Salam penulis :)
Like+coment ya...
***
Ify mendorong Dimas perlahan. Bagi Ify, pertanyaan Dimas sangat tidak penting dipikirannya. Ify benar-benar tidak bisa menerima Dimas lagi dihatinya. Hatinya sudah terlalu hancur selama ini karena penghianatan Dimas. Disaat Ify benar-benar sayang dengan Dimas, tega-teganya Dimas menyakiti Ify. Selingkuh dengan Nabila. Entah mengapa, firasat Ify memang sangat yakin bahwa Dimas yang berada dihadapannya benar-benar selingkuh. Memang, sulit Ify mempercayai perkataan seseorang yang belum ada buktinya. Tapi, Ify yakin bahwa semua ini benar adanya dan tanpa rekayasa dari teman Dimas.
” Aku udah dimiliki orang lain, Dim. Aku pacarnya Debo. ” Ify memberanikan diri menatap Dimas. Dimas merasa kurang yakin dengan perkataan Ify. Debo yang sedaritadi tak mengerti topik pembicaraan langsung kaget mendengar ucapan Ify. Ify menundukkan kepalanya karena ucapan yang dikatakannya. Ify benar-benar bingung menghadapi Dimas saat ini.
” Pacarnya Debo? ” Dimas nampak mengerutkan dahinya karena ucapan Ify. Dimas berpikir bahwa bagaimana mungkin Debo bisa menjadi pacar Ify? Sedangkan selama ini, Ify masih dengan Dimas. Hanya karena permasalahan saja hubungan Dimas dengan Ify harus berakhir. Debo sedaritadi hanya garuk-garuk kepala karena sama sekali tak mengerti semua topik yang dibicarakan Ify bersama Dimas.
” Maksudnya apa ya? Gue sama sekali nggak ngerti sama ucapan kalian berdua. ” Debo akhirnya angkat bicara. Debo memang sama sekali tak mengerti dengan maksud perkataan Ify yang bilang bahwa dia adalah pacar Ify. Debo sangat bingung dengan dua orang yang ada dihadapannya itu.
” Lo macarin Ify? Lo mau nyari ribut ya sama gue? ” Dimas mengepalkan tangannya dan menarik kerah baju Debo. Dimas sangat emosi dengan semua permasalahan yang terjadi. Apalagi, Dimas tak menyangka bahwa Debo adalah pacar Ify. Karena... Setahu Dimas, Debo itu pacaran dengan Aren.
” Dim, kamu jangan nyakitin Debo. Aku yang salah atas semua ini. Debo sama sekali nggak tau apa-apa. Plis, kamu pergi, Dim! Jangan ganggu aku lagi. ” Ify menjauhkan tangan Dimas dari kerah baju Debo. Ify ingin sekali Dimas pergi dari hadapannya. Ify ingin melupakan Dimas dari hidupnya untuk selamanya.
” Gue bener-bener nggak nyangka! Musuh gue pacaran sama cewek yang paling gue sayang. Gue akan tetap mempertahankan cinta gue ke Ify. Nggak ada satu orang pun didunia ini yang bisa gantiin Ify dihati gue. ” Dimas memandang Ify dan Debo.
***
” Sion, keluar deh. ” Sivia menatap Sion penuh ekspresi. Sion sedaritadi hanya tersenyum memandang Sivia yang ada dihadapannya. Sion memeluk Sivia. Sion sangat merindukan sosok Sivia selama ini. Sivia yang disayanginya.
” Ehm... Gue pergi ya. Ada urusan mendadak. ” Alvin daritadi merasa panas dengan Sion. Alvin sangat-sangat tidak suka dengan kehadiran Sion yang merusak hubungannya bersama Sivia.
” Vin... ” Sivia memandang Alvin. ” Kembali lagi ntar ya. ”
Alvin mengacungkan jempolnya lalu keluar dari kamar Sivia. Sion merasa sangat senang sekali dengan kepergian Alvin. Sion kembali memeluk Sivia lalu mencium kening Sivia dengan seenaknya.
” Sion... ”
” I Love You, Vi. ” Sion beranjak pergi meninggalkan Sivia sendirian dikamarnya. Sivia masih tak percaya dengan semuanya. Perasaannya menjadi tak karuan karena hadirnya Sion kembali.
Sion keluar dari kamar Sivia dan mengikuti jejak Alvin. Sion menaruh rasa curiga kepada Alvin. Sion takut Alvin akan menyakiti hati Sivia. Karena, Sion tidak suka ada cowok yang berani menyakiti orang yang dia cintai.
