Kamis, 24 Januari 2013

Love... OSPEK!!! #1


Part 1: Ospek adalah pembodohan!

***

TITTLE: Love… OSPEK!!!

GENRE: Romantic, 17++

CAST: Mario Stevadit, Alyssa Umari, Debo Andryos, Cakka Nuraga, Ashilla Tiara, Agni Tri, Alvin Sindunatha, Sivia Putri and many more.

***

“KALIAN SEKARANG BERSTATUS MAHASISWA! DAN KALIAN JANGAN HARAP BISA DENGAN TENANG MELEWATI OSPEK!” ketua panitia ospek itu berteriak memberitahukan peraturan ospek yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa baru.

Cakka, Alyssa, Debo, Ashilla, Agni, Alvin dan Sivia berbisik-bisik mengenai pembodohan di dalam ospek. Mereka hanya tertawa mendengar penjelasan yang dilontarkan oleh ketua panitia itu. Sebenarnya apa pentingnya ospek? Hanya untuk membodohi mahasiswa baru semata? Kalau hanya masuk universitas tanpa harus mengikuti kegiatan ospek sebenarnya bisa-bisa saja. Tapi, apa gunanya ospek. Tidak ada gunanya sama sekali dalam masa perkuliahan.

Kata orang, ospek itu masa pengendalian mental. Apakah para mahasiswa baru sudah siap mental atau belum dalam mengikuti masa perkuliahan. Siap mental dalam hal perkuliahan? Tidak! Ospek hanyalah pembodohan semata. CATAT! Ospek adalah pembodohan.

“Yang tidak lulus dalam OSPEK! Tidak bisa ikut UJIAN SKRIPSI!” ujar panitia lainnya.

“Kak, apa hubungannya ospek sama ujian skripsi” protes Shilla pada saat technical meeting di wantilan bersama teman-temannya.

“Sertifikat ospek sangat penting dalam syarat ujian skripsi. Apabila kalian tidak memiliki sertifikat ospek, kalian tidak bisa mengikuti ujian skripsi!”

Shilla terdiam. ‘Rio kan nggak ikut ospek! Berarti dia nggak bisa ikut ujian skripsi dong!’ batin Shilla miris.

“Sekarang keluarkan alat tulis kalian dan catat lagu kebangsaan Fakultas Sastra.” tegas Zahra sang panitia acara dalam ospek.

Para mahasiswa baru yang berjumlah sekitar 40’an itu pun mengeluarkan alat tulis mereka masing-masing. Sedangkan para anak-anak The power of human malas-malasan mengeluarkan alat tulisnya. Bagi mereka ini hanyalah pembodohan dan tidak ada gunanya sama sekali.

Zahra mulai membacakan seluruh lirik lagu itu. “Lagu pertama yaitu macan kampus.
Kami dari Fakultas Sastra
Si macan kampus yang disegani
Omdo omong doang bukan selogan kami
Bersaig keras raih prestasi
Kami semua tak akan takut
Giat belajar terus menuntut
Perjuangan takkan surut
Api tekad takkan redup
Itulah kami fakultas sastra
Fakultas sastra macan kampus 2x
Fakultas sastra…
MACAN KAMPUS!”

The power of human langsung tertawa mendengar lirik lagu yang dibacakan oleh Zahra. Mereka benar-benar berpikir bahwa ospek adalah pembodohan. Tatapan kemarahan panitia terlihat jelas terhadap Cakka dan kawan-kawannya.

“Yang kalian harus ingat di dalam ospek adalah
Pasal 1: panitia selalu benar.
Pasal 2: apabila panitia salah kembali lagi ke pasal satu.” Gabriel sang ketua panitia ospek mengumumkan ikrar pasal di dalam ospek.

Cakka dkk pun terdiam dan tidak berani berkomentar lagi. Mereka hanya bisa menuruti kemauan-kemauan panitia itu dan hanya berharap pembodohan ini cepat berakhir dan tidak ada korban lagi selanjutnya di dalam ospek.

