Rabu, 20 April 2011

Berawal Dari MOS-Part 40

Part 40: Perjodohan itu… berbadan dua(?)

*****

“ Hueekkk… ” Ify terus-terusan bolak balik kamar mandi pagi ini. Kondisinya terlihat sangat buruk karena perutnya terasa mual dan kepalanya kembali terasa pusing yang menyakitkan. Baru kali ini Ify merasa tidak enak badan. Mama Gina nampak curiga dengan anaknya yang terus-terusan memasuki kamar mandi. Mama Gina mencoba berbicara pada anaknya itu.

Tok…tok…tok…

Mama Gina mengetuk pintu kamar mandi. Ia merasa khawatir dengan Ify yang terus-terusan muntah dikamar mandi.

“ Ify… kamu kenapa nak? ”

Tak ada jawaban. Ify masih didalam kamar mandi.

“ Mama masuk ya. ”

Krriiittt…

Mama Gina kaget melihat anaknya pingsan didalam kamar mandi itu. Dia panic dan segera menelpon dokter untuk ke rumah memeriksa Ify.

@ Alyssa room’s

Dokter itu telah selesai memeriksa kondisi Ify yang sangat buruk. Belum lagi gejala mual-mual yang dialami Ify.

“ Dok, Ify sakit apa? ” tanya Mama Gina.

Dokter itu menghela nafasnya lalu geleng-geleng kepala. “ Gejala yang dialami Ify sepertinya dia sedang hamil satu bulan. ”

Mama Gina kaget mendengar ucapan Dokter itu. Ify hamil? Bagaimana bisa? Itulah yang sedang dipikirkan Mama Gina saat ini. Anak perempuan sati-satunya hamil diluar nikah. Dan bisa-bisa membuat malu seluruh keluarga besar Ify.

“ J…j…adi Ify hamil, Dok? ”

Dokter itu mengangguk. “ Iya, apa selama ini ada seorang laki-lagi yang dekat dengan Ify? Nampaknya laki-laki itu tidak mengetahui tentang kehamilan Ify. ”

“ Laki-laki? Selama ini Ify tidak pernah bercerita bahwa dia memiliki seorang kekasih. ” Mama Gina menatap serius Dokter yang berada dihadapannya itu. Ify mengigau.

“ Debo… debo jangan nikah sama Shilla. ”

Dokter itu mengangguk. “ Cari laki-laki yang bernama Debo dan suruh dia bertanggung jawab atas semua ini. Permisi. ” Dokter itu beranjak pergi meninggalkan rumah Ify.

Mama Gina membelai rambut Ify. “ Ify… ”

“ Debo… Debo… jangan lakuin itu. ” Ify terus mengigau dalam tidurnya.

“ Debo… dasar cowok brengsek! ” Mama Gina sangat emosi dengan laki-laki yang bernama Debo itu.

“ DEBO… ” Ify terbangun dari mimpi buruknya. Mimpi buruk disaat dia melihat pernikahan Debo dan Shilla tepat didepan matanya.

“ Ify… kamu sudah sadar nak? Siapa laki-lagi brengsek yang tega menghamili kamu? ” tanya Mama Gina.

“ Hah? Ify hamil? ” Ify nampak kaget mendengar ucapan Mamanya yang mengatakan bahwa dirinya sedang hamil.

“ Iya, siapa laki-laki itu? Apa dia Debo? Laki-laki yang semenjak tadi kamu sebut? ”

Ify mencoba mengingat sesuatu yang akan terjadi hari ini. “ ASTAGA! Hari ini hari pernikahannya Debo sama Shilla, Ma. ”

“ Siapa mereka? ” mama Gina mengerutkan dahinya karena tidak mengerti dengan ucapan anaknya itu. Ify mendengus.

“ Debo pacar Ify, Ma. Dia yang udah menghamili Ify waktu study tour. ” Ify menunduk lemas. “ Dan sekarang dia mau dinikahin sama Shilla. Sahabat Ify sendiri, Ma. ”

“ APA?! Jadi benar dia laki-laki yang menghamili kamu, Fy? Mama nggak mau tahu! Kamu harus cari dia dan jangan biarkan dia menikah dengan perempuan lain. ” suruh Mama Gina.

“ Ma, anterin Ify ke rumah Debo. Tolong Ma. ”

“ Maaf, itu urusan kamu sendiri. Mama tidak mau ikut campur dengan semua ini. Karena kamu yang telah melakukan semua ini. Jadi kamu juga yang harus menyelesaikannya. ” Mama Gina beranjak meninggalkan Ify didalam kamar. Ify terisak.

“ De, gue kangen sama lo. Gue harus batalin pernikahan lo sama Shilla. ” Ify beranjak dari tempat tidurnya. Ia keluar dari kamar dan rumahnya untuk segera menuju ke acara pernikahan Debo dengan Shilla. Ify berharap semuanya belum terlambat.


***********************

“ Saya nikahkan Andryos Aryanto bin Zaenal dengan Ashilla Zahrantiara binti Zaenal dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai. ”

Debo menghela nafasnya. Dengan berat hati Ia mengikuti perkataan penghulu itu. “ Saya terima nikahnya Ashilla Zahrantiara binti Zaenal dengan mas kawin tersebut, tunai. ”

“ Bagaimana saksi? Sah? Sah? ”

“ STOP! INI SEMUA NGGAK SAH! ”

Debo menoleh kea rah suara itu. “ Ify… ”

“ Ini semua nggak sah! Debo nggak boleh nikah sama Shilla karena saya sedang mengandung anaknya dia. ” Ify menunjuk Debo. Debo cengo dan tak percaya dengan semua yang diucapkan Ify.

“ Ify hamil? ” Shilla ikut-ikutan tak percaya dengan semua ini.

“Usir perempuan itu!” perintah Papa Shilla.

Bodyguard Papa Shilla menyeret paksa Ify keluar dari rumah Debo.

“De, kamu jangan lakuin ini. Aku mohon! Aku hamil anak kamu, De. Waktu kita study tour itu. Apa kamu lupa dengan semua ini? Kamu tega buat aku terpuruk dalam kesedihan ngeliat kamu nikah sama Shilla? Kamu jahat sama aku, De! ” Ify terus memberontak dan tidak mau keluar dari rumah Debo. Debo berdiri.

“Lepasin dia! Pernikahan ini dibatalkan! Saya sama sekali tidak mencintai perempuan seperti Shilla. Dia adalah kekasih saya. Dan saya tidak mau dia menanggung malu karena ulah saya sendiri.” ucap Debo sambil menunjuk Ify. Shilla semenjak tadi menangis dipelukan Mama Debo.

“De, kejar Ify.” suruh Shilla. Ify pergi dari rumah Debo dengan penuh air mata. Sakit! Itulah yang dirasakan Ify ketika melihat pernikahan Debo dengan Shilla.

“Fy...”

“PERNIKAHAN INI BATAL!” teriak Debo langsung keluar mengejar Ify.

Semuanya terdiam didalam rumah Debo.

“Shilla... Shilla juga mau pernikahan ini batal!” Air mata Shilla terus jatuh membasahi pipinya. Ia tak sanggup untuk melaksanakan pernikahannya bersama Debo.

“Shilla, ayo pulang sama Papa. Dan pernikahan ini juga dibatalkan! Dan maaf Bu Halimah, anda saya pecat dari perusahaan saya.” Papa Shilla menarik Shilla keluar dari rumah Debo. Semua orang dirumah itu pun ikut bubar. Mama Debo terisak.

“Dede... Kamu tega lakuin ini semua sama Mama.”

Patton menepuk pundak Mama Debo. “Tante, Dede nggak ada maksud buat nyakitin hati Tante. Tapi, Debo itu laki-laki. Dan dia harus bertanggung jawab dengan perbuatan yang dilakukannya pada Ify. Tante jangan marah-marah sama Dede lagi ya?”

“Hmm... Makasih ya, Pato. Tante juga nggak tahu bahwa semuanya akan jadi seperti ini. Bahkan Tante nggak pernah tau bahwa Ify itu hamil. Dan dia datang menghancurkan semua ini. Padahal, hampir saja semuanya berjalan lancar.” Mama Debo tertunduk sedih. Patton memeluk Mama Debo.

