***
“Semuanya udah jelas, Iel.” Lirih Ify.
Gabriel mengangguk mantap. Ia juga sudah merasa jelas dengan semua penjelasan tentang Debo. Debo memiliki kenangan pahit di masa lalunya. Makanya dia bersikap dingin dan cuek terhadap cewek. Kalau sudah seperti itu, akan sulit bagi Ify untuk menjadikan Debo sebagai target yang berikutnya. Dan ditambah lagi, Ify tidak mungkin menyia-nyiakan Gabriel. Itu sangat tidak mungkin! Ify tidak mungkin menyiakan kesempatan untuk menjadi kekasih seorang model terkenal yang sedang naik daun. Gabriel Stevent Damanik.
“Tinggal satu yang belum jelas. Aku penasaran kenapa ceweknya Debo bisa bunuh diri,” ujar Ify.
Gabriel memicingkan matanya. Masih belum puas juga? Sungguh, ini terlalu! “Ya, kamu kan tau. Debo itu mantan playboy. Kali aja ceweknya itu tau dia selingkuh sama cewek lain. Makanya dia bunuh diri karena sakit hati sama sifat playboynya Debo.”
“Oh… iya, iya. Aku ngerti sekarang. Hmm, Iel, kamu marah ya aku cari tahu tentang Debo?”
“Menurutmu?” Gabriel tersenyum paksa.
Ify gelagapan. Ia memandang Gabriel sesaat lalu memalingkan kembali wajahnya. “Menurutku sikapmu itu berlebihan.” Jawab Ify dengan nada agak ketus.
“Hah? Apa kamu bilang? Coba ulangi sekali lagi!” Gabriel menghentikan langkahnya tepat dihadapan Ify. Gabriel tersenyum lebar lalu mencengkram kuat bahu Ify. “Ulangin perkataanmu coba, sayang!”
Wajah Ify seketika memucat. Ia menelan ludahnya dengan susah payah. Ia tahu, disinilah letak kelemahan Ify terhadap cowok. Ify terlalu lemah apabila cowok itu membentak atau melawan perkataan yang sudah ia lontarkan sebelumnya.
“Jawab dong, sayang!” ucap Gabriel sekali lagi sambil menyibak poni yang agak menutupi mata Ify.
“A-aku…itu…kamu…” Ify semakin memucat dan ketakutan. Ia sendiri nampak bingung harus melontarkan apa agar Gabriel bisa mempercayai ucapannya. Gabriel berbahaya!
Gabriel tersenyum kemudian merengkuh Ify ke dalam pelukannya. “Jangan coba-coba cari tau lagi tentang Debo. Atau kamu tau akibatnya.”
Ify membenamkan wajahnya di dada Gabriel. Ia mengangguk pasrah. Sungguh! Ify baru tahu bahwa Gabriel begitu ganas terhadap dirinya(?). Padahal, selama ini Gabriel tidak pernah melarang Ify untuk hal apa pun. Tapi… kali ini sangat berbeda. “Izinkan aku sekali saja rasakan cinta yang lain. Sekali saja ku ingin memeluknya dan cium bibirnya hanya untuk biarkan dia dan kenangannya berlalu.”
“What?” Gabriel tersentak lalu melepaskan pelukannya pada Ify. “Jangan gila dong, Fy!”
Ify tersenyum tipis. “Ya, kalo nggak boleh… kita putus!”
“Pu…pu…tus?”
“Iya, putus! Kenapa? Takut di putusin sama seorang playgirl?”
Gabriel mundur beberapa langkah. Kali ini, Ify benar-benar membalas perbuatan Gabriel. Semua rahasianya (Ify) telah terbongkar bahwa Ify adalah seorang PLAYGIRL yang suka memainkan perasaan cowok.
“Gabriel… kenapa?” Ify berjalan mendekati Gabriel.
Gabriel menunduk. “Jadi, kamu playgirl? Kamu cuma jadiin aku permainanmu sesaat? Dan sekarang, kamu mau jadiin Debo sebagai targetmu selanjutnya? Tapi… gimana dengan perjalanan kita ke Bali, Fy?”
