Minggu, 17 April 2011

Berawal Dari MOS-Part 38

Part 38: SANG MANTAN

*********************************************************************************************

Deva mendengus kesal. Deva merasa bahwa dirinya telah dinomor duakan oleh Acha. Acha mungkin lebih mementingkan Ozy dimata Deva. Deva vs Ozy? Mungkin perang dunia ketiga akan dimulai.

“ Maaf. Nggak maksud. ”

“ Kamu ketahuan pacaran lagi dengan cowok namanya Ozy. ” Deva bersenandung ria disamping Acha.

“ hah? Ozy pacaran sama siapa? ” tanya Acha.

Deva menepuk jidatnya. “ Pacaran sama monyet! ”

“ Hah?! Ozy lebih milih pacaran sama monyet daripada manusia? Ozy keterlaluan! ”

“ Aku heran deh sama cewek. Bisa-bisanya gitu dia nyebut nama SANG MANTAN didepan cowoknya sendiri. Bahkan cewek itu sama sekali nggak mikirin sakitnya yang dirasain sama pacar cewek itu. ”

“ Siapa ya cewek yang setega itu sama pacarnya? ” tanya Acha.

“ Hmm… siapapun cewek itu. Dia udah bikin pacarnya kesel dan sakit hati. Ceweknya nggak mikirin perasaan cowoknya. ” deva menopang dagunya. “ Sakit pasti rasanya kalo ada cewek yang setega itu sama cowoknya. ”

“ Emang siapa sih cewek itu, Dev? ”

“ Cewek itu adalah elo, Cha! Nyadar diri dong. ” J

“ hah?! Cewek itu bego? Ya ampun! Udah bego malah tega-teganya dia nyakitin perasaan cowoknya. Bener-bener cewek bego. ” Acha menggeleng-gelengkan kepalanya.

“ Iya, saking begonia sampai dia nggak sadar sama dirinya sendiri. Emang dasar cewek bego! ” Deva mendengus kesal. “ Nggak pernah bisa nyambung sama topic pembicaraan. Dan harusnya cewek itu tau bahwa cowoknya sayang banget sama dia. ”

“ Lo ngomongin gue? ”

Deva mengangguk. “ Iya, biar lo sadar kalo gye itu sayang banget sama lo, Cha. Jadi, jangan pernah lo sebut nama Ozy lagi didepan gue. Karena gue nggak suka ada cewek yang kayak gitu. ”

“ Maaf. ” Acha menunduk. “ Aku ngerasa sesuatu yang buruk terjadi sama Ozy. Emang aku salah kalo khawatir sama mantan aku sendiri? Emang salah kalo aku sebut nama Ozy? ”

“ Jelas salahlah! Lo nyebut nama Ozy di depan gue. Gue ini pacar lo, Cha! Ngerti dong. ”

“ Jadi lo pacar gue? ” tanya Acha.

“ Mulai deh begonya. ” Deva melipat kedua tangannya didada. “ Jelaslah gue pacar elo, Acha. ”

“ Emang kapan kita jadian? Kok gue nggak pernah tau kalo kita jadian? ” Acha mengerutkan dahinya. “ Gue bahkan nggak inget tuh kapan elo nembak gue. ”

“ Gue nembak elo tanggal 14 februari 2011 jam 3 sore didepan Jalan Ciungwanara. Dan sekarang udah 3 bulan 1 haru lamanya. Lo lupa? ”

“ Lupa-lupa inget. Waktu itu lo cium gue kan? ” tanya Acha.

“ Waktu gue tenggelemin lo disungai. ” jawab Deva kesal.

“ What?! Emang kapan lo pernah cerburin gue ke sungai, Dev? Emang dimana ada sungai? Perasaan nggak ada sungai deh. ”

“ ACHAAAAA… ” Deva mengacak-acak rambut Acha saking emosinya menghadapi kekasihnya itu. Sungguh sangat sulit bagi dirinya memiliki kekasih seperti Acha. Bikin ribet dan menyusahkan banyak orang.

“ Ih, rambut aku rusak! Susah buat natanya tau. Bikin kesel aja. ” Acha memanyunkan bibirnya beberapa cm. kali ini Acha benar-benar kesal menghadapi Deva.