Sion terus berjalan mengikuti Alvin. Sesekali Alvin menoleh kebelakang. Alvin merasakan ada yang mengikutinya dari belakang.
” Woy, siapa disana? ” tanya Alvin. ” Paling cuma firasat gue aja. ”
Alvin meneruskan perjalanannya dihotel Idola. Sion kembali mengikuti Alvin perlahan-lahan dari belakang.
Alvin menghentikan langkahnya. Alvin melihat Zahra sibuk sendirian mengucek matanya. Alvin berjalan perlahan menghampiri Zahra.
Sion siap-siap melihat adegan yang terjadi.
” Hey kak, matanya kenapa? ” Alvin berdiri dihadapan Sivia. ” Jangan dikucek kak! Ntar merah. ”
” Kelilipan nih. ” Zahra sibuk mengucek-ngucek matanya.
” Aku tiupin ya kak. ” Alvin membungkukan badannya. Alvin meniup perlahan mata Zahra.
Ckreekkk...
” Send to Sivia. ”
***
Agni memeluk erat Rio. Agni merasa sangat nyaman disisi Rio.
” R..rio... Makasih ya. Lo udah nenangin gue. ”
Rio tersenyum manis ke arah Agni. Rio merasa lega saat ini. Agni bisa lebih tenang dari sebelumnya. Tapi, Rio masih merasa bersalah atas perbuatan yang dilakukannya. Rio benar-benar bersalah karena menghancurkan hubungan Agni dengan Debo. Bagi Rio, mungkin percuma menyatakan perasaannya saat ini. Agni masih menyimpan rasa sayangnya ke Debo. Jadi, kecil harapan Rio untuk memiliki Agni.
” Gue masih sayang banget sama Debo. ” Agni melonggarkan pelukannya. ” Debo itu lain dari semua cowok yang gue kenal. Gue sayang banget sama Debo. ”
Hati Rio tersayat-sayat silet yang tajam(?) ketika mendengar perkataan Agni. Entah mengapa hatinya terasa sangat sakit ketika mendengar Agni menyebut nama Debo. Rio terdiam. Terdiam membisu karena mendengar ucapan Agni.
” Kok diem, Yo? Gue ada salah ngomong ya sampai nyakitin perasaan lo? ” tanya Agni. Agni memandang Rio.
” Iya, ada kata-kata yang nyakitin hatiku. ” Rio mengeluarkan isi hatinya. Rio benar-benar ingin Agni sadar bahwa cowok yang dicari selama ini ada dihadapannya.
” Hah? ” Agni menatap Rio. Agni tidak mengerti sama sekali maksud ucapan Rio barusan.
***
5menit berlalu. Deva memandang Acha. Acha sedaritadi hanya memandang Deva bingung.
” Udah 5 menit. Gimana Cha? ”
” Heh... Gimana apanya, Dev? Emang lo ngomong apa? ” Acha nampak bingung dengan Deva. Acha tidak mengerti dengan ucapan Deva. Acha daritadi hanya bengong dan terdiam memandang Deva penuh dengan tanda tanya.
” Ya ampun... Rugi gue ngomong semuanya. Sialan! Kapan sih lo bisa bener-bener nyambung, Cha? ” Emosi Deva nampak meluap-luap menghadapi cewek dihadapannya itu. Deva merasa sangat kesal dengan Acha. Bagaimana tidak kesal? Masalahnya, Deva rugi mengatakan semuanya ke Acha.
” Ompong? Lo ompong, Dev? Ngapain lo nyebut ompong? ” Acha kembali dengan tingkahnya yang lola. Batas kesabaran Deva sudah mencapai stadium akhir karena Acha.
” Huh... Nyebelin banget lo! ” dengus Deva kesal.
***
” GUE BENCI SIVIA! DIA NGEREBUT ALVIN DARI GUE! ” kata Shilla pada Cakka. Cakka cengo memandang Shilla. Cakka tak menyangka bahwa Shilla menyukai Alvin.
” Jadi, lo suka sama Alvin? ”
” Iya, gue suka sama Alvin. ”
bersambung...
- Dimas... Ga selesai juga..
- AlVia kacau nih bakalan.. Sionsion...
- RioNi.. Hadeeh agniii..
- DeCha... Acha lola lagi nih..
- CakShill? Nah loh.. Shilla...
Tunggu selanjutnya..