“So, kamu pikir aku bukan playgirl? Jelas! Siapa yang nggak kenal Alyssa Saufika Umari. Seorang playgirl yang terkenal se-Jakarta.” Ify tersenyum puas. Kali ini ia berhasil membalas perbuatan Gabriel. Ia hanya tidak mau harga dirinya dilecehkan oleh cowok. Cowok itu nggak pantas dicintai! Cowok itu pantasnya untuk disakiti.
Gabriel semakin memucat. Kali ini ia merasa kalah dengan seorang cewek. Perasaannya dipermainkan. “Mau kamu apa sekarang? Sekarang semua terserahmu! Aku nggak peduli lagi. Hahaha… kalo perlu aku bisa mati juga sekarang. Gila! Perasaanku dimainin sama seorang cewek. Perasaan seorang model terkenal disakitin sama playgirl nggak penting.”
Ify tersentak. “Iel… aku nggak serius sama ucapanku. Please, don’t leave me alone.”
Gabriel menatap Ify sinis. Benar! Ify memainkan perasaannya. Gabriel sangat tidak suka apabila ia dipermainkan seperti ini. Apalagi sama cewek yang benar-benar tulus dicintai dan disayanginya. “Kamu pikir aku percaya? Aku percaya kamu pasti setia kok sama aku. Cuma… jauhin pikiranmu dari Debo! Aku nggak suka kalo kamu terus–terusan nyebut nama Debo.”
Ify bernafas lega. Ia berpikir bahwa Gabriel akan memutuskan hubungan ini. Ify belum siap untuk kehilangan sosok Gabriel. Ify tidak mau kehilangan kesempatan untuk menjadi artis bersama Gabriel. Impian Ify akan terwujud apabila ia terus bersama Gabriel. Tidak untuk orang lain! Hanya Gabriel Stevent Damanik.
“Kamu takut aku akhiri hubungan ini kan? Tenang. Aku nggak mungkin akhiri semua ini tanpa alasan yang jelas. Aku sayang sama kamu.” Ucap Gabriel sambil mengelus puncak kepala Ify dengan lembut. Ya, Gabriel sangat menyayangi gadis dihadapannya itu. Ify, sosok gadis yang sempurna. Sosok gadis yang menjadi semua idaman para kaum adam.
Ify tersenyum tipis lalu memeluk Gabriel dengan erat. “Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku sayang sama kamu,”
“Aku juga sayang sama kamu,”
Ify tersenyum. Nyaris saja semuanya sia-sia hanya karena emosinya sesaat yang tiba-tiba meledak. Semua karena Debo. Andai saja Ify tidak pernah bertemu dengan Debo. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Tidak mungkin ada masalah diantara Ify-Gabriel apabila tidak ada sosok Debo. Sebenarnya apa keinginan Debo terhadap Ify? Masalah inilah yang masih dipertanyakan. Ify sendiri bingung dengan maksud dan tujuan Debo seperti ini. Tanda tanya besar dengan semua ini.
Debo, memangnya siapa dia? Artis terkenal? Tentu saja bukan! Atau penyanyi seperti Justin Bieber? Itu apalagi. Debo, hanyalah seorang manusia biasa. Mantan playboy yang sikap dan sifatnya sangat sulit untuk ditebak. Dengan misteriusnya, Debo masuk ke dalam kehidupan Ify. Sehingga hubungan Ify-Gabriel yang menjadi merenggang akibat masuknya Debo ke kehidupan Ify. Siapa dia? Siapa? Apa maunya?
***
“PERGI KAMU! JANGAN MASUK KE DALAM KEHIDUPANKU. AKU NGGAK KENAL SAMA KAMU, IFY! PERGI! JANGAN GANGGU AKU.” Debo berteriak dalam kamarnya. Stress dan depresi kini mulai menyerang dirinya. Cewek! Semua hanya cewek. Cewek memang bisanya cuma membuat cowok pusing. Sikapnya yang manja dan selalu ingin menang sendiri selalu membuat cowok itu tidak betah. (nb: jangan tersinggung ya buat cewek! Aku juga cewek kok.-. just story, girls!)
PRAAANGGG!