“Tante, Ify nggak salah. Kalau seandainya Pato juga jadi Dede. Pato pasti akan lakuin hal yang sama. Pato akan kejar Ify dan hentiin pernikahan sama Shilla. Coba deh Tante pikirin perasaan Dede. Dede pasti sakit hati waktu tau dia akan dinikahin. Apalagi Shilla itu sahabatnya Ify.”

“Hmm... Iya. Tante selama ini selalu nyuruh Dede lakuin ini itu. Dan Dede juga selama ini nggak pernah nolak dengan semua suruhan Tante. Tapi, Tante benar-benar nggak tahu bahwa pernikahan ini akan batal karena kehamilan kekasih Debo itu.”

“Udah Tante. Jangan sedih lagi. Semuanya juga sudah terlamat dan semua itu sudah terjadi. Pernikahan Dede sama Shilla kan juga udah dibatalkan. Jadi, untuk apa Tante sedih? Apa Tante butuh pekerjaan atau butuh uang? Pato bersedia kok bantu Tante sama Dede.” Patton tersenyum manis. Mama Debo mencium pipi Patton.

“Makasih ya sayang. Oh ya, kamu bakalan tinggal disini sama Dede ya?”

Patton mengangguk. “Iya Tante, Pato bakal tinggal disini sama Dede. Mama sama Papa yang suruh Pato pindah kesini dan pindah ke sekolah Dede juga.”

“Jadi Pato bakal satu sekolah sama Dede?” tanya Mama Debo.

“Iya Tante. Pato bakalan satu sekolah sama Dede. Tante tenang aja. Soal biayanya, Mama sama Papa Pato yang udah ngatur biaya sekolah Pato sama Dede.” Patton melepaskan pelukannya. “Pato ke kamar Dede dulu ya. Permisi Tante.”

“Iya.”

****

“Hueekkk... Hueekkk...”

Sivia terus-terusan pergi kebalik pohon. Alvin sedaritadi nampak bingung melihat Sivia terus-terusan sembunyi dibalik pohon. Alvin beranjak dari bangku taman dan menghampiri Sivia.

“Hueekkk”

“Vi, kamu kenapa?” Alvin memijit leher belakang Sivia. Sivia memegangi perutnya.

“Nggak tau, Vin. Rasanya ada yang aneh. Tiba-tiba aku muntah kayak gini. Padahal, aku belum makan pagi ini.”

“Hah? Belum makan? Tapi, kok kamu agak gendutan, Vi? Jangan-jangan...”

Plak--
Sivia menampar pelan pipi Alvin. “Jangan-jangan apa? Jangan berpikiran aneh-aneh deh, Vin.”

“Tapi, kita kan udah lakuinnya 3 kali, Vi.” ucap Alvin watados.

“Alvinnn... Nggak mungkin!” Sivia memanyunkan bibirnya. Alvin tersenyum jahil.

“Vi, ntar namanya Alivia Zahvianti aja ya. Itu kalo cewek.” Alvin memeluk Sivia dari belakang dan mengelus-elus lembut perut Sivia.

“Alvin... Apaan sih? Jangan ngomong gitu dong. Aku nggak mau, Vin.” Sivia mengenggam erat tangan Alvin. Alvin tersenyum.

“Kalo cowok namanya Iza Sindunata. Tapi, aku pengen deh kembar, Vi.” Alvin melepaskan pelukannya sambil menaikkan sebelah alisnya.

“Ih, Alvin...” Sivia menggerutu kesal dengan semua ucapan Alvin.

“Nggak mau ya? Rugi lho kalo nggak mau.” Alvin cekikikan. Sivia semakin kesal dengan Alvin.

“Lama-lama lo bikin gue kesel ya. Anterin gue kerumah sakit sekarang!” ajak Sivia.

“Mau buat kembaran, Vi?”

PLETAK-
Sivia menjitak kepala Alvin. “You crazy boy!”

“What? Crazy boy? Nggak salah tuh?” Alvin terkekeh.

“Dasar! Anterin gue ke rumah sakit.” Sivia memegangi perutnya. “Ntar gue muntahin lo!”

“Ih, Via jorok nih.” Alvin bergidik. Sivia tertawa ngakak.

“Lucu deh kamu, Vin.”

“Oh yeah?! Aku kan emang lucu, Sivia.” Alvin mencubit pipi Sivia yang chubby. Sivia mengembungkan pipinya.

“Nggak ada yang boleh cubit pipiku! Alvin jahat sama aku.” Sivia meninggalkan Alvin.

“Viaa...” Alvin mengejar Sivia yang semakin jauh meninggalkannya.

“ALVIN JELEK! ALVIN RESEK! ALVIN NYEBELIN!” Sivia berteriak sambil berlari tanpa arah dan tujuan yang jelas.

“SIVIA... AWASSSS...”

“AAALLLVVIIINNNN”

brruukkk...

Sivia memejamkan matanya karena ketakutan. Tubuhnya gemetar hebat karena nyaris saja dirinya ditabrak mobil dengan kecepatan penuh. Perlahan Sivia membuka matanya dan melihat sosok dihadapannya yang telah menolongnya.

“Lo aman, Vi. Hati-hati ya kalo nyebrang.”

“Sion...”

Alvin dari kejauhan menghampiri Sivia bersama Sion.

“Vi, kamu nggak apa-apa kan?” tanya Alvin panik.

Sivia menggeleng.

“Sion... Kok lo bisa bebas dari penjara?” Alvin nampak kaget melihat sosok Sion yang berada dihadapannya itu.

“Iya, Om gue salah satu polisi disana. Jadi, dia dengan gampangnya ngebebasin gue dari penjara. Tapi tenang aja! Gue nggak akan ganggu lagi kok hubungan lo sama Sivia.” Sion tersenyum.

“Akhirnya...”

‘Lo liat aja Alvin-Sivia! Hubungan lo berdua nggak akan bertahan lama. Pelan-pelan gue pasti akan hancurin hubungan lo berdua.’ batin Sion.

“Thanks ya, Sion. Akhirnya lo bisa ngertiin juga perasaan gue.” Alvin menepuk pundak Sion.

“Iya, gue pergi dulu ya. Lain kali, jagain Sivia baik-baik.” Sion beranjak pergi meninggalkan Alvin dan Sivia.

Sivia tersenyum. “Hmm... Sion itu romantis.”

Alvin memeluk Sivia. “Kurang romantis apa sih gue dimata lo, Vi? Segala yang lo minta gue selalu turutin kok.”

“Segalanya? Bener?” Sivia tersenyum licik.

“Iya cintaku.”

“Kalo gitu gue nggak mau hamil! Karena gue nggak siap dengan semua ini.”

“Jadi, lo mau gugurin kandungan lo, Vi? Jangan! Bahaya tau. Bisa-bisa nanti lo nggak bisa hamil lagi, Vi.”

Sivia menunduk. “Tapi gue nggak siap sama semua ini, Vin. Butuh waktu untuk semuanya. Gue belum siap nikah dan punya anak.”

“Maafin gue ya, Vi. Gue dengan gampangnya ngehancurin masa depan lo kayak gini. Maaf ya, Vi. Waktu itu gue bener-bener nggak bisa ngendaliin nafsu yang udah diujung tanduk. Plis, gue nggak mau lo gugurin kandungan lo. Gue mohon.” Alvin semakin mempererat pelukannya pada Sivia. Air mata Sivia perlahan-lahan jatuh membasahi pipi.

“Gue bingung, Vin. Kalo emang gue beneran hamil, entar Mama gue bisa kena serangan jantung. Gue nggak mau semua berita ini sampai terdengar ke telinga Mama gue. ” Sivia menangis dalam pelukan Alvin.

“Gue janji, Vi. Gue akan tanggung jawab dengan semua ini. Dan gue nggak akan pernah tinggalin lo.”

Berakhir sudah pencarian cintaku...
Jiwa ini tak lagi sepi...
Hati ini telah ada yang miliki...
Tiba diriku dipenghujung mencari cinta...
Diri ini tak lagi sepi..
Aku tak sendiri...

Aku aan menikahimu...
Aku akan menjagamu...
Ku kan slalu disisimu...
Seumur hidupmu...

Tiba diriku dipenghujung mencari cinta...
Hati ini tak lagi sepi...
Kini aku tak sendiri...

Aku akan menyayangimu...
Ku kan setia kepadamu...
Ku kan selalu disisimu...
Seumur hidupmu...
(Alvin ft Sivia-Penghujung Cintaku-Ungu ft adellia)

Sivia tersenyum memandang Alvin lalu berdiri.

“Anterin aku ke rumah sakit yuk, Vin. Telingaku mampet deh kayaknya.”

Alvin memanyunkan bibirnya. “Suara sekeren Cristiano Ronaldo malah nggak suka. Ya udah. Ayo kita ke rumah sakit.”

“Yuk.”

************

Sejak mengenalmu, gadis...
Serasa hidupku indah...
Berbunga panah asmaramu...
Gadis adalah cinta pertama bagiku...

Oh gadisku sa sa sa sayang...
Dukamu adalah dukaku...
Oh gadisku sa sa sa sayang...
Milikku adalah milikmu...
Oh oh gadisku...

Bercinta denganmu gadis...
Hasrat hidupku pernuh bergelora...
Kasih sayangmu gadis...
Lembut wangi seharum rambutmu...

Engkau gadisku...uu...
Sayangku slalu...
Kasihku padamu..uu..
Setulus hatiku..
Engkau gadisku...uu...
Pujaan hatiku...
Asmara kita...aa...
Semoga abadi...

Rapp

s to be a to be y , say...
Oh my girl give me a change...
Kau gadisku sa sa sayang...
Harapanku ditanganmu...
Our our ei o...
Let me the last forever...
Jangan pernah kau tinggalkan aku...
Be be because my heart is yours...

Houuu yeaahhh
houuu yeaahh...
Gadisku engkau gadisku...
(Deva-Kau Gadisku-Sm*sh)

Acha memeluk Deva dihadapannya.

Ku tahu kamu bosan...
Ku tahu kamu jenuh...
Ku tahu kamu tak tahan lagi...
Ini semua salahku...
Ini semua sebabku...
Ku tahu kamu tak tahan lagi...

(jangan sedih, jangan sedih, aku pasti setia)

Aku takut kamu pergi...
Kamu hilang...
Kamu sakit...
Aku ingin kau disini...
Disampingku selamanya...

(jangan sedih, jangan sedih, aku pasti setia)

aku ingin kau disini...
Disampingku selamanya...

Aku takut (jangan takut) kamu hilang (takkan pergi)..
Kamu hilang (wooo) kamu sakit...
Aku ingin (aku juga) kau disini (bersamamu)...
Disampingku (disampingmu)...
Selamanya...
(Deva ft Acha-Takut-Vierra)

“Hahaha...” mereka berdua tertawa bersama. Acha melepaskan pelukannya.

“Maafin aku ya, Dev. Aku salah karena udah putusin kamu waktu itu. Aku nyesel banget waktu itu, Dev. Kamu mau nggak ulang semuanya lagi dari awal?”

Deva mengangguk mantap. “Iya. Aku mau ulang semuanya dari awal. Karena aku juga nggak mau kamu pergi tinggalin aku.”

BYUUURRRR....

“ACHAAA... BANGUN.”

Acha membuka matanya perlahan. ‘Cuma mimpi.’ batinnya. Ia melihat kakaknya tengah membangunkannya pagi ini.

“Kak Dayat! Ih, gangguin mimpi indah Acha aja.” Acha terduduk dan memanyunkan bibirnya. Dayat mengacak-acak rambut adiknya itu.

“Ciee... Adik kakak tersayang udah dewasa nih. Siapa tuh yang dimimpiin? Pacarnya ya?” goda Dayat.

“Mantan, Kak.”

“Kok mantan? Kenapa kamu bisa putus sama dia?” tanya Dayat ingin tahu.

“Aku yang putusin dia, kak. Aku nyesel banget mutusinnya. Padahal aku masih sayang banget sama dia.”

Dayat mengelus rambut Acha. “Kalo kamu masih sayang sama dia, ajak aja dia balikan. Tapi, tanya dulu dia udah punya pacar baru atau belum. Kamu kan udah gede, Cha. Jadi kamu selesaiin semuanya. Kakak juga nggak tega lihat kamu kayak gini. Menyesal karena mutusin mantan pacar kamu itu.”

Acha menunduk sedih. “Acha bingung, kak. Apalagi sebelumnya Acha sempet lihat dia ciuman sama sahabat Acha sendiri. Acha jadi sakit hati liat semua itu kak.”

“Hah? Ciuman sama sahabat kamu sendiri? Yakin?”

“Yakinlah! Acha lihat dengan mata kepala Acha sendiri kalo dia ciuman sama sahabat Acha sendiri. Makanya Acha mikir dua kali untuk ngajak dia balikan.”

“Hmm... Kalo gini kasusnya. Ribet, Cha. Kamu selesaikan aja semuanya sendiri. Kakak juga ada urusan lain. Katanya mau jogging. Ini udah jam setengah 9 lho.”

“Iya, kak.” Acha beranjak dari tempat tidurnya. Dayat keluar dari kamar adiknya itu.

Acha mengganti pakaiannya dan segera pergi jogging untuk menyegarkan tubuhnya.

Acha hanya berlari pelan disekitar area kompleks Ciungwanara dan Pemuda.

“Achantik...”

Acha menoleh ke sumber suara yang memanggilnya itu.

“Deva...”

Deva menghampiri mantan kekasihnya itu.

“Kemana aja kamu, Cha? Kok kamu ngehindar terus dari aku? Aku nggak tau kenapa kamu ngehindar gini dari aku. Apa karena kita udah putus?” tanya Deva memulai pembicaraan.

“E...em...itu...a...aku...” Acha nampak sangat gugup dihadapan mantan kekasihnya itu.

“Kenapa, Cha? Biasa aja kali sama aku. Walaupun kita udah putus. Tapi nggak semestinya kamu ngejauh dari aku.”

“Aku butuh waktu, Dev. Aku nggak bisa kalo harus bertemu sama kamu. Hati aku sakit banget.”

“Emang ada apa sih, Cha? Kenapa mesti ngejauh dari aku coba?”

“Aku sakit hati ngeliat kamu ciuman sama Agni!” jawab Acha.

“Hah? Ciuman sama Agni? Kapan? Aku sama sekali nggak pernah ciuman sama Agni!”

“Bohong! Waktu ditaman kamu ciuman sama Agni. Aku liat sendiri.”

“Ya ampun, Cha. Aku waktu itu lagi niupin mata Agni yang kelilipan. Bukannya aku ciuman sama Agni. Suer deh, Cha. Aku nggak pernah sama sekali ciuman sama cewek.”

“Beneran?” tanya Acha.

“Beneranlah! Buat apa coba aku bohong sama kamu. Nggak ada gunanya, Cha. Aku sama Agni nggak ada hubungan apa-apa kok. Lagian kan aku sama dia cuma sahabatan aja. Nggak mungkinlah aku selingkuh sama dia.”

Acha tersenyum. “Maaf ya, Dev. Sebelumnya aku udah nuduh yang aneh-aneh tentang kamu. Aku nggak tahu bahwa semuanya seperti ini. Maafin aku.”

“Iya. Aku nggak pernah marah kok sama kamu.” Deva mengacak-acak rambut Acha.

“Makasih ya, Dev. Jujur aku masih sayang banget sama kamu, Dev.”

“Kita ulang semuanya dari awal ya, Cha?”

Acha mengangguk mantap. “Iya, aku mau ulang semuanya dari awal.”

“Ya udah. Kita jalan-jalan yuk.”

“Yuk.”

************

Adegan tukar cincin nyaris terjadi tepat dihadapan Agni. Ya, Agni datang dihari pertunangan Rio bersama Dea. Zevana dan Agni semenjak tadi menggerutu kesal melihat acara pertunangan tepat didepan matanya. Cincin di tangan Dea sukses terpasang di jari manis Rio. Namun, saat Rio ingin memasang cincin untuk jari manis Dea. Semuanya diluar dugaan.

“STOP!!” Agni dan Zevana berteriak.

Crriinggg...
Cincin ditangan Rio terjatuh. Rio memandang Agni. Rio merasa tak tega melihat Agni menangis karena melihat pertunangannya dengan Dea.