Like+coment ya...
***
Ify mendorong Dimas perlahan. Bagi Ify, pertanyaan Dimas sangat tidak penting dipikirannya. Ify benar-benar tidak bisa menerima Dimas lagi dihatinya. Hatinya sudah terlalu hancur selama ini karena penghianatan Dimas. Disaat Ify benar-benar sayang dengan Dimas, tega-teganya Dimas menyakiti Ify. Selingkuh dengan Nabila. Entah mengapa, firasat Ify memang sangat yakin bahwa Dimas yang berada dihadapannya benar-benar selingkuh. Memang, sulit Ify mempercayai perkataan seseorang yang belum ada buktinya. Tapi, Ify yakin bahwa semua ini benar adanya dan tanpa rekayasa dari teman Dimas.
” Aku udah dimiliki orang lain, Dim. Aku pacarnya Debo. ” Ify memberanikan diri menatap Dimas. Dimas merasa kurang yakin dengan perkataan Ify. Debo yang sedaritadi tak mengerti topik pembicaraan langsung kaget mendengar ucapan Ify. Ify menundukkan kepalanya karena ucapan yang dikatakannya. Ify benar-benar bingung menghadapi Dimas saat ini.
” Pacarnya Debo? ” Dimas nampak mengerutkan dahinya karena ucapan Ify. Dimas berpikir bahwa bagaimana mungkin Debo bisa menjadi pacar Ify? Sedangkan selama ini, Ify masih dengan Dimas. Hanya karena permasalahan saja hubungan Dimas dengan Ify harus berakhir. Debo sedaritadi hanya garuk-garuk kepala karena sama sekali tak mengerti semua topik yang dibicarakan Ify bersama Dimas.
” Maksudnya apa ya? Gue sama sekali nggak ngerti sama ucapan kalian berdua. ” Debo akhirnya angkat bicara. Debo memang sama sekali tak mengerti dengan maksud perkataan Ify yang bilang bahwa dia adalah pacar Ify. Debo sangat bingung dengan dua orang yang ada dihadapannya itu.
” Lo macarin Ify? Lo mau nyari ribut ya sama gue? ” Dimas mengepalkan tangannya dan menarik kerah baju Debo. Dimas sangat emosi dengan semua permasalahan yang terjadi. Apalagi, Dimas tak menyangka bahwa Debo adalah pacar Ify. Karena... Setahu Dimas, Debo itu pacaran dengan Aren.
” Dim, kamu jangan nyakitin Debo. Aku yang salah atas semua ini. Debo sama sekali nggak tau apa-apa. Plis, kamu pergi, Dim! Jangan ganggu aku lagi. ” Ify menjauhkan tangan Dimas dari kerah baju Debo. Ify ingin sekali Dimas pergi dari hadapannya. Ify ingin melupakan Dimas dari hidupnya untuk selamanya.
” Gue bener-bener nggak nyangka! Musuh gue pacaran sama cewek yang paling gue sayang. Gue akan tetap mempertahankan cinta gue ke Ify. Nggak ada satu orang pun didunia ini yang bisa gantiin Ify dihati gue. ” Dimas memandang Ify dan Debo.
***
” Sion, keluar deh. ” Sivia menatap Sion penuh ekspresi. Sion sedaritadi hanya tersenyum memandang Sivia yang ada dihadapannya. Sion memeluk Sivia. Sion sangat merindukan sosok Sivia selama ini. Sivia yang disayanginya.
” Ehm... Gue pergi ya. Ada urusan mendadak. ” Alvin daritadi merasa panas dengan Sion. Alvin sangat-sangat tidak suka dengan kehadiran Sion yang merusak hubungannya bersama Sivia.
” Vin... ” Sivia memandang Alvin. ” Kembali lagi ntar ya. ”
Alvin mengacungkan jempolnya lalu keluar dari kamar Sivia. Sion merasa sangat senang sekali dengan kepergian Alvin. Sion kembali memeluk Sivia lalu mencium kening Sivia dengan seenaknya.
” Sion... ”
” I Love You, Vi. ” Sion beranjak pergi meninggalkan Sivia sendirian dikamarnya. Sivia masih tak percaya dengan semuanya. Perasaannya menjadi tak karuan karena hadirnya Sion kembali.
Sion keluar dari kamar Sivia dan mengikuti jejak Alvin. Sion menaruh rasa curiga kepada Alvin. Sion takut Alvin akan menyakiti hati Sivia. Karena, Sion tidak suka ada cowok yang berani menyakiti orang yang dia cintai.
Sion terus berjalan mengikuti Alvin. Sesekali Alvin menoleh kebelakang. Alvin merasakan ada yang mengikutinya dari belakang.
” Woy, siapa disana? ” tanya Alvin. ” Paling cuma firasat gue aja. ”
Alvin meneruskan perjalanannya dihotel Idola. Sion kembali mengikuti Alvin perlahan-lahan dari belakang.
Alvin menghentikan langkahnya. Alvin melihat Zahra sibuk sendirian mengucek matanya. Alvin berjalan perlahan menghampiri Zahra.
Sion siap-siap melihat adegan yang terjadi.
” Hey kak, matanya kenapa? ” Alvin berdiri dihadapan Sivia. ” Jangan dikucek kak! Ntar merah. ”
” Kelilipan nih. ” Zahra sibuk mengucek-ngucek matanya.
” Aku tiupin ya kak. ” Alvin membungkukan badannya. Alvin meniup perlahan mata Zahra.
Ckreekkk...
” Send to Sivia. ”
***
Agni memeluk erat Rio. Agni merasa sangat nyaman disisi Rio.
” R..rio... Makasih ya. Lo udah nenangin gue. ”
Rio tersenyum manis ke arah Agni. Rio merasa lega saat ini. Agni bisa lebih tenang dari sebelumnya. Tapi, Rio masih merasa bersalah atas perbuatan yang dilakukannya. Rio benar-benar bersalah karena menghancurkan hubungan Agni dengan Debo. Bagi Rio, mungkin percuma menyatakan perasaannya saat ini. Agni masih menyimpan rasa sayangnya ke Debo. Jadi, kecil harapan Rio untuk memiliki Agni.
” Gue masih sayang banget sama Debo. ” Agni melonggarkan pelukannya. ” Debo itu lain dari semua cowok yang gue kenal. Gue sayang banget sama Debo. ”
Hati Rio tersayat-sayat silet yang tajam(?) ketika mendengar perkataan Agni. Entah mengapa hatinya terasa sangat sakit ketika mendengar Agni menyebut nama Debo. Rio terdiam. Terdiam membisu karena mendengar ucapan Agni.
” Kok diem, Yo? Gue ada salah ngomong ya sampai nyakitin perasaan lo? ” tanya Agni. Agni memandang Rio.
” Iya, ada kata-kata yang nyakitin hatiku. ” Rio mengeluarkan isi hatinya. Rio benar-benar ingin Agni sadar bahwa cowok yang dicari selama ini ada dihadapannya.
” Hah? ” Agni menatap Rio. Agni tidak mengerti sama sekali maksud ucapan Rio barusan.
***
5menit berlalu. Deva memandang Acha. Acha sedaritadi hanya memandang Deva bingung.
” Udah 5 menit. Gimana Cha? ”
” Heh... Gimana apanya, Dev? Emang lo ngomong apa? ” Acha nampak bingung dengan Deva. Acha tidak mengerti dengan ucapan Deva. Acha daritadi hanya bengong dan terdiam memandang Deva penuh dengan tanda tanya.
” Ya ampun... Rugi gue ngomong semuanya. Sialan! Kapan sih lo bisa bener-bener nyambung, Cha? ” Emosi Deva nampak meluap-luap menghadapi cewek dihadapannya itu. Deva merasa sangat kesal dengan Acha. Bagaimana tidak kesal? Masalahnya, Deva rugi mengatakan semuanya ke Acha.
” Ompong? Lo ompong, Dev? Ngapain lo nyebut ompong? ” Acha kembali dengan tingkahnya yang lola. Batas kesabaran Deva sudah mencapai stadium akhir karena Acha.
” Huh... Nyebelin banget lo! ” dengus Deva kesal.
***
” GUE BENCI SIVIA! DIA NGEREBUT ALVIN DARI GUE! ” kata Shilla pada Cakka. Cakka cengo memandang Shilla. Cakka tak menyangka bahwa Shilla menyukai Alvin.
” Jadi, lo suka sama Alvin? ”
” Iya, gue suka sama Alvin. ”
bersambung...
- Dimas... Ga selesai juga..
- AlVia kacau nih bakalan.. Sionsion...
- RioNi.. Hadeeh agniii..
- DeCha... Acha lola lagi nih..
- CakShill? Nah loh.. Shilla...
Tunggu selanjutnya..