“Sekarang kalian catat apa yang harus kalian pakai dan kalian bawa saat ospek! Jangan ada yang melawan panitia kalau kalian ingin lulus dari ospek.
  1. Celana kain hitam panjang! No ciut no jeans!
  2. Sepatu hitam, tali rafia kuning dijalin.
  3. Baju kameja putih
  4. Buat topi dari bahan anyam dengan lebar topi 15 cm dan panjang 13 cm. berwarna kuning dan di hias seperti contoh di depa kalian.
  5. Lonceng sebanyak 19 buah. 6 di tas, 4 di gelang, 4 di sepatu dan 5 di topi.
  6. Buat cewek rambut di kepang jalin 3. Memakai pita kuning dan untuk cowok rambut di potong 1cm.
  7. Membuat gelang berwarna kuning dengan bahan sumbu kompor dan dijalin.
  8. Membuat sabuk berwarna kuning dengan symbol FS seperti pada contoh.
  9. Memakai kaos kaki berwarna kuning panjang selutut. No corak.
10.Membawa bandana berwarna kuning dengan symbol FS.
11.membuat tas kain berwarna kuning dengan lebar 30.5cm dan panjang 40.7cm. memakai tali kur berwarna kuning di jalin.
12.Warna kuning sastra bukan sembarangan kuning. Kuning sastra adalah kuning stabilo.
13.Membawa kayu bakar.
14.Nasi sastra
15.Permen kaya rasa.
16.Wafer oli
17.biskuit 3 macam cara makan.
Dan itu saja yang harus dibawa untuk besok. Kalian sudah harus berada disini jam 06.00 wita. Dan harus afal lagu kebangsaan Fakultas Sastra. Sekarang kalian boleh pulang.”

***

Oh her eyes her eyes make the stars look like they’re not shinin Her hair her hair falls perfectly without her tryin Shes so beautiful
And i tell her everyday
Yeah, I know I know when i compliment her she wont believe me And its so its so sad to think that she don’t see what I see But every time she asks me do I look okay, I say

When I see your face theres not a thing that I would change Cuz ur amazing Just the way you are

And when you smile The whole world stops and stares for awhile Cuz girl ur amazing Just the way you are

Her lips her lips I could kiss them all day if she let me Her laugh her laugh She hates but I think its so sexy Shes so beautiful
And I tell her everyday
Oh you know you know you know Id never ask you to change If perfect’s what your searching for
then just stay the same So don’t even bother asking if you look ok You know I’ll say

When I see your face Theres not a thing that I would change Cuz ur amazing Just the way you are

And when you smile The whole world stops and stares for awhile Cuz girl ur amazing Just the way you are

The way you are The way you are Girl your amazing Just the way you are
When I see your face
Theres not a thing that I would change Cuz ur amazing Just the way you are

And when you smile The whole world stops and stares for awhile Cuz girl ur amazing Just the way you are
Yeaah

“Terima kasih.”

Suara riuh tepuk tangan penonton di bar café itu terdengar kompak. Suara lembut nan indah yang keluar dari mulut Mario Stevadit berhasil menghipnotis pengunjung café. Ya, Rio memang seorang penyanyi yang selalu menerima tawaran manggung dari satu café ke café yang lainnya. Maka dari itu, Rio tidak bisa mengikuti kegiatan ospek bersama teman-temannya di tahun ini karena demi pekerjaan yang diambilnya ini.

“Hadirnya saya disini untuk menghibur para pengunjung semua yang sudah mau datang ramai-ramai datang ke café ini. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pemilik café ini karena telah memberikan saya kesempatan untuk menghibur kalian semua. Lagu yang saya bawakan tadi memiliki arti yang cukup dalam bagi saya dan untuk pacar saya, Agni. Dia sosok gadis yang terlihat tomboy namun terkadang membuat saya sangat beruntung telah memilikinya. Dan saya pernah sempat dekat dengan seorang cewek bernama Alyssa dan biasa disapa Ify. Tapi, dia adalah kekasih dari sahabat saya. Namanya Debo. Sehingga pada akhirnya saya pun memutuskan untuk mendekati Agni. Hingga sekarang ini saya dan dia telah resmi menjadi sepasang kekasih.” Curhat Rio kepada para pengunjung bar café itu.

Tepuk tangan kembali lagi terdengar. Rio pun bangkit dari tempat ia bernyanyi dan kembali ke belakang panggung menemui sang pemilik café. Ia merasa benar-benar sangat beruntung bisa berada di café yang sangat terkenal di Bali ini.

***

“Anjriiiitttt! Panitia resek. Wafer oli apaan coba?” tanya Debo sambil berdiskusi bersama The power of human.

Ify tertawa geli melihat kekasihnya itu sibuk sendiri mengurus kegiatan ospek. Padahal dirinya sendiri sangat tidak peduli dan tidak mau tahu tentang kegiatan ospek yang diadakan panitia-panitia gila itu.

Agni menoyor kepala Debo. “Malu ama pacar lo tuh, De. Diketawain gitu gara-gara serius ospek. Wafer oli itu TOP! Top kan wafer nah ka nada oli Top 1.”

“Sakit bego!” Debo menoyor Agni balik. “ Ah iya! Tumben otak lo cerdas kali ini, Ag.”

Cakka menimpali. “Kalo nasi sastra kan nasi kuning terus biscuit tiga macam cara kan oreo. Kalo permen kaya rasa apa ya?”

“Manis asam asin, rame rasanya.” Alvin bersenandung ria menyanyikan iklan lagu permen nano-nano. Alhasil, semuanya tertawa karena suara Alvin.

“Nano-nano!” ucap mereka serempak.

Setelah menebak kode-kode makanan yang diberikan panitia mereka pun mulai membuat kreasi. Mulai dari mengukur panjang dan lebar tas, membuat gelang lalu dijalin dan bermacam kreasi lainnya lagi.

“Speeeedaaaaaaa. Mario Stevadit cowok paling ganteng di The power of human datang.” Teriak Rio di depan markas TPOH. Ia sudah tidak sabar ingin melihat tampang stress teman-temannya dalam mengikuti kegiatan ospek di kampus. Tentu saja sangat berbeda dengan yang namanya Masa Orientasi Siswa alias MOS. Berbeda dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus alias OSPEK. Namun, sebenarnya Ospek atau Mos sama-sama pembodohan.

“RIOOOOOOO!” teriakan teman-teman gila Rio mulai terdengar dari dalam markas. Rio pun memasuki markas tersebut.

“Cowok bego! Tolol! Nggak guna! Darimana aja lo?” protes Agni pada Rio.

Rio hanya nyengir gaje dan menyapa teman-teman lainnya. “Maaf semua! Gue baru abis manggung di café ternama dong. Dan gue dapet duit banyak nih. Nggak ada yang mau traktiran nih? Apapun kalian mau, gue traktir deh! Asalkan jangan IBC aja. Ntar gue nggak bisa banyak semesteran depan.”

Semuanya terdiam. Tak satupun ada yang menyauti ucapan yang dilontarkan Rio. Bahkan Agni pun kembali berkutat dengan tugas ospek yang harus diselesaikan hari ini juga karena sudah tidak ada waktu lagi untuk bersantai ria. Alvin merasa prihatin melihat Rio yang kaget melihat teman-temannya terdiam dan tidak peduli dengan ucapannya. Ia berpikir bahwa sebegitu pentingkah ospek dibandingkan persahabatan mereka? Segitu pentingnya ospek? Segitu pentingnya?
Itulah yang ada di benak Rio saat ini. Semua Nampak sibuk membuat kreasi sendiri untuk ospek mereka. Dan satu pun tidak ada yang memperdulikan keberadaan Rio disana.

“Oh! Segitu pentingnya ospek ya dibanding gue?” tanya Rio sinis pada teman-temannya itu.

Sivia angkat bicara. “Sorry banget, Yo. Bukannya kita nggak peduli sama lo. Tapi, tolong ngertiin posisi kita untuk hari ini dan tiga hari ke depan. Kita nggak bisa have fun dulu. Ini ospek! Syarat ujian skripsi. Bukan mainan yang seenaknya nggak perlu diikutin.”

Rio melotot memandang Sivia. “Jadi lo nyindir gue? Masalah gue sama kalian apa sih? Kalian sensi gara-gara gue nggak bisa ikut ospek bareng kalian? Job gue lebih penting ketimbang ospek! Coba kalo kalian pikir! Kalo batalin job demi ospek, dapet duit buat kuliah darimana apa gue mesti ngemis sama lo semua buat bayarin gue kuliah? Hah?”

“Dan Rio pun mengamuk…”

“Shut up! Gue cukup tau ya sekarang, ternyata kalian kayak gini ke gue. Jahat kalian semua!” bentak Rio.

“Rio! Lo jangan main emosi aja. Pikirin juga aku. Pikirin juga temen-temen yang lain. Kita ngerti lo itu lagi ada tawaran manggung selama kita ospek. Tapi, lo juga ngerti dong kalo kita lagi persiapan buat ospek besok! Nggak ada waktu lagi, Yo.” Tegas Agni pada Rio.

“Ucapan Agni itu bener. Lo kalo pengen dihargai, lo juga mesti hargai kita sebagai sahabat elo, Yo. Kita lagi dalam masa mengikuti ospek dan lo dalam masa tawaran manggung. Jadi, kita sama-sama punya kesibukan masing-masing. Bukan cuma lo yang sibuk sama job manggung lo dari café ke café.” Ujar Ify menimpali.

Rio menghela nafas panjang. Ify benar, tidak seharusnya ia berucap dengan memakai emosi seperti tadi. Semua akan berakibat fatal apabila berbicara dengan seseorang menggunakan emosi. Kedatangan Rio hanya ingin melihat bagaimana teman-temannya mengikuti kegiatan ospek, bukan ingin mengacaukan kreasi yang dibuat oleh mereka.

“Sekarang gini deh, Yo. Lo mau berdiri menyalahkan diri sendiri gitu atau mau bantuin kita siapin bahan untuk besok?” tanya Cakka sambil menaikkan alis nakalnya.

Rio pun menoyor Cakka dan ikut membantu yang lain untuk membuat persiapan ospek.


Bersambung…
Okay, all…
Segini dulu part 1nya yaa..
Masih percobaan berapa peminat hehehe :D
Semoga suka yaaa ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar