ Emang kalo aku macem-macem kenapa? Ada larangan ya, Fy? ” Debo mendekati Ify. “ Lagi sepi ini, Fy. ”

“ De... Jangan macem-macem. Aku nggak suka deh kalo gini. ”

Debo mengacak-acak rambut Ify. “ Makin sayang deh aku, Fy. Yuk balik ke kelas. ”

Ify tersenyum. “ Yuk. ”

***

“ Mau makan apa sayang? ”
tanya Alvin pada Sivia.

Sivia melihat daftar makanan yang berada dikantin sekolah. “ Hmm, rujak aja deh, Vin. Lagi pengen banget. ”

“ Ngidam ya, Vi? ”

Sivia menoleh. “ Heh? Enggak. Gue cuma lagi pengen aja sama rujak. Jangan mikir macem-macem deh, Vin. ”

“ Iya. ”

Alvin dan Sivia langsung duduk dimeja kantin setelah mendapat pesanan.

“ Bentar lagi ya, Vi. ”

“ Uhuukk... Uhuukk... ” Sivia tersedak rujak karena ucapan Alvin.

“ Minum, Vi. Ini. ” Alvin menyerahkan segelas es teh kepada Sivia.

Sivia menghela nafasnya. “ Apanya yang sebentar lagi? ”

“ Nggak apa-apa kok. Aku cuma nggak sabar aja liatnya. ”

“ Apa sih? ”

Alvin tersenyum. “ Lupain aja, sayang. ”

“ Iya. Tapi, gimana kabarnya Sion ya, Vin? Kasihan dia harus dipenjara. ”

Alvin mendengus kesal. “ Sion lagi. Sion lagi. Biarin ajalah dia dipenjara! Aku udah nggak perduli lagi sama Sion. ”

“ Aku kan cuma nggak tega, Vin! Lagian kamu juga laporin dia ke polisi. Dia kan nggak ada apa-apain aku, Vin. ”

“  What?! Nggak ada ngapa-ngapain? Jelas-jelas dia itu mau memperkosa lo, Sivia. Nyadar dong. Kalo gue dateng telat nyelametin diri lo, apa yang udah dilakuin sama Sion. Lo sih nggak pernah ngerti. Kurang apalagi sih gue dimata lo, Vi? ”

Sivia menunduk. “ Maaf. ”

“ Kalo gue telat dateng, lo udah diperkosa sama Sion. ” bentak Alvin.

Seluruh pengunjung kantin memandang Alvin dan Sivia. Sivia takut semuanya tersebar hanya karena ulah Alvin. Sivia hanya tidak mau harga dirinya jatuh disekolah.

“ Ikut aku. ” Sivia menarik Alvin. “ Jangan bikin kerusuhan dikantin. ”

***

“  Dev, aku nggak tega ngeliat Debo. ” Acha mengelus tangan Deva. “ Aku nggak nyangka kalo dia itu anak tunggal dan ortunya cerai. ”

“ Cakka juga tau. ”

“ Hah? ”

“  Iya, Cakka juga anak broken home. Ortunya pisah waktu Cakka masih kecil juga. Tapi, Cakka punya kakak. Aku salut sama Debo, Cha. Dia bisa bertahan disaat seperti ini. Dia kayak nggak ngerasa kesepian gitu. ”

“ Iya, aku juga salut sama dia. Dia nggak ngerasa kesepian. Terus dia juga nggak tinggal sama kedua orang tuanya. ”

“ Hmm... Iya. ”

“ Ozy. ”

“ Hah? Ozy? ”

Acha menepuk jidatnya. ‘ Mampus gue. ’ batin Acha.

Deva memandang Acha. Deva merasa sedikit rasa kecewa pada Acha. Apa mungkin Acha masih memiliki rasa terhadap Ozy? Dan bagaimana dengan perasaannya terhadap Deva?