Emosi Debo semakin memuncak. Bingkai foto gadis itu terjatuh dan hancur berkeping-keping. Rasanya sama seperti hati Debo yang sakit. Perlahan, tangannya meraih foto gadis anggun yang berdiri manis di sampingnya. Jarinya mengeluarkan banyak darah akibat terkena goresan bingkai foto tersebut. Ia memeluk foto itu. Foto yang disimpannya dengan baik selama ini. Gadis itu! Masa lalu Debo. Masa lalu yang membuat ia pensiun menjadi seorang PLAYBOY.
“Agni… apa kabar kamu sekarang? Aku rindu sama kamu. Aku rindu panggilan ‘itnis’ mu untukku. Aku suka apabila kamu memanggilku dengan sebutan ‘itam manis’. Aku rindu kata-kata itu. Kapan kamu kembali padaku?” air mata Debo perlahan-lahan jatuh membasahi pipinya. Darah di jarinya semakin banyak. Ia rindu sosok Agni. Sosok gadis yang benar-benar dicintainya.
“AGNI! KEMBALI.” Teriakan Debo semakin menjadi-jadi. Bunda dan Pamannya bahkan sudah kewalahan menangani Debo yang seperti ini. Bersikap seperti orang yang tidak waras hanya karena gadis masa lalunya.
Agni Tri Nubuwati, gadis di masa lalu Debo. Gadis yang dijadikan Debo sebagai targetnya yang ke 10. Setelah ia berhasil dengan Angel, Sivia, Oik, Acha, Zahra, Keke, Zevana, Dea, dan Gita. Debo juga tidak tahu bagaimana nasib ke 9 mantannya itu. Ia tidak peduli! Dan dendamnya begitu sakit ketika ia mendapatkan target ke-11 yaitu Griselda Agatha. Gadis tomboy yang ia kenal lewat jejaring social twitter. Naas nasibnya, Agni mengetahui hubungan yang terjalin diantara Debo-Gritte. Hal itu membuat Agni sakit hati dan kecewa. Agni berpikir bahwa Debo selama ini benar-benar mencintainya. Akan tetapi, semua dugaan Agni salah. Debo hanya memainkan perasaannya. Dia tidak mencintai Agni. Hingga pada suatu hari, Agni ditemukan tewas bunuh diri dengan tali yang terikat di lehernya. Agni bunuh diri karena sakit hatinya terhadap Debo.
Dan saat itu juga, Debo memutuskan hubungannya dengan Gritte dan pensiun menjadi playboy. Debo tidak sanggup. Ia merasa sangat tidak pantas untuk dicintai. Ia hanya bisanya menyakiti perasaan seorang cewek. Tak pantas untuk dicintai! Debo sadar itu. Ia pantasnya dibenci dan dijauhi. Sangat tidak pantas untuk dicintai.
“Agni, kenapa kamu nggak pernah bilang? Kenapa, Ag? Kenapa kamu nggak pernah bilang kalo kamu bener-bener sayang dan cinta sama aku. Apa salahku sama kamu? Kenapa kamu tinggalin aku, Ag? Kenapa?” Debo semakin menjadi-jadi. Tangisnya pun tak kuasa ia bendung lagi. Debo kangen Agni. Hanya Agni satu-satunya gadis yang ia rindukan kini.
Debo mencium lembut foto Agni yang berada dalam pelukannya. Kemudian, ia meraih kotak kenangan barang-barang pemberian Agni. Surat yang disimpannya baik-baik. Surat dari Agni sebelum ia meninggal dunia.
Dear my love, Debo Andryos Aryanto.
From your love, Agni Tri Nubuwati.
###################
Hei, Debo sayangku. Mungkin saat kamu baca surat ini, aku udah pergi untuk selamanya.
Thank’s banget atas semuanya ya! Aku sayang kamu, Deb.
Andai saja kamu tahu, perasaan seorang gadis sepertiku.
HATIKU SAKIT! SAKIT BANGET!
Sengaja aku mengisi noda darah dari nadiku di atas tulisanku ini.
Agar kamu tahu bahwa ini tidak ada apa-apanya.
Sekalipun aku mati, itu tidak bisa menghilangkan rasa sakitku! Sakitttt banget!
Gadis tomboy itu, artis pemain sinetron Get Married The Series.
Mengapa kamu tega menyakiti hatiku? Kamu hanya ingin mempermainkan aku?
Hei, Debo…
Cewek emang lemah dan gampang nangis.
Bukan berarti kamu bisa dengan seenaknya mempermainkan perasaanku.
Aku tulus sayang sama kamu! Aku cinta sama kamu.
Rasa sakit hati ini akan ku bawa mati.
Thank’s udah hadir dan mengisi hari-hariku yang sepi.
I hope…
Kamu bisa mendapatkan gadis yang akhirnya benar-benar membahagiakanmu.
Aku sadar, aku tidak pantas untukmu!
Kalau kamu memang bosan denganku, BILANG!
Jangan buat aku sakit seperti ini.
But… you know, I always loving you. Now and forever.
Good bye, boy. I heart you!
Mmmmmmuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaacccccccccccchhhhhhhhh…
Salam sayang, kekasihmu.
-AGNI-
Debo mengenggam surat itu ditangannya. Darah di jari tangannya menempel di surat itu. Bersatu dengan noda darah Agni. Menyesal! Penyesalan selalu datang belakangan. Andai saja Debo tahu bahwa Agni benar-benar mencintainya. Pasti ia bisa memikirkan matang-matang untuk menyakiti gadis seperti Agni. Agni kesepian! Ditambah lagi rasa sakit yang ia rasakan karena Debo. Harusnya Debo tidak perlu hadir dalam kehidupan Agni!
***
“Menurutmu, Debo itu gimana, Shill?” tanya Cakka. Cakka tahu Debo. Tapi, Cakka hanya ingin tahu bagaimana Debo dimata cewek seperti Shilla.
Shilla mengeryit heran. “Debo? Dia nggak gimana-gimana. Emangnya dia kenapa?”
“Sikapnya maksudku.”
“Oh… sikapnya. Debo itu ngeselin. Sok cuek padahal dalam hatinya peduli. Terus sok dingin padahal dia selalu gugup di hadapan cewek. Pokoknya dia itu sok!” jawab Shilla dengan nada agak kesal. Keluar sudah semua unek-unek Shilla terhadap Debo yang dipendamnya selama ini.
Cakka membesarkan matanya. Ia menatap kekasihnya dalam-dalam. Sebegitu bencinya Shilla terhadap Debo? Ternyata, selama ini Debo seperti itu. Jelas, Cakka baru tahu setelah Shilla melontarkan semua ucapannya. “Gila! Ternyata Debo kayak gitu? Pantesan aja dia peduli sama Ify. Ternyata… aku nggak nyangka.”
“Hah? Ify kenapa?”
“Ify, gadis kontes best couple itu. Kata Debo, dia hampir jatuh dari genteng. Debo nangkap dia waktu lewat belakang rumah Ify.” Jelas Cakka.
Shilla manggut-manggut mengerti. “Satu lagi, dia itu baik. Masalahnya, kebaikannya tertutupi sama sikap dingin dan cueknya dia.”
“Nanti aku coba ngomong sama Debo deh.”
Shilla tersenyum tipis. “Lebih baik begitu.”
***
Tok…tok…tok… pintu besar yang berdiri kokoh itu di ketuk perlahan oleh Debo. Jelas, itu rumahnya Oik, mantan kekasih Debo. Debo ingin meminta maaf atas segala kesalahannya di masa lalu. Debo tidak mau membawa beban di dalam hidupnya. Terlalu sakit!
Krriiiitttt… pintu itu perlahan terkuak lebar. Debo tersenyum tipis melihat sosok di hadapannya. Ia hendak menghampiri. Namun, terlambat!
“MAU APALAGI KAMU? JANGAN SENTUH AKU! AKU UDAH NGGAK SUCI DAN NGGAK PANTAS UNTUK DISENTUH!” gadis di hadapan Debo berteriak. Penampilannya tidak tertata rapi. Sangat berantakan. Astaga! Sudah berapa lama Debo membiarkan gadis itu? Sungguh! Semuanya terlambat.
“Siapa? Siapa laki-laki yang melakukan itu semua?” tanya Debo pelan-pelan.
PLAAKKK!