“Rio...” Mama Rio nampak emosi dengan anaknya itu. Bisa-bisanya Rio tidak melaksanakan pertunangan ini dengan baik.

“Maaf, Ma. Rio nggak bisa lakuin semua ini.”

“Ma, udahlah. Biarin aja Rio tentuin pilihannya.” ujar Papa Rio.

Dea menjauh dari Rio dan menarik Agni untuk berdiri dihadapan Rio. Dea tahu bahwa semenjak tadi Agni tidak suka melihat pertunangannya dengan Rio.

“Lakuin pertunangan ini.” bisik Dea sambil menepuk pundak Agni pelan.

Rio tersenyum memandang Agni dihadapannya itu. Rio menarik tangan kanan Agni lalu memakaikan cincin dijari manis Agni. Seluruh tamu undangan bertepuk tangan. Dea ikut tersenyum memandang Rio bersama Agni.

“Biarkan saja Rio dengan perempuan itu. Karena itu memang pilihan Rio.”

“Hmm...”

Rio mencium kening Agni. “Tetaplah disampingku untuk selamanya. Karena kamu tercipta hanya untukku. Dan bukan untuk orang lain.”

“Aku akan tetap bersamamu. Dan aku akan melekat disini. Dihatimu.” ucap Agni sambil menyentuh dada Rio.

“Jangan pernah tinggalin aku ya, Ag. Aku nggak bisa hidup tanpa dirimu disisiku.”

“Iya Marioku sayang. Aku akan selalu menemanimu. Sekarang dan untuk selamanya.”

************

“Fy, tunggu...” Debo terus mengejar kekasihnya itu tanpa mengenal lelah. Ify menghentikan langkahnya.

“Aarrrgghhhh!! Kepalaku sakit, De.”

Debo dengan langkah cepat langsung menghampiri Ify. Debo takut hal buruk akan terjadi pada Ify.

“Fy, kamu nggak apa-apa kan?” tanya Debo khawatir.

“Sakiitttt...” Ify terus merintih sambil memegangi kepalanya. Debo memeluk Ify.

“Fy, kamu tenang ya. Aku jadi panik liat kamu kayak gini.”

“Sakit, De. Sakit.” lirih Ify lemas. Debo menggendong tubuh Ify dan segera memanggil taksi untuk dilarikan ke rumah sakit.

@RS Puri Raharja

Debo terus-terusan mondar mandir didepan ruang UGD menanti kabar dari sang Dokter mengenai kondisi Ify.

************

“Dari hasil pemeriksaan lab, dinyatakan bahwa Sivia sedang hamil satu bulan.” ucap sang Dokter pada Alvin dan Sivia.

“H...h...hamil Dok?”

“Akhirnya...” gumam Alvin.

“Iya, kamu hamil satu bulan, Sivia.”

“Hmm... Ya sudahlah. Saya permisi, Dok.” Sivia dan Alvin beranjak pergi meninggalkan rumah sakit.

Sivia masih belum bisa menerima semua ini. Pernyataan yang mengatakan bahwa dirinya sedang hamil satu bulan. Itu semua benar-benar tidak ingin terjadi.

“Gue belum siap, Vin. Gue nggak mau semua ini terjadi.”

“Udahlah, Vi. Semuanya udah terjadi. Nggak ada yang bisa disembunyiin lagi. Cepat atau lambat semuanya juga akan tau kalo kamu sedang hamil, Vi.”

“Hmm...”

“Ikut aku yuk.” ajak Alvin.

“Kemana?”

“Buat kembaran.” jawab Alvin sambil menarik tangan Sivia.

@Summer Hotel

“Ayolah, Vi.” ajak Alvin.

“Vin, jangan gila deh! Lo nggak liat gue lagi hamil kayak gini.”

“Hmm... Tapi aku pengen, Vi.”

“Nggak mau!”

“Ayo...”

@kamar 507

“ALVIIINNNNNN....”

" Dieemmm... "

" ALVIIINNNN... "

" DIEEMMMM... "

" ALVIN ALVIN ALVIN!! jangan... "

" Diem diem diem!! Sivia... "

Sivia mendorong Alvin. " Jangan, Vin. Gue mohon. " sivia terisak diatas kasur hotel.

" Vi... "

" Lo jahat sama gue, Vin! Lo cuma mau manfaatin gue aja kan? Iya? Jahat lo! "

" Vi... Enggak... " Alvin mendekati Sivia.

CUPP(?) zzz

Alvin mengecup bibir Sivia. Sivia terdiam dan masih terisak.

" Kita mulai ya... "

" Jangan Vin... " cegah Sivia.

" Vi, udah tanggung. "

" Gue nggak mau! "

" Tapi gue mau. "

" Nggak! "

" Iya. "

" Nggak. "

" Iya. "

" Nggak. "

" Iya. "

" Ng... "

Alvin mendekap erat tubuh Sivia.

to be continued...

Part 41: Rumah Sakit-Spesia ID&CakShill

Berawal Dari MOS-Part 39


Part 39: OH MY GOD!

***

Ce ce ce cenat cenut...
Ce ce ce cenat cenut...

“ Gagap lo, Vin? ” Sivia terkikik.

Aku tahu kenapa hatimu cenat cenut...
Mungkin saat itu kau sedang kentut...
Aku tahu kenapa kau jadi malu...
Mungkin kau salah, kau salah pakai baju...
Aku tahu kenapa lidahmu kelu...
Mungkin saat itu kau telat minum susu..
Mowww...
Aku tahu kenapa merinding bulu romamu...
Mungkin di belakangmu ada anak hantu...
...........
* bibirmu dower... Bibirmu dower...
Cenat cenut cenat cenut, kayak badut kayak badut..
Kalo lagi ngerayu cewek...
Bibirmu dower... Bibirmu dower...
Cenat cenut cenat cenut kayak marmut kayak marmut kalo lagi ngerayu cewek...
Kamu tau gak, kapan kau dan dia bertemu...
Kayaknya waktu itu pas mati lampu...
Sampe lu gak liat yang ada didepan lu...
Akhirnya lu malah kejedot pintu...

Hati-hati ada anjing yang lagi nungguin kamu...
Bisa-bisa nanti dibawa ke penghulu lu...

“ Betul betul betul ”
lepaskan semua beban dan gundah dihatimu...
Lagu ini cuma buat lucu-lucuan...
Back to *
Lagu ini tercipta hanya khusus buat kamu-kamu yang suka dower bibirnya...
Kalo lihat cewek, merasa dirinya asyik...
Padahal nggak ada isi...
Jangan diambil hati...
Back to *

Alvin bersenandung ria didepan Sivia. Karena hatinya saat ini sedang cenat cenut karena Sivia.

“ Bibirmu kali yang dower. Aku kan nggak dower, Vin. ” ledek Sivia.

Alvin memanyunkan bibirnya. “ Biarin. Aku kan ganteng kalo kayak gini. Banyak yang naksir. ”

“Idih, narsis. Hahaha, iya pacarku sayang. Kamu ganteng kok. Tapi, jangan nyanyi lagi ya. Sakit telingaku nih. ” Sivia meniup-niup telinganya.

“ Suaraku kan keren kayak Cristiano Ronaldo. Padahal aku pengennya jadi pemain sepak bola kayak Cristian Bautista. Tapi, Papa aku nyuruh ikut les vokal. Biar kayak Cristiano Ronaldo. Biar ntar aku punya fans yang kayak Beliebers itu. Terus nanti aku nyanyiin lagunya Just The Way You Are. ”

“ Lo sinting apa sarap, Vin? ” tanya Sivia.

“ Aku waras. Hahaha, just the way you are. ”

“ ALVIN BEGO! Cristiano Ronaldo itu pemain bola. Cristian Bautista baru penyanyi. Yang punya fans namanya Beliebers itu Justin Bieber. Terus yang nyanyi lagunya Just The Way You Are itu Bruno Mars bukan Justin Bieber! ” ucap Sivia penuh emosi.

“ Hah? Bruno Mars kan yang lagunya Lucifer kan? Bruno Mars yang dikorea kan? ” tanya Alvin.

“ SHINee itu Alvin! Ah, capek aku ngomong sama orang bego. Ketularan bego ntar aku. ” Sivia mendengus kesal.

“ Ih, aku nggak bego kali. Aku kan orang terpintar di dunia. ” ucap Alvin.