“ Ngambek nih? Seharusnya kan gue yang ngambek. ”

“ KITA PUTUS! ” bentak Acha.

Deva cengo dan tak percaya dengan apa yang diucapkan Deva barusan. “ What?! Putus? You crazy? ” Deva menyentuh tangan Acha.

“ Don’t touch me! I hate you boy. ” Acha beranjak pergi meninggalkan Deva.

“ Acha, don’t leave me alone. ”

“ Whatever you say! ” teriak Acha dari kejauhan.

Deva mendengus kesal. Cukup sudah emosinya terkumpul dan seakan ingin meluapkan semua emosinya itu. Namun, apa yang bisa dilakukan Deva? Deva menyesal karena telah membuat Acha membenci dirinya. Dan kini, Deva masuk dalam daftar nama SANG MANTAN Acha.

“ ACHAA, gue cinta sama elo. ” teriak Deva.

“ WOY BERISIK! ”

Deva keluar dari kelas untuk mencari refreshing dan mencuci otaknya. Deva benarbenar stress dengan masalah yang dihadapinya. Belum lagi rasa penasarannya terhadap cewek yang menolongnya tempo hari.

BRUKK—

Deva menabrak seseorang yang berada dihadapannya.

“ Woy, jalan pakai mata dong. ” bentak Deva.

Cewek itu memandang Deva tajam. “ Kok lo yang sewot? Eh, yang nabrak gue itu elo! Bukannya gue yang nabrak lo. Dasar cowok bego. ”

“ Eh, elo bukannya yang nolongin gue waktu itu? ” tanya Deva.

“ Idih, pede gila lo! Bukannya minta maaf malah ngalihin topic pembicaraan. Nggak banget deh. ”

Deva mendorong cewek dihadapannya itu. “ Songong banget lo jadi cewek! Tau gitu gue nggak perlu ditolongin sama cewek songong kayak lo. ”

“ Idih, najis kali ya nolongin elo. Mendingan juga gue nolongin monyet daripada elo. ” Cewek itu beranjak dari pandangan Deva dan pergi menjauh.

“ CEWEK SINTING, GILA, SARAP! Awas lo kalo ketemu lagi. Gue abisin lo disini. ” teriak Deva.

“ TERSERAH LO! ”

Deva semakin gila dibuat hari ini. Masalah Acha belum kelar malah muncul lagi cewek resek dan songong itu dihadapan Deva. Padahal, seingat Deva dia adalah cewek yang menolongnya tempo hari. Namun, cewek itu tidak mau mengaku pada dirinya. Deva pun semakin bingung dengan semua ini.

*********************************************************************************************

“ Hiks… hiks… Acha bego! Kenapa lo mesti putusin cowok semanis Deva karena kepikiran Ozy? Sadar Cha. Ozy udah jadi milik cewek lain. Lo jangan ngarepin cintanya Ozy lagi, Cha. ” Acha menangisi penyesalannya. Acha menyesal karena telah memutuskan hubungannya dengan Deva. Mengapa penyesalan selalu datangnya belakangan? Hmm… memang penyesalan selalu datang diakhir. Itulah yang kini dirasakan Acha. Memutuskan hubungannya dengan Deva hanya karena kepikiran dengan Ozy, SANG MANTAN. Dimanakah Ozy berada saat ini? Apakah dia baik-baik saja? Itu yang sedang dipikirkan Acha.

“ Ozy, dimana kamu sekarang? Aku kangen sama kamu, Zy. Andai saja dulu aku bisa jelasin kalo Nyopon itu sepupu aku bukan selingkuhanku. Pasti semuanya nggak akan seperti ini. Aku emang cewek bego. Emang panteslah Deva bilang aku ini cewek bego. Karena aku emang cewek yang bego. Yang suka sia-siain cowok yang udah bener-bener sayang sama aku. Nyesel banget rasanya harus memutuskan hubunganku dengan Deva. Hmm… ”

“ Belum terlambat untuk semuanya. ”

Acha menoleh ke sumber suara itu dan langsung kaget melihat sosok yang ada dihadapannya itu.