Kamis, 24 Februari 2011

Berawal dari MOS--Part 22

Salam penulis :)

**

Debo memandang Dimas penuh kebencian. Masih terlintas dipikirannya kejadian disaat masa-masa SMPnya bersama Dimas. Debo sangat benar-benar tak menyukai Dimas. Debo keheranan pada Ify, bisa-bisanya cowok playboy kayak Dimas dijadiin kekasih oleh Ify. Padahal, masih banyak cowok didunia yang lebih baik dari Dimas. Tapi, bagi Ify, Dimas tetap cowok perfect dimatanya.

Dimas berjalan menghampiri Ify. Ia terdiam memandangi Ify sambil tersenyum. Pandangannya beralih senyuman licik ke arah musuh bebuyutannya sejak SMP, Debo. Dimas dari dulu sangat tidak suka dengan tingkah Debo.

”  Hey, sayang. ” Dimas memeluk Ify. Ify terdiam membisu dalam pelukan Dimas. Dimas benar-benar merindukan pelukannya ke Ify. Dimas semakin mempererat pelukannya ke Ify.

” Aku kangen kamu, Fy. ” Dimas membelai rambut Ify. Debo sedaritadi melihat adegan yang tak ingin dilihat dihadapannya. Debo benar-benar tak menyangka bahwa akan bertemu lagi dengan musuh bebuyutannya selama ini. Senyuman kecut diarahkan ke Dimas. Entah mengapa hatinya terasa aneh saat melihat Dimas memeluk Ify dengan sangat erat.

” Aku udah lupain kamu. Kenapa kamu mesti kembali lagi menghampiriku? Kenapa Dimas? ” Ify menatap Dimas. Dimas perlahan melonggarkan pelukannya ke Ify. Dimas ikut menatap mata Ify. Tatapan penuh rindu. Rindunya selama ini ke Ify.

” Aku masih sayang sama kamu, Fy. Kembali sama aku, Fy. Aku nggak sanggup kehilangan kamu. Aku bener-bener ga ada selingkuh sama Nabila. Nabila itu cuma temen sekolah aku, Fy. Aku mohon, kembali lagi sama aku. ” Dimas dengan tatapan memelas memandang Ify. Ify menjadi sangat bingung dengan cowok yang ada dihadapannya. Ify menoleh ke arah Debo dan berharap Debo memberikan isyarat yang tepat untuk membalas perkataan Dimas. Memang, Ify masih sayang dengan Dimas. Akan tetapi, Ify mencoba menutup hatinya untuk Dimas. Ify merasa benar-benar sakit hati dengan tingkah laku Dimas.

Debo menggelengkan kepalanya pada Ify. Ify mengerti maksud isyarat Debo. Bagi Ify, inilah saat yang tepat untuk benar-benar melupakan Dimas dari hidupnya untuk selamanya. Ify benar-benar tak sanggup apabila harus berhadapan terus dengan Dimas. Karena, rasa sayang itu masih ada. Rasa sayang dan cinta Ify kepada Dimas.

” Maaf, aku nggak bisa melakukan semua ini. Aku udah lupain semua tentang kita. Aku nggak sanggup harus seperti ini lagi, Dimas. Sudah cukup! Hatiku benar-benar sangat kecewa dengan kamu. Aku tidak bisa menerima kamu dihatiku lagi. Karena sekarang, aku sudah memiliki yang lain. ” Ify menunduk dan tak kuasa menatap wajah Dimas. Air mata perlahan-lahan jatuh membasahi pipi Ify. Ify benar-benar tak bisa melihat sosok Dimas kembali lagi disisinya. Semua kenangan Ify bersama Dimas harus dihapuskan dari pikiran Ify.

” Siapa? Siapa orang itu? ” Dimas merasa tidak suka dengan ucapan Ify barusan. Dimas sungguh-sungguh masih sangat menyayangi dan mencintai Ify. Sulit bagi Dimas untuk melupakan Ify dari hidupnya.

Debo hanya menyaksikan perselisihan yang terjadi diantara Ify-Dimas. Debo tak mengerti dengan perselisihan yang sedang dihadapi Ify dan Dimas. Dimas tetap bersikukuh mempertahankan cinta dan sayangnya pada Ify. Padahal, Ify sudah benar-benar ingin melupakan Dimas dari hidupnya.

***

Sion tidak pergi dari kamar Sivia. Ia mengintip dari lubang pintu. Sion menggerutu kesal melihat adegan yang akan terjadi didepan matanya. Alvin mulai mendekati Sivia perlahan-lahan. Sion dengan penuh esmosi membuka pintu kamar Sivia.

Braakkk

Sion menghampiri Alvin dan Sivia. Alvin dengan penuh emosi berdiri dihadapan Sion. Ingin rasanya Alvin menghabiskan sekaligus cowok yang ada dihadapannya ini. Alvin tak ingin Sivia direbut oleh Sion. Kali ini, Alvin benar-benar menyayangi Sivia dengan setulus hatinya dan takkan membiarkan satu orang pun menyakiti perasaan kekasihnya itu.
Sion memandang Alvin dari ujung kaki ke ujung kepala. Sion mendorong Alvin perlahan sambil tersenyum kecut. Sivia berdiri tepat dihadapan Sion.

” Jangan pernah lo sentuh cowok gue! ” Sivia menatap Sion dengan penuh emosi. Perasaannya tak bisa digambarkan saat ini. Dalam hati Sivia, masih ada sisa-sisa rasa sayangnya kepada Sion. Jujur, tatapan Sion membuat Sivia menjadi tak karuan. Sivia menjadi tak ingin marah-marah karena tatapan Sion.