Tamparan itu memang sangat pantas Debo terima. Debo memegang pipinya lalu mengelusnya perlahan. “Tampar aja! Kalo itu memang buat kamu puas.”
“PERGI KAMU! PERGI!” teriak Oik.
Debo menunduk. “Baik, aku akan pergi. Maafin kesalahanku di masa lalu ya, Ik. Aku pergi dulu.”
Debo pergi meninggalkan rumah Oik. Ternyata… begini nasib mantan-mantannya? Selama ini Debo tidak pernah memikirkan perasaan semua mantannya. Dan sekarang, ia tahu, ia harus meminta maaf pada semua mantan-mantannya. Tapi… percuma! Melihat kondisi Oik saja ia merasa bersalah. Mestikah ia melihat seluruh kondisi mantan-mantannya? Tidak mungkin! Semua itu percuma. Semua mantannya pasti tidak ingin bertemu lagi dengan Debo. Semua sudah terlambat. Tidak ada maaf lagi untuk cowok seperti Debo.
***
Ku coba tuk bertahan dalam kisah ini, tak bisakah sejenak kau jangan pergi. Handphone Cakka tiba-tiba berdering. Cakka terkejut memandang layar hp-nya. Ternyata dugaannya benar, Debo menghubunginya. Ada apa gerangan? Cakka mengerutkan keningnya sejenak kemudian memencet tombol hijau di handphonenya itu.
“Halo…” sahut Cakka. “Hah? Bunuh diri? Lo gila, De! Mikir dong perasaan keluarga lo. Jaga mikirin ego lo sesaat. Posisi lo dimana? Gedung lantai 20? Di deket GT? Oke, gue kesana sekarang. Awas kalo lo berani loncat. Jangan harap bisa jadi sahabat gue.”
Tut… tut… tut… Panggilan itu berakhir. Cakka menatap Shilla disebelahnya. Seperti mengisyaratkan Debo-dalam-bahaya.
“Kenapa, Kka?” tanya Shilla dengan wajah penasaran.
“Debo mau bunuh diri. Ikut aku yuk, Shill. Bahaya nih!”
Shilla mengangguk paham. “Yuk.”
Cakka berdiri lalu menarik tangan Shilla dan bergegas pergi untuk menyelamatkan Debo.
***
“Apa gunanya aku hidup? Nggak ada yang bisa di banggain lagi dari hidupku. Lebih baik aku mati aja.” Debo tersenyum memandang langit lalu melangkah perlahan-lahan.
“DEBO JANGAN!” teriakan itu mengagetkan Debo. Ia menoleh ke belakang. Suara itu di kenalnya. Seperti suara Agni.
“KAMU!!” pekik Debo. Debo memandang sosok gadis di belakangnya itu. Salah dugaannya. Ternyata gadis itu bukan Agni. Melainkan… IFY!
“Jangan lompat!” Ify menghampiri Debo dan langsung memeluknya. Di dekat Ify, Gabriel melihat pemandangan itu tak percaya. Bisa-bisanya pemandangan buruk itu terjadi. Menyakitkan hati seorang Gabriel. Sungguh pemandangan yang sangat tidak enak untuk dilihat dengan mata.
“Lepasin aku, playgirl! Aku nggak mau di peluk-peluk sama cewek kayak kamu.” Debo mendorong Ify dengan kasar. Emosinya kembali meluap-luap hingga ubun-ubun. “Ck. Kamu pikir dengan kamu seperti ini, aku bakal berterima kasih? Nggak, Fy! Kenapa kamu nggak biarin aja aku mati? Hah? Kenapa? Apa pedulimu terhadapku?”
Ify menatap Debo. Tatapan penuh arti. “Ternyata, ini toh cowok yang udah buat Agni meninggal.”
“Agni? Kamu kenal sama dia?” tanya Debo tak percaya.
“Jelas! Agni itu kakak kandungku. Tega-teganya kamu nyakitin hatinya dia. Setelah kamu berhasil ikut kontes best couple, kamu pergi ninggalin Agni tanpa kabar. Agni sering cerita tentang kamu dan semua kenangan yang dia lalui bersamamu. Semua itu Agni ceritakan padaku. Apakah kamu tau? Agni sakit hati saat dia mengetahui bahwa dirimu playboy. Dia pikir bahwa kamu adalah laki-laki yang baik untuknya. Ternyata laki-laki sepertimu itu brengsek! Tidak punya perasaan.”
Debo kaget dan tak percaya. Kepalanya terasa pusing memikirkan semua ini. Ify saudara kandung Agni? Agni cerita semuanya pada Ify? Apa maksud semua ini? Mengapa Ify mesti hadir dalam kehidupan Debo seperti Agni? Debo tidak ingin mengenal Ify! Jelas, ia tidak ingin Ify menjadi seperti mantan-mantannya terutama berakhir menyedihkan seperti Agni. Debo menghargai perasaan seorang gadis seperti Agni maupun Ify. Ia sama sekali sadar akan perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya. Namun, terlambat! Semua telah terlambat. Kini, Debo hanya bisa menyesali perbuatannya. Ia sadar, ia tak pantas untuk dicintai.
“DEBO!” Cakka dan Shilla berteriak dari kejauhan di dekat Gabriel. Mereka menghela nafas sesaat ketika menemukan Debo dalam kondisi baik-baik saja. Namun, Cakka sepertinya bertanya-tanya mengapa tiba-tiba ada Ify dan Gabriel di tempat ini. Sulit di percaya!
Ify tersenyum tipis lalu kembali menatap Debo. “Kenapa? Kaget? Aku tau, kamu itu sebenarnya baik dan peduli sama cewek. Tapi, kenapa kamu nggak bisa seperti itu sama Agni? Apa salah Agni padamu? Agni pernah bilang bahwa dia sangat mencintai dan menyayangi kekasihnya yang bernama Debo. Bahkan, aku baru tau ternyata Debo yang dimaksud adalah kamu. Benar-benar sulit dipercaya!”
“Aku bisa jelasin semuanya, Fy. Semua ini nggak seperti yang kamu pikirkan! Aku sayang sama Agni. Aku juga cinta sama dia. Tapi… semuanya terlambat aku rasain.”
“BOHONG! Kalo kamu sayang dan cinta sama Agni, kenapa nggak dateng waktu pemakamannya? Lari dari semua ini? Sadar dong, Debo! Surat itu masih kamu simpan? Surat itu semalam penuh ditulis Agni! Malam sebelum dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kamu jahat. Bisanya cuma nyakitin perasaan cewek. Aku… BENCI SAMA KAMU!” Ify membentak Debo. Keluar sudah luapan emosinya yang disimpannya selama ini. Ify benar-benar tak percaya. Ternyata Debo yang telah membuat kakak semata wayangnya meninggal dunia. Sungguh sanggat jahat!
“Terserah! Kamu berhak benci dan marah sama cowok kayak aku. Tapi, asal kamu tau, dalam hatiku masih tersimpan rasa cinta dan sayang untuk Agni. Hanya untuk Agni! Bukan untuk gadis yang lain.”
Ify mengabaikan ucapan Debo. Ia berlari dengan penuh emosi menghampiri Gabriel. Cukup! Semuanya sudah sangat jelas. Ify tidak ingin lagi kenal dengan Debo. Sungguh tidak ingin.
“De, lo baik-baik aja kan?” tanya Cakka khawatir.
Debo mengangguk. “Aku baik-baik aja, Kka. Aku jahat ya? Aku jahat udah buat cewek yang aku sayang pergi?”
“Kamu nggak jahat kok, De. Cuma… kamu harus mengoreksi diri kamu sendiri. Kamu harus memperbaiki segala sikap dan sifat burukmu selama ini. Dengan begitu, aku yakin bahwa kamu bukanlah orang jahat seperti yang dilontarkan Ify tadi.” Ucap Shilla sambil tersenyum.
“Benarkah itu?”
Cakka tersenyum lalu mengangguk. “Tentu! Aku akan bantu kamu kok, De. Semua ini demi kamu juga. Ubah sikap dan sifat buruk yang ada di dalam diri kamu. Mulai hari ini.”
“Baiklah, aku akan coba untuk semua itu.” Jawab Debo sambil tersenyum tipis.
Oke, ini part 3 :)
Minta like+comentnya yaaa :D