TO BE CONTINUED

Berawal Dari MOS-Part 35

***

Gabriel terlonjak kaget mendengar perkataan Debo lantas menundukkan kepalanya. Gabriel merasa bersalah dengan anak peserta MOSnya itu. Gabriel tidak tahu bahwa semuanya akan seperti ini. Dan bahkan Gabriel tidak tahu bahwa ada anak MOS yang 'BROKEN HOME'.
" De, sabar. " Deva menepuk pundak Debo. Deva merasa turut prihatin atas penderitaan yang dialami sahabatnya itu. Kurang mendapat kasih sayang dari Mama dan Papanya.
Zahra mencoba tersenyum pada Debo. Zahra juga tidak mau membuat Debo sedih karena mengingat keluarganya yang terpecah belah. Apalagi Debo adalah anak tunggal satu-satunya. Hatinya pasti sangat terpukul apabila ada orang yang membahas tentang keluarganya yang terpisah. Ditambah lagi, Debo ditinggal Mamanya kerja jadi TKI di arab dan Papanya kerja di Jambi. Debo merasa sangat kesepian.
" Nggak usah sok peduli lo! Mulut lo tuh cuci dulu. " Debo melirik Deva dengan pandangan sinis. Debo merasa emosi+kesedihannya tercampur jadi satu saat ini. Debo bingung dengan semua yang menimpanya. Mulai dari perpecahan Five Boys hingga masalah baru datang. Disuruh mendatangkan kedua orang tuanya. Bagaimana mungkin Debo bisa mendatangkan Mama atau Papanya? Sedangkan Mamanya bekerja di Arab dan Papanya bekerja di Jambi. Satu-satunya harapan Debo hanyalah Mamang Adi, Paman Debo.
" Well, emangnya Mama atau Papa yang tinggal sama kamu? " Gabriel bertanya pelan-pelan. Dia hanya tidak mau Debo tersinggung atas ucapannya barusan.

" Nggak dua-duanya! Mama kerja di Arab sedangkan Papa kerja di Jambi. Jadi, gue cuma tinggal sama Paman gue. " Debo menjawab dengan santainya. Debo tahu bahwa Gabriel tidak mau membuat perasaannya tersinggung. " And then, boleh yang dateng Paman gue? "

" Ada aja orang bego!! yang disuruh dateng itu Mama sama Papa bukannya Paman. Kasihan deh lo! Broken home. " Rio menoleh ke arah Debo dengan sindiran yang tidak enak didengar. " Sana gih balikin ortu lo seperti semula. "

Seketika emosi Debo memuncak. Debo tidak pernah menyangka bahwa Rio akan sejahat itu terhadap dirinya. Debo berpikir bahwa Rio adalah anak yang baik. Akan tetapi, semua dugaan Debo salah besar! Rio tega menyakiti perasaannya saat ini.

¤Braakkk¤
Debo menggebrak meja. Cukup sudah hatinya terlalu sakit dengan Rio. Dan sekarang, Rio tega-teganya menghina dirinya seperti ini. Batas kesabaran Debo sudah benar-benar habis untuk menghadapi seorang Mario Stevano Aditya Haling.
" Kasiaaann deh lo! " Debo memandang sinis Rio. " Kasian deh yang nggak direstuin. Hahaha. Makanya jangan suka rebut milik orang! Terima sendiri akibatnya karena suka ngambil punya orang lain. "

” Hah? Tau darimana lo? ” Rio berdiri dari tempat duduknya dan kini menoleh tepat ke arah Debo. “ Emang penting gitu buat lo tau? Nggak penting tau! ”

Debo terkekeh. “ Yang bego itu lo, Rio! Bukan gue. Lo lebih bego karena ngelawan orang tua lo. ANAK DURHAKA. ”

“  Iya, lo bego! ” Alvin kini berdiri dan menghadap Rio. ” Yang bego bukan Debo! Tapi lo lebih bego karena ngelawan orang tua lo sendiri. ”

" Alvin... "

" Iya, ini gue! Kenapa? Gue lebih suka ngebela Debo dibandingkan sama lo, Rio. "

Gabriel dan Zahra saling berpandangan. Mereka merasa bahwa keributan di kelas itu terjadi karena kedatangan mereka. Gabriel mendengus dan ingin sekali memecahkan keributan yang terjadi. Namun, apa daya yang bisa dilakukannya. Gabriel tidak bisa apa-apa. Gabriel bingung karena semua ini terjadi karena kedatangan dirinya yang menyuruh kedua orang tua peserta MOS datang ke sekolah.

“ Lo lebih ngebela Debo dibanding gue? Gue lebih deket sama lo, Vin! ”

” So what?! Emang gue pikirin? Gue ngebela yang bener kali ya. ” ucap Alvin sinis. “ Jadi, elo nggak usah belagu! ”

Debo menengahi. ” STOP! Nggak pakai pertengkaran kayak gini. Orang nggak penting dan suka ngerebut milik orang lain, mending nggak usah diurusin! Dia kan orang yang nggak punya hati. ” Debo tertawa kecil. “ HATINYA TERBUAT DARI BATU! ”

Rio mendengus. “ FINE! Gue terima semua sindiran dan ejekan lo ke gue. Tapi, cuma satu yang gue nggak mau lo hina. Tolong jangan hina masalah restu gue sama Agni!! Lo liat Agni, dia sedih banget tau. Lo nggak mikir gimana rasanya jadi gue, Deb. ”

Agni menoleh ke belakang. Matanya agak terlihat sembab. Namun, hati Agni terasa sakit karena ucapan yang dilontarkan Debo terhadap Rio dan dirinya. Sakit teramat dalam dirasakan seorang Agni Tri Nubuwati.
“  Apa? Ngapain lagi bawa-bawa nama gue? Belum puas lo semua nyakitin hati gue? Belum puas lo semua? Sakit hati gue! Terutama gue kecewa banget sama lo, Deb. ” Agni menghapus air mata yang mulai membasahi pipinya. “ Lo bukan Andryos Aryanto yang gue kenal! Lo jahat sama gue. Gue seumur hidup akan benci sama lo! ”

“ Ag... Sorry. ”

Agni tersenyum kecut. ” Lo pikir segampang itu ngucapin kata ‘MAAF’? Setelah lo nyakitin perasaan gue, lo baru minta maaf. Yang nggak punya hati itu bukan Rio! Tapi elo, Deb. ” emosi Agni mulai memuncak. “ Sayangnya lo mantan yang masih gue sayang. Kalo lo bukan mantan gue, daritadi lo udah abis ditangan gue. Dengan segampang itu lo nyakitin perasaan gue. Sakit, Deb! ”

“ STOP!! RIO, ALVIN, DEBO, AGNI keluar kalian dan berdiri dilapangan upacara sampai bel istirahat selesai!! Cepat. ” Gabriel menjadi ikut emosi menghadapi anak didik MOSnya itu. Gabriel tidak tahu bahwa akibatnya akan seperti ini. Gabriel hanya tidak ingin kasus ini berkepanjangan dan sampai terdengar ke telinga Kepala Sekolah. Gabriel tidak mau jabatannya sebagai Ketua OSIS dihentikan karena masalah sepele seperti ini. Bagi Gabriel, semua ini tidak penting dipikirannya. Yang ada dipikiran Gabriel hanyalan Jabatan Ketua OSIS agar bisa dekat dengan Zahra.

“ LO YANG KELUAR! ” Debo, Rio, Alvin dan Agni dengan penuh emosi mengusir sang Ketua OSIS dan Pembina MOS itu dari kelasnya.

“  Keluar atau diskors? ” ancam Gabriel. “ Kalo lo pada nggak mau nurutin perkataan gue, mendingan lo cabut dari SMA IDOLA BERSINAR! ”

“ Aaarrrggghhh! Ketua OSIS sialan lo. ” ucap Rio kesal.

“ CEPAT KELUAR! ”

Debo, Rio, Alvin dan Agni keluar dari kelas itu. Mereka menaruh rasa dendam penuh kepada Gabriel, sang Ketua OSIS SMA IDOLA BERSINAR.

“ Inget! Nggak ada orang yang boleh ngelawan perkataan gue. Besok, Mama dan Papa kalian suruh datang. Kalo ada yang broken home atau Mama dan Papa kalian tidak bisa datang, datangkan siapa saja yang bisa datang. ” Gabriel menoleh pada Zahra. “ Suruh orang tua kalian menemui Kak Zahra. ”

“ Iya, kak. ”

“ Permisi. ”

***

“ CAKKAAAAAAAA.... ”

Shilla terbangun dari mimpi buruknya. Shilla sangat takut sehingga dia memeluk lututnya. Mungkin ini adalah mimpi sangat buruk yang dialami Shilla. Pertama kalinya Shilla memimpikan sosok seorang Cakka Kawekas Nuraga. Shilla sangat ketakutan dengan mimpi yang dialaminya. Keringat bercucuran turun mulai dari pelipisnya. Mimpi terburuk yang dialami seorang Ashilla Zahrantiara.
Shilla mengikat rambutnya yang terurai. Kemudian, Shilla meraih BB-nya dan langsung mengirimkan pesan singkat pada Cakka, kekasihnya.

To: Lopelope_Cakka

Kka, aku takut. Tolong ke rumahku.

++++++++++++++++++++++

Shilla benar-benar terlihat ketakutan dengan mimpi yang dialaminya itu. Shilla berharap tidak terjadi apa-apa pada Cakka maupun pada Casillas. Karena Shilla sayang mereka berdua. Dan Shilla tidak mau mereka mengalami hal buruk yang terjadi dimimpinya itu.

***

“ Broken home. Hahaha! Kasian deh lo. Udah broken home, anak tunggal pula lagi. Kasian banget. ” Rio menghapus keringatnya yang bercucuran. Panas terik menyengat ketika mereka dihukum.

Agni melirik tajam ke arah Debo. Agni hanya berharap Debo tidak membawa restu yang tidak didapatkannya. Agni merasa sangat malu dan kecewa dengan mantan kekasihnya itu. Bagaimana tidak?! Tega-teganya membuat Agni malu dengan membongkar semua yang terjadi terhadap diri Agni dan Rio. “ Udah deh! Jangan mulai berantem lagi kalo kalian semua nggak mau diskors dari sekolah ini. ”

Debo meraih HP Agni yang sedikit terlihat dikantongnya. “ Pinjem sebentar! Gue mau sms Deva. Soalnya HP gue sama Ify udah hancur. ”

Debo membuka kunci tombol yang melindungi HP Agni. Debo melotot ketika melihat wallpaper HP Agni. Foto Agni bersama Rio. Debo tak memperdulikan hal itu.

To: mantansahabat_D E V A

Eh, Dev, gue minta maaf soal tadi. Terus, gue minta lo jagain Ify. Jangan ada satu orangpun yang berani deketin Ify. Thank’s.

++++++++++++

Debo mengembalikan HP Agni dengan senyum yang mengembang diwajahnya. “ Thank’s. ”

Agni meraih HPnya dan memasukkannya ke dalam kantong. “ Sama-sama. ”

“ Alviinn... ”

Alvin menoleh ke arah Rio. “ Apaan sih lo, Yo? Manggil-manggil gue terus. Seneb gue tau! ”

“ Lo tega ngomong gitu sama gue, Vin? Lo tega? Lo nggak mikirin perasaan gue.”

“ Males gila gue mikirin perasaan lo. Nggak banget deh! ” balas Alvin. “ Mendingan gue mikirin perasaan Sivia daripada lo. Orang nggak jelas! ”

” GUE SUKA SAMA LO, ALVIN! GUE SUKA SAMA LO. ” Rio menghadap ke arah Alvin. “ Lo tega nyakitin perasaan gue. Gue kecewa sama lo, Vin! ”

Alvin cengo dan tak percaya dengan semua yang dilontarkan Rio. Alvin tidak pernah mengira bahwa Rio akan seperti ini. Agni pun demikian. Agni terlihat kecewa dengan Rio.

“ Rio... Jadi lo... ”

***

“  Apa? C...c...casillas kecelakaan? Cakka koma? ” Shilla menahan air matanya agar tidak tumpah saat menerima telepon dari rumah sakit. “ Baik, saya akan segera kesana. ”

Shilla dengan segera beranjak dari tempat tidurnya dan langsung mengambil kunci mobilnya. Shilla sangat khawatir dengan kondisi kekasih dan anak angkatnya itu. Shilla tidak tahu bahwa mimpi buruknya benar-benar menjadi kenyataan. Cakka dan Casillas celaka. Itulah mimpi buruk yang dialami Shilla. Shilla berharap semoga mereka tidak apa-apa.

@RS Puri Raharja

“ Sus, suster. Pasien yang bernama Cakka sama Casillas ada dimana? ”

“  Sebentar, suster cek dulu. ” suster itu mengecek nama-nama pasien yang masuk. “ Cakka kawekas Nuraga dan Casillas Casillosta ada di ruang UGD. Kondisinya sangat memprihatinkan. ”

“ Makasih, sus. ”

Shilla dengan segera berlari menuju ruang UGD. Shilla sangat khawatir dengan kondisi Cakka dan Casillas. Shilla tidak mau mimpi buruknya benar-benar terjadi. Shilla tidak mau sampai terjadi.

@UGD

“ Cakka... ”

“ Maaf, anda siapanya pasien? ” tanya Dokter. “ Apa anda salah satu keluarga pasien? ”

“ Saya istrinya, Dok. ” ucap Shilla. “ Saya ingin melihat kondisi mereka. ”

” ehm, mari ikut sebentar. ” ajak Dokter itu.

Shilla mengangguk dan mengikuti Dokter itu. Shilla hanya berharap kondisi Cakka dan Casillas akan baik-baik saja.

” Apa? Casillas lumpuh dan harus segera dioperasi, Dok? ” Shilla terkejut ketika mendengar perkataan Dokter itu.

“ Iya, Casillas harus segera dioperasi. Jika tidak, maka terpaksa kakinya harus diamputasi. ” jawab Dokter itu. “ Dan benturan keras yang dialami Cakka menyebabkan dia koma. Dan belum bisa ditentukan kapan Cakka akan tersadar dari komanya. ”

“ Kira-kira berapa total biaya semuanya, Dok? ”

” 50 juta. Dan secepatnya harus dibayar apabila anda ingin suami dan anak anda selamat. ”

” 50 juta? ”

TO BE CONTINUED...