” Apa sih kelebihannya Alvin dibandingkan dengan gue, Vi? Alvin itu baru kenal sama lo. Sedangkan gue? Lo udah lama kenal gue, Vi. Maafin kesalahan masa lalu gue. Gue pengen kita ngulang semuanya dari awal. Please, I heart you, Sivia. ” Sion memegang tangan Sivia. Hati Sivia semakin menjadi tak karuan karena Sion. Hati Sivia dag dig dug seerr(?) ketika tangan Sion menyentuh tangannya.

” I'm sorry. I can't. ” Sivia menghempaskan tangan Sion secara perlahan. Sivia menunduk dan air matanya menetes. Masih tersimpan dimemori Sivia tentang kejadian setahun yang lalu. Kejadian disaat Sion meninggalkan dirinya karena pertunangan dengan Aren. Sivia masih benar-benar terpukul dengan kejadian itu. Karena kejadian itu, Sivia ingin melupakan Sion selamanya dari hidupnya. Tapi... Sion kembali kehidupnya. Kembali menganggu hubungannya bersama Alvin.

***

Agni masih menangis dihalaman hotel. Rio merangkul Agni. Rio benar-benar merasa bersalah dan terlalu berlebihan dengan perbuatan yang Ia lakukan. Agni masih menangis. Agni sangat tidak ingin kehilangan sosok Debo dihatinya. Agni masih sangat menyayangi Debo.

” Ag, udah... ” Rio menenangkan Agni. Rio tak tega melihat mata Agni yang mulai bengkak akibat kebanyakan menangis. Rio sangat tidak tega. Agni tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun karena menangis. Rio memeluk Agni. Agni masih tetap menangis. Rio bingung dan tak tahu apa yang harus dilakukannya terhadap Agni.

” Ag, maafin gue. Gue ga tau kalo kejadiannya bakal seperti ini. ” Rio membelai rambut Agni. Agni tak memperdulikan ucapan Rio. Agni masih tetap menangis dipelukan Rio. Rio semakin mempererat pelukannya pada Agni. Isak tangis Agni semakin menjadi-jadi. Rio menjadi semakin kebingungan dengan cewek yang dipeluknya itu.

” R...riioo... B..balikin Debo. ” suara Agni nyaris tak terdengar ditelinga Debo. Suara Agni bergetar akibat menangis. Rio merasa sangat bersalah karena menghancurkan kebahagiaan Agni.

’ Gue bodoh! Seharusnya nggak gini caranya ngehancurin hubungan Agni sama Debo. Ya Tuhan, nyesel banget. Gue ga tega liat Agni nangis terus-terusan karena Debo. Apa yang harus aku lakukan? Aku bingung banget. ’ batin Rio sambil membelai rambut Agni. Agni masih terisak-isak dalam pelukan Rio.

***

Acha memeluk Deva. Acha merasa bersalah pada Deva. Deva terdiam dan membalas pelukan Acha.

” Cha... ”

” Maafin aku, Dev. Maaf. ” Acha semakin mempererat pelukannya ke Deva. Deva bingung dengan tingkah cewek dihadapannya yang tiba-tiba berubah seperti ini.

” Kamu kenapa Cha? Kok tiba-tiba kayak gini? ” Deva membelai rambut Acha. ” Kerasukan setan apa? ”

” Heh? Rotan? Ngapain kamu nyari rotan, Dev? Emang rotan dipakai buat apa? Kenapa kamu nyari rotannya sa~~ ” Deva membekap mulut Acha. Deva benar-benar sangat jengkel kali ini dengan tingkah Acha.

” Plis! Stop, Cha. Gue capek. ” keluh Deva.

” Stop? Stop buat apa? ”

” TOLONG NYAMBUNG KALI INI AJA. ” mohon Deva sambil sedikit berteriak di telinga Acha. Acha mengangguk perlahan.

” Iya, lo mau ngomong apa? Ngomong aja sekarang. Entar keburu gue ga nyambung. ”

” Gue... Gue suka sama lo, Cha. Jujur, gue suka banget sama sifat lo yang ga nyambung itu. ” Deva memegang tangan Acha. Acha cengo dan tak percaya dengan ucapan Deva barusan.

” Lo ngomong serius? ”

” Gue serius, Acha. Lo tinggal jawab, mau ga jadi pacar gue? Tinggal jawab YA atau NGGAK. ” Deva mengelus-elus tangan Acha. Acha jadi salting sendiri menghadapi Deva yang ada dihadapannya itu. Acha bingung harus menjawab apa pada Deva. Acha masih sayang pada mantan kekasihnya sehingga dia tidak ingin mencari penggantinya. Tapi, Acha merasa nyaman bila bersama Deva. Acha benar-benar bingung saat ini. *terima ga nih? #nanyapembaca*.

” Gimana, Cha? ”

” Hmm... Kasih gue waktu buat mikir ya, Dev. ” jawab Acha.

” Waktu sampai kapan? ”

” Hmm... 5menit aja yah. ”

” Ya udah. ”

***

” Gue anggap semuanya ga ada!! Gue capek dengan pasangan Pangeran-Putri yang nggak jelas asal usulnya. ” Cakka memandang Shilla. Shilla terdiam dan mencerna kata-kata Cakka.

” Hmm... Iya juga sih. Gue sebenernya juga males sama semua ini, Kka! Karena gue ga bisa liat Alvin terus-terusan sama Sivia. ”

” Sivia?! ”

bersambung lalala...

- Dimas dimas...
- Sion..sion...
- DeCha? Acha ga lemot.. Yeyeye...
- RioNi.. Kasian Agni :(
- CakShill? Kok shilla alvin? --''

tunggu selanjutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar