Kamis, 24 Februari 2011

Berawal dari MOS--Part 23

Salam penulis :)
Like+coment ya...

***

Ify mendorong Dimas perlahan. Bagi Ify, pertanyaan Dimas sangat tidak penting dipikirannya. Ify benar-benar tidak bisa menerima Dimas lagi dihatinya. Hatinya sudah terlalu hancur selama ini karena penghianatan Dimas. Disaat Ify benar-benar sayang dengan Dimas, tega-teganya Dimas menyakiti Ify. Selingkuh dengan Nabila. Entah mengapa, firasat Ify memang sangat yakin bahwa Dimas yang berada dihadapannya benar-benar selingkuh. Memang, sulit Ify mempercayai perkataan seseorang yang belum ada buktinya. Tapi, Ify yakin bahwa semua ini benar adanya dan tanpa rekayasa dari teman Dimas.
” Aku udah dimiliki orang lain, Dim. Aku pacarnya Debo. ” Ify memberanikan diri menatap Dimas. Dimas merasa kurang yakin dengan perkataan Ify. Debo yang sedaritadi tak mengerti topik pembicaraan langsung kaget mendengar ucapan Ify. Ify menundukkan kepalanya karena ucapan yang dikatakannya. Ify benar-benar bingung menghadapi Dimas saat ini.

” Pacarnya Debo? ” Dimas nampak mengerutkan dahinya karena ucapan Ify. Dimas berpikir bahwa bagaimana mungkin Debo bisa menjadi pacar Ify? Sedangkan selama ini, Ify masih dengan Dimas. Hanya karena permasalahan saja hubungan Dimas dengan Ify harus berakhir. Debo sedaritadi hanya garuk-garuk kepala karena sama sekali tak mengerti semua topik yang dibicarakan Ify bersama Dimas.

” Maksudnya apa ya? Gue sama sekali nggak ngerti sama ucapan kalian berdua. ” Debo akhirnya angkat bicara. Debo memang sama sekali tak mengerti dengan maksud perkataan Ify yang bilang bahwa dia adalah pacar Ify. Debo sangat bingung dengan dua orang yang ada dihadapannya itu.

” Lo macarin Ify? Lo mau nyari ribut ya sama gue? ” Dimas mengepalkan tangannya dan menarik kerah baju Debo. Dimas sangat emosi dengan semua permasalahan yang terjadi. Apalagi, Dimas tak menyangka bahwa Debo adalah pacar Ify. Karena... Setahu Dimas, Debo itu pacaran dengan Aren.

” Dim, kamu jangan nyakitin Debo. Aku yang salah atas semua ini. Debo sama sekali nggak tau apa-apa. Plis, kamu pergi, Dim! Jangan ganggu aku lagi. ” Ify menjauhkan tangan Dimas dari kerah baju Debo. Ify ingin sekali Dimas pergi dari hadapannya. Ify ingin melupakan Dimas dari hidupnya untuk selamanya.

” Gue bener-bener nggak nyangka! Musuh gue pacaran sama cewek yang paling gue sayang. Gue akan tetap mempertahankan cinta gue ke Ify. Nggak ada satu orang pun didunia ini yang bisa gantiin Ify dihati gue. ” Dimas memandang Ify dan Debo.

***

” Sion, keluar deh. ” Sivia menatap Sion penuh ekspresi. Sion sedaritadi hanya tersenyum memandang Sivia yang ada dihadapannya. Sion memeluk Sivia. Sion sangat merindukan sosok Sivia selama ini. Sivia yang disayanginya.

” Ehm... Gue pergi ya. Ada urusan mendadak. ” Alvin daritadi merasa panas dengan Sion. Alvin sangat-sangat tidak suka dengan kehadiran Sion yang merusak hubungannya bersama Sivia.

” Vin... ” Sivia memandang Alvin. ” Kembali lagi ntar ya. ”

Alvin mengacungkan jempolnya lalu keluar dari kamar Sivia. Sion merasa sangat senang sekali dengan kepergian Alvin. Sion kembali memeluk Sivia lalu mencium kening Sivia dengan seenaknya.

” Sion... ”

” I Love You, Vi. ” Sion beranjak pergi meninggalkan Sivia sendirian dikamarnya. Sivia masih tak percaya dengan semuanya. Perasaannya menjadi tak karuan karena hadirnya Sion kembali.

Sion keluar dari kamar Sivia dan mengikuti jejak Alvin. Sion menaruh rasa curiga kepada Alvin. Sion takut Alvin akan menyakiti hati Sivia. Karena, Sion tidak suka ada cowok yang berani menyakiti orang yang dia cintai.
Sion terus berjalan mengikuti Alvin. Sesekali Alvin menoleh kebelakang. Alvin merasakan ada yang mengikutinya dari belakang.

” Woy, siapa disana? ” tanya Alvin. ” Paling cuma firasat gue aja. ”
Alvin meneruskan perjalanannya dihotel Idola. Sion kembali mengikuti Alvin perlahan-lahan dari belakang.
Alvin menghentikan langkahnya. Alvin melihat Zahra sibuk sendirian mengucek matanya. Alvin berjalan perlahan menghampiri Zahra.
Sion siap-siap melihat adegan yang terjadi.

” Hey kak, matanya kenapa? ” Alvin berdiri dihadapan Sivia. ” Jangan dikucek kak! Ntar merah. ”

” Kelilipan nih. ” Zahra sibuk mengucek-ngucek matanya.

” Aku tiupin ya kak. ” Alvin membungkukan badannya. Alvin meniup perlahan mata Zahra.

Ckreekkk...

” Send to Sivia. ”

***

Agni memeluk erat Rio. Agni merasa sangat nyaman disisi Rio.

” R..rio... Makasih ya. Lo udah nenangin gue. ”

Rio tersenyum manis ke arah Agni. Rio merasa lega saat ini. Agni bisa lebih tenang dari sebelumnya. Tapi, Rio masih merasa bersalah atas perbuatan yang dilakukannya. Rio benar-benar bersalah karena menghancurkan hubungan Agni dengan Debo. Bagi Rio, mungkin percuma menyatakan perasaannya saat ini. Agni masih menyimpan rasa sayangnya ke Debo. Jadi, kecil harapan Rio untuk memiliki Agni.

” Gue masih sayang banget sama Debo. ” Agni melonggarkan pelukannya. ” Debo itu lain dari semua cowok yang gue kenal. Gue sayang banget sama Debo. ”

Hati Rio tersayat-sayat silet yang tajam(?) ketika mendengar perkataan Agni. Entah mengapa hatinya terasa sangat sakit ketika mendengar Agni menyebut nama Debo. Rio terdiam. Terdiam membisu karena mendengar ucapan Agni.

” Kok diem, Yo? Gue ada salah ngomong ya sampai nyakitin perasaan lo? ” tanya Agni. Agni memandang Rio.

” Iya, ada kata-kata yang nyakitin hatiku. ” Rio mengeluarkan isi hatinya. Rio benar-benar ingin Agni sadar bahwa cowok yang dicari selama ini ada dihadapannya.

” Hah? ” Agni menatap Rio. Agni tidak mengerti sama sekali maksud ucapan Rio barusan.

***

5menit berlalu. Deva memandang Acha. Acha sedaritadi hanya memandang Deva bingung.

” Udah 5 menit. Gimana Cha? ”

” Heh... Gimana apanya, Dev? Emang lo ngomong apa? ” Acha nampak bingung dengan Deva. Acha tidak mengerti dengan ucapan Deva. Acha daritadi hanya bengong dan terdiam memandang Deva penuh dengan tanda tanya.

”  Ya ampun... Rugi gue ngomong semuanya. Sialan! Kapan sih lo bisa bener-bener nyambung, Cha? ” Emosi Deva nampak meluap-luap menghadapi cewek dihadapannya itu. Deva merasa sangat kesal dengan Acha. Bagaimana tidak kesal? Masalahnya, Deva rugi mengatakan semuanya ke Acha.

” Ompong? Lo ompong, Dev? Ngapain lo nyebut ompong? ” Acha kembali dengan tingkahnya yang lola. Batas kesabaran Deva sudah mencapai stadium akhir karena Acha.

” Huh... Nyebelin banget lo! ” dengus Deva kesal.

***

” GUE BENCI SIVIA! DIA NGEREBUT ALVIN DARI GUE! ” kata Shilla pada Cakka. Cakka cengo memandang Shilla. Cakka tak menyangka bahwa Shilla menyukai Alvin.

” Jadi, lo suka sama Alvin? ”

” Iya, gue suka sama Alvin. ”

bersambung...

- Dimas... Ga selesai juga..
- AlVia kacau nih bakalan.. Sionsion...
- RioNi.. Hadeeh agniii..
- DeCha... Acha lola lagi nih..
- CakShill? Nah loh.. Shilla...

Tunggu selanjutnya..

Berawal dari MOS--Part 22

Salam penulis :)

**

Debo memandang Dimas penuh kebencian. Masih terlintas dipikirannya kejadian disaat masa-masa SMPnya bersama Dimas. Debo sangat benar-benar tak menyukai Dimas. Debo keheranan pada Ify, bisa-bisanya cowok playboy kayak Dimas dijadiin kekasih oleh Ify. Padahal, masih banyak cowok didunia yang lebih baik dari Dimas. Tapi, bagi Ify, Dimas tetap cowok perfect dimatanya.

Dimas berjalan menghampiri Ify. Ia terdiam memandangi Ify sambil tersenyum. Pandangannya beralih senyuman licik ke arah musuh bebuyutannya sejak SMP, Debo. Dimas dari dulu sangat tidak suka dengan tingkah Debo.

”  Hey, sayang. ” Dimas memeluk Ify. Ify terdiam membisu dalam pelukan Dimas. Dimas benar-benar merindukan pelukannya ke Ify. Dimas semakin mempererat pelukannya ke Ify.

” Aku kangen kamu, Fy. ” Dimas membelai rambut Ify. Debo sedaritadi melihat adegan yang tak ingin dilihat dihadapannya. Debo benar-benar tak menyangka bahwa akan bertemu lagi dengan musuh bebuyutannya selama ini. Senyuman kecut diarahkan ke Dimas. Entah mengapa hatinya terasa aneh saat melihat Dimas memeluk Ify dengan sangat erat.

” Aku udah lupain kamu. Kenapa kamu mesti kembali lagi menghampiriku? Kenapa Dimas? ” Ify menatap Dimas. Dimas perlahan melonggarkan pelukannya ke Ify. Dimas ikut menatap mata Ify. Tatapan penuh rindu. Rindunya selama ini ke Ify.

” Aku masih sayang sama kamu, Fy. Kembali sama aku, Fy. Aku nggak sanggup kehilangan kamu. Aku bener-bener ga ada selingkuh sama Nabila. Nabila itu cuma temen sekolah aku, Fy. Aku mohon, kembali lagi sama aku. ” Dimas dengan tatapan memelas memandang Ify. Ify menjadi sangat bingung dengan cowok yang ada dihadapannya. Ify menoleh ke arah Debo dan berharap Debo memberikan isyarat yang tepat untuk membalas perkataan Dimas. Memang, Ify masih sayang dengan Dimas. Akan tetapi, Ify mencoba menutup hatinya untuk Dimas. Ify merasa benar-benar sakit hati dengan tingkah laku Dimas.

Debo menggelengkan kepalanya pada Ify. Ify mengerti maksud isyarat Debo. Bagi Ify, inilah saat yang tepat untuk benar-benar melupakan Dimas dari hidupnya untuk selamanya. Ify benar-benar tak sanggup apabila harus berhadapan terus dengan Dimas. Karena, rasa sayang itu masih ada. Rasa sayang dan cinta Ify kepada Dimas.

” Maaf, aku nggak bisa melakukan semua ini. Aku udah lupain semua tentang kita. Aku nggak sanggup harus seperti ini lagi, Dimas. Sudah cukup! Hatiku benar-benar sangat kecewa dengan kamu. Aku tidak bisa menerima kamu dihatiku lagi. Karena sekarang, aku sudah memiliki yang lain. ” Ify menunduk dan tak kuasa menatap wajah Dimas. Air mata perlahan-lahan jatuh membasahi pipi Ify. Ify benar-benar tak bisa melihat sosok Dimas kembali lagi disisinya. Semua kenangan Ify bersama Dimas harus dihapuskan dari pikiran Ify.

” Siapa? Siapa orang itu? ” Dimas merasa tidak suka dengan ucapan Ify barusan. Dimas sungguh-sungguh masih sangat menyayangi dan mencintai Ify. Sulit bagi Dimas untuk melupakan Ify dari hidupnya.

Debo hanya menyaksikan perselisihan yang terjadi diantara Ify-Dimas. Debo tak mengerti dengan perselisihan yang sedang dihadapi Ify dan Dimas. Dimas tetap bersikukuh mempertahankan cinta dan sayangnya pada Ify. Padahal, Ify sudah benar-benar ingin melupakan Dimas dari hidupnya.

***

Sion tidak pergi dari kamar Sivia. Ia mengintip dari lubang pintu. Sion menggerutu kesal melihat adegan yang akan terjadi didepan matanya. Alvin mulai mendekati Sivia perlahan-lahan. Sion dengan penuh esmosi membuka pintu kamar Sivia.

Braakkk

Sion menghampiri Alvin dan Sivia. Alvin dengan penuh emosi berdiri dihadapan Sion. Ingin rasanya Alvin menghabiskan sekaligus cowok yang ada dihadapannya ini. Alvin tak ingin Sivia direbut oleh Sion. Kali ini, Alvin benar-benar menyayangi Sivia dengan setulus hatinya dan takkan membiarkan satu orang pun menyakiti perasaan kekasihnya itu.
Sion memandang Alvin dari ujung kaki ke ujung kepala. Sion mendorong Alvin perlahan sambil tersenyum kecut. Sivia berdiri tepat dihadapan Sion.

” Jangan pernah lo sentuh cowok gue! ” Sivia menatap Sion dengan penuh emosi. Perasaannya tak bisa digambarkan saat ini. Dalam hati Sivia, masih ada sisa-sisa rasa sayangnya kepada Sion. Jujur, tatapan Sion membuat Sivia menjadi tak karuan. Sivia menjadi tak ingin marah-marah karena tatapan Sion.

” Apa sih kelebihannya Alvin dibandingkan dengan gue, Vi? Alvin itu baru kenal sama lo. Sedangkan gue? Lo udah lama kenal gue, Vi. Maafin kesalahan masa lalu gue. Gue pengen kita ngulang semuanya dari awal. Please, I heart you, Sivia. ” Sion memegang tangan Sivia. Hati Sivia semakin menjadi tak karuan karena Sion. Hati Sivia dag dig dug seerr(?) ketika tangan Sion menyentuh tangannya.

” I'm sorry. I can't. ” Sivia menghempaskan tangan Sion secara perlahan. Sivia menunduk dan air matanya menetes. Masih tersimpan dimemori Sivia tentang kejadian setahun yang lalu. Kejadian disaat Sion meninggalkan dirinya karena pertunangan dengan Aren. Sivia masih benar-benar terpukul dengan kejadian itu. Karena kejadian itu, Sivia ingin melupakan Sion selamanya dari hidupnya. Tapi... Sion kembali kehidupnya. Kembali menganggu hubungannya bersama Alvin.

***

Agni masih menangis dihalaman hotel. Rio merangkul Agni. Rio benar-benar merasa bersalah dan terlalu berlebihan dengan perbuatan yang Ia lakukan. Agni masih menangis. Agni sangat tidak ingin kehilangan sosok Debo dihatinya. Agni masih sangat menyayangi Debo.

” Ag, udah... ” Rio menenangkan Agni. Rio tak tega melihat mata Agni yang mulai bengkak akibat kebanyakan menangis. Rio sangat tidak tega. Agni tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun karena menangis. Rio memeluk Agni. Agni masih tetap menangis. Rio bingung dan tak tahu apa yang harus dilakukannya terhadap Agni.

” Ag, maafin gue. Gue ga tau kalo kejadiannya bakal seperti ini. ” Rio membelai rambut Agni. Agni tak memperdulikan ucapan Rio. Agni masih tetap menangis dipelukan Rio. Rio semakin mempererat pelukannya pada Agni. Isak tangis Agni semakin menjadi-jadi. Rio menjadi semakin kebingungan dengan cewek yang dipeluknya itu.

” R...riioo... B..balikin Debo. ” suara Agni nyaris tak terdengar ditelinga Debo. Suara Agni bergetar akibat menangis. Rio merasa sangat bersalah karena menghancurkan kebahagiaan Agni.

’ Gue bodoh! Seharusnya nggak gini caranya ngehancurin hubungan Agni sama Debo. Ya Tuhan, nyesel banget. Gue ga tega liat Agni nangis terus-terusan karena Debo. Apa yang harus aku lakukan? Aku bingung banget. ’ batin Rio sambil membelai rambut Agni. Agni masih terisak-isak dalam pelukan Rio.

***

Acha memeluk Deva. Acha merasa bersalah pada Deva. Deva terdiam dan membalas pelukan Acha.

” Cha... ”

” Maafin aku, Dev. Maaf. ” Acha semakin mempererat pelukannya ke Deva. Deva bingung dengan tingkah cewek dihadapannya yang tiba-tiba berubah seperti ini.

” Kamu kenapa Cha? Kok tiba-tiba kayak gini? ” Deva membelai rambut Acha. ” Kerasukan setan apa? ”

” Heh? Rotan? Ngapain kamu nyari rotan, Dev? Emang rotan dipakai buat apa? Kenapa kamu nyari rotannya sa~~ ” Deva membekap mulut Acha. Deva benar-benar sangat jengkel kali ini dengan tingkah Acha.

” Plis! Stop, Cha. Gue capek. ” keluh Deva.

” Stop? Stop buat apa? ”

” TOLONG NYAMBUNG KALI INI AJA. ” mohon Deva sambil sedikit berteriak di telinga Acha. Acha mengangguk perlahan.

” Iya, lo mau ngomong apa? Ngomong aja sekarang. Entar keburu gue ga nyambung. ”

” Gue... Gue suka sama lo, Cha. Jujur, gue suka banget sama sifat lo yang ga nyambung itu. ” Deva memegang tangan Acha. Acha cengo dan tak percaya dengan ucapan Deva barusan.

” Lo ngomong serius? ”

” Gue serius, Acha. Lo tinggal jawab, mau ga jadi pacar gue? Tinggal jawab YA atau NGGAK. ” Deva mengelus-elus tangan Acha. Acha jadi salting sendiri menghadapi Deva yang ada dihadapannya itu. Acha bingung harus menjawab apa pada Deva. Acha masih sayang pada mantan kekasihnya sehingga dia tidak ingin mencari penggantinya. Tapi, Acha merasa nyaman bila bersama Deva. Acha benar-benar bingung saat ini. *terima ga nih? #nanyapembaca*.

” Gimana, Cha? ”

” Hmm... Kasih gue waktu buat mikir ya, Dev. ” jawab Acha.

” Waktu sampai kapan? ”

” Hmm... 5menit aja yah. ”

” Ya udah. ”

***

” Gue anggap semuanya ga ada!! Gue capek dengan pasangan Pangeran-Putri yang nggak jelas asal usulnya. ” Cakka memandang Shilla. Shilla terdiam dan mencerna kata-kata Cakka.

” Hmm... Iya juga sih. Gue sebenernya juga males sama semua ini, Kka! Karena gue ga bisa liat Alvin terus-terusan sama Sivia. ”

” Sivia?! ”

bersambung lalala...

- Dimas dimas...
- Sion..sion...
- DeCha? Acha ga lemot.. Yeyeye...
- RioNi.. Kasian Agni :(
- CakShill? Kok shilla alvin? --''

tunggu selanjutnya...