“ Hah?! Orang terpintar didunia? In your dream! ” Sivia memukul meja pelan karena emosi menghadapi Alvin yang ada disampingnya.

Alvin menarik dagu Sivia dan kecupan bibir Alvin mendarat di bibir Sivia(?).

Prok...prok...prok...

“ Bagus! Sekolah buat pacaran. ” Gabriel datang bersama Zahra dan langsung mengacaukan Alvin dan Sivia.

Alvin menjauh dari Sivia dan langsung menoleh ke arah Gabriel dan Zahra.

“ Eh, ada kak Gabriel. ” Alvin nyengir kuda ketika melihat Gabriel dan Zahra didepan kelasnya.

“ Kemana Rio, Deva, Acha, Agni, Debo dan Ify? Dan Cakka sama Shilla kenapa nggak sekolah beberapa hari ini? ” tanya Zahra.

“ Kita nggak tau kak. ” jawab Sivia.

“ BOHONG! ” bentak Gabriel. Seluruh siswa-siswi dikelas itu terdiam. “ Dimana mereka? Ini sudah jam masuk kelas! ”

“ Iel, Debo tadi ijin anterin Ify ke rumah sakit. ” jawab Zahra.

Gabriel mendelik ke arah Zahra. “Gue nggak nanya lo!”

Zahra terdiam. “..........”

“Lo emang cowok nggak punya perasaan ya! Kasian kak Zahra lo gituin. Dia kan udah mau jawab pertanyaan lo. Lo malah marah sama dia. Dasar! ” ucap Alvin kesal pada Gabriel.

Sivia menyikut Alvin. “ Vin... Jangan ngelawan kak Gabriel. ”

“Kalo Debo sama Ify ke rumah sakit. Terus, Rio, Deva, Acha sama Agni kemana? Cakka sama Shilla juga nggak pernah keliatan. ”

“Acha tadi permisi pulang.” jawab Zahra.

Gabriel mendorong Zahra. “GUE NGGAK NANYA SAMA LO BEGO!” bentak Gabriel keras.

Zahra terdorong hingga pinggangnya terkena sudut meja. “ Auuww... ” Zahra merintih. Sakit luar biasa Ia rasakan dipinggangnya. Zahra terjatuh. Keseimbangannya hilang karena menahan sakit luar biasa dipinggangnya itu.

“Kak, jangan kasar sama cewek dong!” protes Sivia.

Gabriel melirik kearah Zahra yang merintih kesakitan. Ia merasa tak tega melihat mantan kekasihnya itu terluka. Dengan berat hati, Gabriel membangunkan Zahra. “Kamu nggak apa-apa?”

Zahra mengangguk lemas. “Pinggangku sakit Iel. Sakit banget.”

“Maafin aku, Ra. Kita ke UKS ya.” ajak Gabriel.

“Cieeee....” ledek Alvin dan Sivia.

Gabriel melotot. “Awas lo berdua!”

Zahra memegang tangan Gabriel. “Biarin aja mereka.”

Gabriel mengangguk. “Yuk, kita pergi darisini.”

“Huss... Sana jauh-jauh dan jangan ganggu kita.” usir Alvin.

Gabriel dan Zahra keluar dari kelas itu. Alvin tersenyum puas memandang kepergian ZahrIel.

“ Akhirnya itu penganggu ilang juga ya, Vi. ” ucap Alvin tersenyum.

“ Ya terus kenapa? Jangan macem-macem lo. Liat aja apa yang akan gue perbuat kalo lo berani macem-macem. ” ancam Sivia.

“ Sungguh teganya teganya dirimu teganya. Oh… teganya. ”

Sivia menutup telinganya rapat-rapat. “ JANGAN NYANYI BEGO! ” teriak Sivia pada Alvin.

Tiba-tiba, Alvin langsung mendekap erat tubuh Sivia. Seakan tak ingin Sivia pergi jauh dari Alvin. “ Vi… ”

“ Alvin… apaan sih? Risih aku, Vin. ” Sivia menggeliat dalam pelukan Alvin.

“ Biarin aku peluk kamu. Abis enak tau! Kayak meluk boneka. ” ucap Alvin cekikikan.

Sivia memanyunkan bibirnya. Baru kali ini Sivia melihat Alvin sebegitu nafsunya memluk dirinya. Padahal, selama ini Alvin tidak pernah seperti ini terhadap Sivia.

“ Yang lain pada kemana sih, Vin? ” tanya Sivia.

“ Aku nggak tau lho, Vi. Yang aku tanya-tanya sebenernya Cakka sama Shilla. Mereka nggak pernah keliatan lagi kan? Bahkan di kompleks juga nggak pernah keliatan. Biasanya kan mereka berdua sering jalan-jalan sama anak kecil gitu. ”

Sivia menyenderkan kepalanya didada Alvin. “ Aku nggak habis pikir sama Shilla, Vin. ”

“ Emang Shilla kenapa? Shilla jahatin kamu? ” tanya Alvin.

Sivia menggeleng. “ Shilla nggak jahatin aku kok. ”

“ Terus? ”

“ Shilla nggak suka lihat kita pacaran. ” jawab Sivia.

“ Hah? Sumpah lo? ” tanya Alvin sedikit kaget.

“ Serius Alvin. ”

“ Oh… ” Alvin hanya ber OH ria.

“ Oh juga. ” sahut Sivia.

“ ………………. ”

*********************************************************************************************

@RS Puri Raharja

“ Masih kuat, Fy? ” Debo semakin khawatir melihat kekasihnya yang kondisinya semakin memburuk. Ia pun tak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Debo hanya bisa khawatir dengan kondisi Ify.

Ify mengangguk lemah. Ify masih terus-terusan memegangi kepalanya yang semakin terasa pusing. “ Aku masih kuat, De. Nggak usah khawatirin aku. ”

“ Gimana aku nggak khawatir? Wajah kamu pucat, Fy! Kali ini aku bener-bener khawatir. ”

Ify mendelik tajam. “ Aku nggak suka! Jangan terlalu overprotektif. ”

“ Hmm.. ” Debo mendengus kesal dengan kekasihnya itu.

Debo segera membawa Ify ke ruang periksa dirumah sakit itu. Debo mondar-mandir didepan ruang periksa karena dirinya dilarang masuk oleh Ify. Debo semakin khawatir dengan kondisi ify.

Sementara didalam ruangan….

“ Apa? ” Ify nampak kaget dengan hasil yang dikatakan Dokter itu.

“ Kamu harus sering-sering periksakan kondisi kamu kesini. Karena jika tidak maka kondisi kamu akan semakin buruk dan bisa-bisa umur kamu akan berakhir. ”

Mata Ify seketika berkaca-kaca menahan airmatanya agar tidak tumpah. “ Tapi, kenapa saya bisa punya penyakit seperti ini, Dok? ”

“ Sebelumnya apa keluarga kamu ada yang pernah punya penyakit parah? ” tanya Dokter itu.

Ify menggeleng lemah dan seketika airmatanya pun tumpah. “ Sama sekali nggak ada, Dok. ”

“ Hmm… berarti kamu terlalu sering begadang dan kecapekan. Iya? ”

“ Nggak kok, Dok. ” jawab Ify.

“Suka keluar malam?” tanya Dokter itu lagi.

“Sama sekali nggak pernah.”

“Hmm... Ya sudahlah. Kamu boleh keluar sekarang.” Dokter itu tersenyum.

“Makasih ya, Dok.” Ify beranjak dari ruangan dan keluar untuk menemui Debo.

Krriiittt...

Debo tersenyum melihat Ify keluar dari ruang periksa. Ify nampak kelihatan sedih. Namun, Ify mencoba menyembunyikan semua kesedihannya itu.

“Gimana, Fy? Apa kata Dokter?”

“Kanker.”

“Hah?”

Ify menunduk. ‘Ah, bego. Keceplosan deh gue.’

“Fy...”

“Cuma kecapekan kok. Dan aku lagi kanker nih, De. Kantong kering. Traktir aku makan dong.” pinta Ify manja.

“Serius? Tadi aku denger katanya kamu kanker?” Debo nampak curiga kepada Ify.

Ify mendengus. “Serius, Ebo. Ayo kita pergi makan. Kata Dokter aku cuma kecapekan aja kok. Suer deh! Lagian aku juga nggak percaya sama kata-kata Dokter. Kan Dokter suka nipu.” jawab Ify.

“Hmm... Iya deh.”

“ Kamu percaya sama aku kan? Tadi, kata Dokter aku divonis menderita penyakit kanker otak stadium awal. Tapi, aku nggak yakin sama semua itu. Dan aku bener-bener nggak percaya sama ucapan Dokter! ”

“K...k...kanker?” tanya Debo terbata-bata(?)

“ Udahlah! Jangan dibahas. Bikin gue stress kalo dengerin kata-kata Dokter sinting itu.” ucap Ify kesal.

“ Tapi, kalo seandainya semua ini bener gimana, Fy? Ntar malah makin parah kalo nggak sering-sering kontrol ke rumah sakit.”

“ Lo bikin selera makan gue ilang aja! Ih, nyebelin.” Ify meninggalkan Debo dan rumah sakit.

“ Fy... ” Debo mengejar Ify.

Ify semakin jauh dari pandangan Debo. Emosinya berkecamuk dan ingin meluapkan semua ini.

”Fy, tungguin.” panggil Debo.

Ify menghentikan langkahnya karena pusing dikepalanya terasa lagi.

Debo dengan cepat langsung menghampiri Ify. “Fy...”

“ Aku pusing, De. Dari kemarin malem belum makan.” ucap Ify lemas.

Debo mengangguk. “Iya, kamu ke rumah aku aja sekarang. Kondisi kamu nggak enak kayak gini, Fy.”

Ify hanya mengangguk pasrah. Ify hanya ingin pusing dikepalanya hilang.

“Kuat nggak?” tanya Debo.

“Kuat!”

“ Ya udah, ayo.” ajak Debo.

Debo memanggil taksi dan segera membawa Ify kerumahnya.

@ Andryos Home

Tok...tok...tok...

Debo mengetuk pintu rumahnya dan berharap ada yang membukakan pintu untuk dirinya dan Ify.

Krrriiiiitttt....

Seseorang membukakan pintu. Debo nampak terkejut melihat sosok yang ada dihadapannya.

“ Patton... ” Debo melepaskan tangannya dari Ify dan langsung memeluk orang dihadapannya itu.

“ Dede... Gue kangen sama lo. ”

Ify merasa diabaikan disana. “ Siapa sih? Sampai tega-teganya aku dikacangin kayak gini. ”

Debo melepaskan pelukannya. “Ini Patton, Fy. Sepupuku.” ucap Debo.

Patton mengulurkan tangannya pada Ify. “Patton. Kamu siapanya Dede?”

Ify menjabat tangan Patton. “Ify. Pacarnya Ebo.”

Patton dengan cepat langsung melepas tangannya ketika mendengar ucapan Ify barusan. Debo nampak heran dengan tingkah Patton yang aneh.

“Eh, lo nggak ngasih kita masuk, Ton?” tanya Debo.

Patton nampak sibuk memperhatikan Ify. “Oiya, ayo masuk.”

Ify tersenyum manis pada Patton. Debo membiarkan Patton bersama Ify dan langsung menuju dapur untuk membuatkan minum pada mereka berdua.

“ Fy, udah berapa lama pacaran sama Dede? ” Patton memulai pembicaraan.

“ Ehm, belum sebulan kok. Emang kenapa? ”

“ Enggak. Cuma nanya kok. Masalahnya aku lihat kamu kayaknya sayang banget sama Dede. Padahal, kamu kan enggak tau gimana Dede yang sesungguhnya. ” ucap Patton sinis.

Ify tercekat mendengar ucapan Patton. “ Maksud kamu apa? Kok kamu jelek-jelekin Ebo didepan aku? Ebo baik kok sama aku! Ebo itu nggak seperti yang kamu pikirin. ”

“ Dede itu… ”

“ Hey, maaf lama. ” Debo datang dengan membawa 2 gelas minuman ditangannya.

Patton menjauh dari Ify. “ Oh, iya. Makasih. Oya, Ify satu sekolah sama kamu, De? Kok kamu nggak pernah cerita kalo udah punya pacar? ”

“ Tanya aja sama orangnya. ” ucap Debo.

“ kamu satu sekolah sama Dede, Fy? Kapan kenalannya? ” tanya Patton pada Ify.

“ Iya, aku kenal Ebo waktu MOS pertama. Lagian aku sama Ebo dan yang lainnya dulu bersahabat. ” jawab Ify.

Patton hanya manggut-manggut. “ Oh, gitu toh. Oya, De. Camilannya mana? ”

Debo menepuk jidatnya. “ Oya, lupa. Gue ambilin dulu ya. ” Debo kembali kedapur.

“ Fy, boleh minta nomor HP kamu nggak? ” tanya Patton.

“ Hah? Emang buat apaan? ” tanya Ify yang nampak curiga pada Patton.

Patton mendekati Ify. “ Buat sms’an aja. boleh ya? ”

“ Hmm… ” Ify memberikan HPnya pada Patton dan menyuruhnya mencatat nomor HPnya.

“ I’m coming… ” Debo datang membawa camilan ditangannya. Patton menjauh lagi dari Ify. Debo nampak sangat curiga pada Patton.

“Kenapa lo, Ton?” tanya Debo curiga pada Patton.

Patton hanya menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tak gatal. Patton jadi salah tingkah dan tidak tahu harus melakukan apa dihadapan Debo dan Ify.

Tiba-tiba Mama Debo datang bersama Shilla. Ify yang sedaritadi diam langsung kaget melihat kedatangan Shilla dirumah Debo. Patton nampak bernafas lega karena kedatangan Mama Debo.

“Wah, rame ya.” sapa Mama Debo. Shilla nampak kelihatan sebab seperti sehabis menangis seharian.

“Kemana aja lo, Shill? Kok lo ada disini?” tanya Ify.

“Oya, ini Shilla calon istrinya Debo. Debo dan Shilla akan menikah sebulan lagi.” ucap Mama Debo.

Debo dan Ify saling berpandangan. Mereka kaget dengan ucapan Mama Debo barusan. Shilla nampak kelihatan sedih dan memandang Ify dan Debo.

“Tante, Debo kan...” ucapan Patton dipotong Ify.

“Oh ya! Selamat ya Shill. Dan selamat buat lo juga, De. Maaf gue nggak bisa lama-lama disini. Permisi.” Ify beranjak pergi meninggalkan rumah Debo. Hatinya seakan ingin berteriak karena mendengar tentang pernikahan Debo dan Shilla yang akan dilaksanakan sebulan lagi. Hati Ify seakan sangat sakit.

‘Maafin gue, Fy.’ batin Shilla menunduk.

“Biarin Ify pergi! Dia lagi pengen sendiri.” bisik Patton pada Debo.

Debo menunduk lesu. “Jadi Dede bakal nikah sama Shilla, Ma? Terus gimana sama sekolah Dede? Dede belum siap nikah, Ma. Dede masih pengen sekolah. Dede nggak bisa.”

“Mama nggak bisa nolak pernikahan ini. Papanya Shilla tetap bersikukuh buat nikahin Shilla sama kamu, De. Mama pengen nolak tapi takut pekerjaan Mama di perusahaan Papa Shilla diberhentiin.” Mama Debo menunduk.

“Tante, sebenernya cewek tadi adalah pacar Debo.” ucap Shilla.

Mama Debo memandang Shilla dan Debo. “Jadi yang tadi pacar kamu, De?”

Debo mengangguk lemas. “Dia pacar Dede, Ma. Dia kelihatan sedih waktu Mama bilang Shilla bakal nikah sama Dede.”

“Biar gue yang kejar Ify.” Patton beranjak dari tempat duduknya dan keluar mengejar Ify.

“ Maafin Mama, De. Tapi, Mama nggak bisa ngebatalin pernikahan ini. ”

Shilla memandang Debo pasrah. “ Hmm… ”

“ Ma, Shilla juga udah ada anak angkat sama Cakka, pacarnya. Masa Mama tega nyakitin perasaan anak kecil? ”

“ Casillas lagi dirumah sakit, De. Cakka juga lagi KOMA dan belum sadarkan diri. ” Shilla menunduk lesu.

“ Jadi kamu juga udah punya pacar, Shill? ” tanya Mama Debo.

“ Iya, udah Tante. Tapi, Shilla juga nggak mau kecewain Papa. Shilla harus ngelaksanain pernikahan ini. ”

“ Ma… batalin. ” mohon Debo.

“ Mama nggak bisa. Pokoknya kalian tetap melaksanakan pernikahan ini. Dan terpaksa kalian berdua harus berhenti sekolah. ”

“ Hmm… Tante, Shilla balik ke rumah sakit dulu ya. Kasian Cakka sama Casillas. ” pamit Shilla.

“ De, anterin Shilla ya. ”

“ Hmm… ” Debo mengangguk pasrah. “ Yuk, Shill. ”

Shilla tersenyum dan mengikuti langkah Debo untuk menuju RS Sanglah.

*********************************************************************************************

“ ARRRRRRRGGGGGHHHH!!! Kenapa Tuhan?! Kenapa cowok yang udah aku sayang harus dijodohin sama orang lain? Dan kenapa harus dijodohin sama sahabat aku sendiri? Ini semua nggak adil! ” Ify berteriak di tengah jalan raya yang nampak sepi pada saat itu.

JDEERRR…
Seketika hujan turun membasahi bumi. Langit seakan ikut menangis melihat kesedihan yang dialami Ify. Ify tak kuasa menahan semua ini. Ify tidak ingin Debo pergi meninggalkannya demi pernikahannya dengan Shilla.

Tik…tik…tik…

“ Aku Cuma pengen bisa bersama-sama terus sama Ebo. Ini semua nggak adil buat aku! Kenapa harus aku yang menimpa semua ini. Aku nggak sanggup kalo harus kehilangan orang yang aku sayang lagi. ” tangisan Ify meledak dalam hujan deras yang membasahi tubuhnya.

“ Ify… ” dari kejauhan Patton datang dengan membawa payung ditangannya. Patton merasa tak tega melihat Ify terpuruh dalam kesedihan karena pernikahan Debo dan Shilla yang akan segera dilaksanakan.

Ify langsung memeluk Patton yang berada dihadapannya. Ify tidak tahu siapa orang yang bisa menenangkannya. Dan Ify Cuma berharap Patton bisa menenangkannya saat ini.

“ Nangis aja kalo itu yang bisa bikin lo puas. Gue tau lo sedih banget waktu denger Debo bakal dinikahin sama Shilla. Awalnya gue juga nggak nyangka semuanya bisa jadi kayak gini. Gue pikir kedatangan gue ke rumah Debo bakal ada sambutan hangat. Tau-taunya malah denger berita si Dede bakal nikah. Hmm… ” Patton membalas pelukan Ify dan mengelus rambut Ify perlahan.

“ K…k…kenapa s..semu…a harus terjadi ke gue, Ton? Apa salah gue? Gue Cuma pengen bahagia sama orang yang gue sayang. Tapi, semuanya itu selalu dilanda masalah yang nggak tau kapan berhentinya. Gue capek, Ton. Gue pengen bahagia. ” Ify semakin terisak dipelukan Patton.

“ Yang sabar ya, Fy. Gue yakin kalo Debo nggak akan ninggalin lo. Karena gue tau kalo dia itu sayang banget sama yang namanya cewek dan nggak tega buat nyakitin perasaan cewek itu. ”

“ Ton… ”

“ Apaan, Fy? ” tanya Patton.

“ Dingin. Kepala aku juga pusing banget nih. Belum makan dari kemarin malem. ” ucap Ify manja.

“ Oh, ya udah. ”

“ Ngapain? ” Ify melepaskan pelukannya dan memeluk tubuhnya yang kedinginan.

“ Ayo, makan. ” Patton melepas jaketnya dan memasangkannya ke Ify. “ Pakai jaketku dulu. Kasian kamu kedinginan kayak gini. ”

Ify tersenyum. “ Makasih ya, Ton. Kamu dateng tepat disaat aku butuhin orang buat nenangin hati aku. ”

“ Iya, ayo kita makan. ” ajak Patton.

“ Iya. ”

Ify bangkit dan menghapus airmatanya. Hujan seketika berhenti bersamaan dengan tenangnya hati Ify. Patton dan Ify segera pergi menuju ke restoran terdekat darisana. Mereka berdua nampak tertawa lepas menikmati keindahan alam(?).


*********************************************************************************************

“ Dasar! Tukang rebut pacar orang. Penghianat lo, Dev! ” bentak Rio sambil mendorong Deva.

Agni menangkap Deva yang terpental akibat didorong Rio. Agni menarik lengan bajunya dan ikut-ikutan emosi dengan Rio. “ Eh, lo jangan pernah sentuh Deva! Karena dia pacar gue sekarang. ” ucap Agni penuh emosi.

Rio menganga karena ucapan Agni barusan. Bagi Rio, mustahil Agni bisa berpacaran dengan Deva. Setahu Rio, Deva masih berhubungan baik dengan Acha. Rio tersenyum sinis pada Deva dan Agni.

“ Hahaha, nggak usah ngarang deh lo! Status lo masih jadi pacar gue. Nggak usah ngebelain cowok yang udah ketularan lemotnya si Acha. Najis banget sama cowok lemot. ” ucap Rio sinis.

Agni menarik kerah baju Rio. “ Jaga omongan lo! Dan jangan harap gue mau jadi cowok elo. Najis tau! ” Agni mendorong Rio kasar.

Deva menahan emosi Agni. “ Udah, Ag. Gue disini bukan siapa-siapa lo. Dan gue juga nggak mau terlibat dalam hubungan lo sama Rio. ”

Rio memandang Deva. “ Jangan salahin gue kalo Acha jatuh kepelukan gue. Dan gue akan buat elo nyesel karena udah berani ngerebut Agni dari gue. ”

“ Oh, jadi mau balas dendam? ” tanya Agni sinis.

“ Iya, gue bakal balas dendam! Puas lo berdua. ” bentak Rio.

Deva mengusap wajahnya. “ Nggak usah pakai kuah kali! Lebay banget ngomongnya. Coba aja sana. Lo pasti nggak akan bisa dapetin Acha. Karena Acha ditakdirkan Cuma buat gue. ”

Agni mengacak-acak rambutnya. “ Argh! Gue pusing sama lo berdua tau. Cowok emang bener-bener nyusahin. Gak gak gak kuat sama playboy playboy. ”

“ Siapa yang playboy? ” tanya Rio.

“ Gue pergi ya. Mau nyari Acha. ” ucap Deva.

Agni menarik tangan Deva. “ Lo nggak boleh pergi. ”

“ Ah, gue mau pergi. ” Deva menghempaskan tangan Agni dan meninggalkan TKP.

“ Mampus lo! Pacar-pacaran lo udah pergi ninggalin lo. ” Rio tersenyum sinis.

“ So? Ngaruh gitu buat lo? Lo bukan siapa-siapa gue tau. Dan elo nggak usah sok ngurusin hidup gue. Urusin uth keluarga lo itu. ”

Rio mencengkram tangan Agni. “ Lo itu pacar gue! Dan selamanya lo akan jadi milik gue. Dan gue nggak akan ngebiarin orang lain buat ngedapetin lo. ”

Agni meringis. “ Lepasin gue! Lo bkan siapa-siapa gue. Pacar gue itu Deva bukannya elo, Mario. ” bentak Agni.

“ Heh! Pacar lo itu gue bukan si Deva lemot itu. ” bentak Rio.

“ Jangan pernah sekali lagi lo bilang Deva lemot! Dasar cowok maho. ”

Rio memegang pundak Agni dengan kasarnya. “ Apa lo bilang? Ucapin sekali lagi! ”

“ COWOK MAHO! Kurang jelas? ”

Rio menarik dagu Agni. “ Ulangin sekali lagi! ”

“ Co… ”

;;; tamat ;;;

*********************************************************************************************

Acha menyetel lagu didalam mobil Nyopon. Nyopon hanya nyengir mendengar lagu yang diputar oleh Acha.

Kelak kau ‘kan
menjalani hidupmu sendiri
Melukai kenangan yang telah kita lalui
Yang tersisa hanya aku sendiri di sini
Kau akan terbang jauh menembus awan
Memulai kisah baru tanpa diriku

Reff:
Seandainya kau tahu ku tak ingin kau pergi
Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganku
Seandainya kau tahu aku ‘kan
selalu cinta
Jangan kau lupakan kenangan kita selama ini
Kelak kau ‘kan
menjalani hidupmu sendiri
Melukai kenangan yang telah kita lalui
Kau akan terbang jauh menembus awan
Memulai kisah baru tanpa diriku
Back to Reff:
Selama ini…
Back to Reff:

Selama ini

“ Galau ya, Cha? ” ledek Nyopon pada Acha.

“ Iya, galau. Nyesel gue mutusin Deva. Tapi, gue sakit hati banget sama yang gue liat tadi, Pon. ”

“ Emangnya lo liat apaan, Cha? ”

“ Gue liat Deva ciuman sama sahabat gue sendiri, Pon. Sakit hati gue. Gue ngerasa kalo Deva selama ini Cuma mainin perasaan gue aja. ” jawab Acha.

“ Hah? Yakin lo Deva ciuman sama sahabat lo sendiri, Cha? ”

“ Yakinlah! Gue liat dengan mata kepala gue sendiri kalo tadi itu Deva ciuman sama sahabat baik gue. Sialan banget kan? Sakit hati gue. ” Acha mendengus kesal.

“ Kangen sama Ozy kan? ” tanya Nyopon.

“ Hah? Maksud lo? ”

“ Lo pasti kangen sama Ozy kan? Akhir-akhir ini gue sering banget liat Ozy ke café. Dia sering banget mabuk-mabukan disana. Bahkan lebih parahnya lagi make narkoba. ”

Acha cengo. “ Hah? Ozy sering ke café? Mabuk-mabukan juga? Kok bisa? ” tanya Acha bertubi-tubi.

“ Mana gue tau. Tanya aja sama pemilik cafénya. ” jawab Nyopon.

“ Anterin gue ke café itu ntar siang. Gue nggak mau tau pokoknya mesti ke café itu! ” rengek Acha manja.

“ Sorry, nggak bisa. Lain waktu gue pasti anterin lo kok. Tapi, enggak sekarang. ”

“ AH, nggak asik lo! ” ucap Acha kesal.

“ Emang gue nggak asik. Udahlah! Cowok emang kayak gitu tau. Abis dapet manis-manisnya langsung dibuang. ”

“ Lo juga sama kali! ”

“ Eh, enggak dong. Gue kan tipe cowok yang setia. ”

“ Yakin? Haha. ” Acha tertawa kecil.

“ Oh iya dong. Hehe, ehm, Cha. Udah nyampe nih. ” Nyopon menghentikan mobilnya didepan rumah Acha.

“ IYa, gue juga tau bego. Ayo turun. ” Acha menarik tangan Nyopon.

“ Eh, tangan lo genit deh. ” Nyopon nyengir.

Acha langsung salting dan keluar dari mobil Nyopon dengan wajah memerah.

“ Acha… acha… kalo suka sama gue bilang aja kali. ” gumam Nyopon.

Nyopon segera keluar dari mobilnya dan ikut masuk ke rumah Acha. Tamu-tamu undangan banyak berdatangan ke rumah Acha.

*********************************************************************************************

*skip*
*skip*

SIANG HARINYA…

@RS Sanglah…

“ Jadi Cakka selama ini KOMA, Shill? Kok bisa? ” tanya Debo.

“ Hmm… iya, Cakka sama Casillas kecelakaan. Casillas masih belum sadarin diri selesai operasi kakinya. ” jawab Shilla.

“ Emang kakinya Casillas kenapa? Kok bisa sampai operasi sih? ”

“ Kakinya nyaris lumpuh. Makanya dokter nyaranin buat operasi biar kakinya Casillas nggak lumpuh. ”

Debo hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Shilla. Debo memandang prihatin dari luar ruangan UGD melihat kondisi Cakka yang sampai saat ini belum sadarkan diri.

“ De, kamu terima pernikahan ini? ” tanya Shilla.

Debo mengangguk. “ Terpaksa! Aku nggak mau ngecewain Mama aku, Shill. Tapi, aku juga nggak mau nyakitin perasaan Ify. Aku jadi bingung sama semua ini. ”

“ Aku nggak tega sama Cakka dan Casillas. Masalahnya ini udah Tahun 2011. dan bukan jamannya Siti Nurbaya lagi. ” ucap Shilla.

“ Ya terus mesti gimana lagi? Kita juga kan nggak bisa nolak pernikahan ini, Shill. ”

“ Hmm… eh, bentar-bentar. Lo inget kejadian dihotel waktu study tour kan? ” tanya SHilla.

“ Kejadian apaan? ”

“ Waktu lo dalam selimut. Masa lupa? ”

Debo mendengus. “ Hmm… inget. Emang kenapa? ”

“ Lo ngapain sama Ify? ” tanya Shilla.

“ Emm… ngapain ya? Nggak tau. ” jawab Debo.

PLETAAKK—

Shilla menjitak kepala Debo. “ Dasar bego! Gue serius, De. Ngapain? ”

“ Ya gitu deh. ” Debo mengaruk-garuk kepalanya.

“ Gitu gimana? ”

“ Lo bego apa beneran bego, Shill? Masa nggak tau sih? ” tanya Debo bingung.

“ Iye sarap! Gue tau kok. ”

“ Shill, salah nggak sih gue ngenalin Ify ke Patton? Soalnya Patton itu cowok playboy pemikat hati cewek, Shill. ”

“ Patton sepupu lo itu ya? ” tanya Shilla.

Debo mengangguk. “ Iya, Shill. ”

“ Menurut gue salah. ” jawab Shilla.

“ Kenapa salah? ”

“ Lo bilang sendiri kan kalo Patton itu playboy? Hmm… hati-hati aja ntar Ify jatuh ke pelukan Patton. Apalagi sekarang Ify lagi sedih banget karena tau kita bakal nikah. Gue saranin sih jauhin Ify dari Patton deh. ”

“ Hmm… gitu yah, Shill? ”

“ Iyalah, lo nggak mau kan Ify jadi korban Patton berikutnya? Makanya hati-hati aja sama Patton. Dia bisa nusuk lo dari belakang. Apalagi Patton itu sepupu lo sendiri. ”

“ Hmm… iya deh. ”

Shilla tersenyum lalu menarik tangan Debo pergi.

*********************************************************************************************

“ ALVIN SARAP, SINTING, BEGO!! Gue ditinggalin jalan sendirian kayak gini. Awas lo, Vin. ” Sivia ngedumel nggak jelas karena kesal dengan Alvin.

Tiinn…tinn…

“ Sivia… ”

Sivia menoleh ke orang yang memanggilnya itu. Dia menggunakan motor tiger dan helm full face. Perlahan dia membuka helmnya.

“ Kak Gabriel… ”

“ Mau nebeng nggak? Kasian lho cewek cantik jalan sendirian. ” Gabriel menaikkan sebelah alisnya.

“ Hmm… gima… ”

Creeekkkteekkcreeteekk…

“ SIVIAAA… ” Alvin datang menggunakan motor ceketer tahun 70an. Entah darimana datangnya motor itu.

“ Oh, kamu sama Alvin ya, Vi? ” tanya Gabriel.

“ Ehm, iya kak. Maaf ya. Lain kali aja nebengnya. ” ucap Sivia tersenyum.

“ Oh, ya udah. Kakak duluan ya. ” Gabriel tersenyum dan memakai kembali helmnya lalu pergi meninggalkan Sivia.

“ ALVIN BEGO! ” teriak Sivia kesal.

Alvin menghampiri Sivia dengan motor barunya itu. “ Ayo naik, sayang. Lebih romantis pakai motor ini daripada motornya kak Gabriel. ”

Sivia memukul pundak Alvin. “ Emang dasar Alvin bego! Sinting. ”

“ Baweelll… buruan naek. ”

Sivia memanyunkan bibirnya. ” Awas lo. Resek! ”

Sivia terpaksa menuruti kemauan Alvin dan Alvin segera mengantar Sivia pulang kerumah.

*********************************************************************************************


*skip*
*skip*

SEBULAN KEMUDIAN --”

“ Hueekkkk… ” (?)

TO BE CONTINUED…
Please LIKE and COMENT…
If you want to read next part..
Please like this part!!
Thank you..

@WINALAKSMITA