TITTLE: Marching Band in Love
AUTHOR: Ni Putu Ayu Wina Laksmita Dewi
CAST: Ashilla Tiara, Ify Alyssa, MarioStevano, Debo Andryos, Alvin Sindhunata, Sivia Azizah, etc.
GENRE: Love, romantic, music
Don’t be a silent reader!
I’m back with new story.. Hope you likethis :)
***
Para mahasiswa baru angkatan 2012/2013 berkumpul di lapangan upacara di Universitas Warmadewa. Teriknya matahari mulai menusuk kulit. Acara PKKMB berlangsung dengan lancardan ditutup dengan atraksi demo unitas. Unitas singkatannya adalah Unit Kegiatan Mahasiswa, yang pada waktu masa SMA sama disebutnya dengan ekstrakurikuler. Berbagai macam atraksi unitas ditampilkan dilapangan upacara tempatpara mahasiswa baru
berkumpul. Mulai dari unitas PMHD, basket, Mapala, PMI,Tari, Tabuh, dan tiba pada saat yang terakhir penutupan yaitu unitas Marching Band. Marching band adalah unitas yang paling aktif di Universitas Warmadewa.
berkumpul. Mulai dari unitas PMHD, basket, Mapala, PMI,Tari, Tabuh, dan tiba pada saat yang terakhir penutupan yaitu unitas Marching Band. Marching band adalah unitas yang paling aktif di Universitas Warmadewa.
Jumlah anggotamarching band yang dimiliki saat ini adalah sekitar 33orang mahasiswa. Unitas marching band terdiri dari tiga divisi yaitu divisi colour guard, divisi brassdan divisi percussion. Biasanya, untuk kategori percussion paling banyakdiminati oleh para cowok-cowok yang memiliki kemampuan tertentu dalam hal-halyang berbau memukul alat. Tapi, dalam divisi brass juga diminati oleh paracowok-cowok yang memiliki napas yang kuat untuk meniup, tapi ada juga cewekyang biasanya minat dalam divisi brass. Sedangkan, yang terakhir, divisicolourguard paling diminati cewek-cewek yang berpenampilan menarik dan sangatpantas untuk ditempatkan di divisi colour guard.
“Selamat siang para mahasiswa baru angkatan 2012/2013, disini kami dari unitas marching band akan menampilkan atraksi-atraksi dalam hal musik. Kami pertama kali dibuat padatahun 1994 dan hingga saat ini telah banyak yang pernah mengikuti unitasmarching band disini. Jika kalian berminat untuk bergabung bersama kami,silahkan mengunjungi sekretariat kami di kampus utara.”
Setelahpengenalan mengenai unitas marching band, para anggota marching band punmenampilkan permainan musik mereka dengan membawakan lagu “Heavy Rotation” dan“Iron Maiden”. Terdengar sorak-sorai dan riuhnya tepuk tangan dari paramahasiswa baru saat lagu heavy rotation mulai dimainkan merdu oleh para pemainterompet diikuti dengan mellophone, baritone dan tuba dalam divisi brass. Tidaklupa juga diiringi dengan pemain percussion dan colourguard yang menari indahdi depan para mahasiswa baru.
“Itulahpenampilan terakhir demo unitas dari marching band warmadewa. Bagi kalian yangberminat untuk mengikuti salah satu unitas yang telah ditampilkan, silahkanmengunjungi ke sekretariat masing-masing unitas yang berada di kampus utara.”
Acara demounitas pun berakhir, brosur-brosur promosi unitas telah tersebar ke paramahasiswa baru. Matahari semakin lama semakin menyengat menusuk kulit. Paramahasiswa baru mengeluh kepanasan karena hingga jam 14.00 wita mereka belumjuga dipulangkan. Padahal, acara ospek telah berakhir sejak marching band telahtampil.
***
“Kampus utarayuk, Shill. Aku pengen ikutan marching band deh. Kayaknya unitasnya asyik dankakak-kakaknya juga keliatannya ramah.” suara lembut dari cewek bermata sipititu mengagetkan lamunan Shilla.
Shillabergeming. Ia menatap Sivia perlahan. Ikut unitas marching band? Yang adadibenak Shilla adalah ia tidak bakat dalam bermain musik. Namun, tidak adasalahnya untuk mencoba pengalaman baru. Siapa tahu dengan bergabung di marchingband ia bisa menemukan sosok pangeran untuk mengisi hatinya yang sepi.
“Shill, maunggak?” tanya Sivia sekali lagi.
Shilla tersenyumtipis. “Why not? There’s not fault to try.”
“Are youserious? Let’s join with me!”
Sivia dan Shillapun segera berjalan menuju kearah kampus utara. Mereka terlihat linglungmencari kampus utara dan letak sekretariat marching band. Namun, pada akhirnyamata mereka berhenti pada tulisan besar sekretariat marching band. Mereka punsegera memasuki sekretariat tersebut.
Tok..tok..
Perlahan Shillamengetuk pintu besar yang menutupi isi dari unitas marching band tersebut.Namun, seorang cowok berwajah manis membuka pintu itu perlahan.
“Iya, mau nyarisiapa?” tanya cowok itu.
“Maaf kak, kitamahasiswa baru yang ingin mengikuti unitas ini.” ujar Shilla sambil tersenyum.
“Oh, mau daftar?Isi formulir ini ya.” Cowok itu menyerahkan dua lembar formulir kepada Siviadan Shilla. “Kalo ada yang ditanyain, panggil kakak Debo ya, Dik.”
Shilla tersenyumtipis sambil menganggukkan kepala. Lalu, ia bersama Sivia mengisi formulirdata-data dirinya untuk mengikuti unitas marching band. Setelah selesaimengisi, ia memanggil senior yang bernama Debo itu perlahan.
“Kak Debo, iniformulirku sama Sivia udah kami isi, kalo ada info selanjutnya secepatnyadikabarin ya kak.” Shilla menghampiri Debo lalu menyerahkan formulir dirinyabersama Sivia. Setelah itu, mereka pun berlalu dari sekretariat marching band.
“Hati-hati,Shilla.”
***
Shilla dan Siviaberjalan mengitari kampus untuk mencari tahu lebih detail tentang kampus yangakan mereka masuki. Mulai dari menjelajahi gedung-gedung fakultas sampai tibasaatnya mereka kembali lagi ke daerah kampus utara dan ingin sekali mencobaalat-alat yang berada di dalam sekretariat unitas marching band.
“Kok balik lagi?Ada yang ketinggalan?” Debo yang baru saja menutup pintu sekretariat unitasmarching band langsung menghampiri Shilla dan Sivia. “Kalian mau nyobainalatnya? Kalo mau, kakak coba bantuin apa yang kakak bisa ajarin buat kalianberdua.”
“Mau banget,Kak!” pekik Shilla. Sivia mencubit Shilla perlahan. Ia merasa tidak nyamanuntuk mengikuti unitas yang baru saja akan dimasukinya. Bukan karena Debo yangterlihat sok akrab dengan mahasiswa baru. Tapi, ia merasa risih dengankecentilan Shilla yang kumat lagi ketika melihat senior yang menurut dirinyacakep dan bagus untuk dilihat.
“Kamu mau juga?”tanya Debo kepada Sivia.
Siviamendongakkan kepalanya menatap Debo dengan senyuman tipis. “Mmm, maaf, Kak.Tapi, aku ada keperluan mendadak yang nggak bisa banget buat aku tinggalin saatini. Aku harap, kakak bisa berprilaku baik sama mahasiswa baru ya, Kak! Akutitip Shilla. Kalo kakak mau ngajarin Shilla alat-alat marching band yang adadi dalam sekretariat, Shilla pasti bakalan seneng banget.”
“Apaan sih, Vi!”Shilla terlihat protes dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Sivia. Namun,memang begitulah kenyataannya. Ia sangat ingin diajarkan oleh Debo mengenaialat apa-apa saja yang berada di dalam sekretariat tersebut.
Debo menggarukkepalanya yang sama sekali tidak gatal. Ia tersenyum tipis lalu mempersilahkanSivia untuk pergi dan mengajak Shilla untuk memasuki sekretariat marching bandlagi. Padahal, ia berencana pulang karena sorenya ada kuliah yang harusdijalaninya. Tapi, apa boleh buat, ia tidak boleh mengecewakan calon anggotabaru marching band. Bisa fatal akibatnya apabila Debo sampai menolak mahasiswabaru yang ingin mengetahui lebih detail mengenai unitas marching band.
***
“Ini namanyabrass. Brass adalah sekumpulan alat tiup yang biasanya menjadi nyawa bagipenampilan marching band. Dan di kotak kedua itu adalah alat-alat percussion,biasanya peminatnya lebih banyak cowok karena menggunakan otot. Tapi, kalocewek mau masuk percussion bisa mengambil pit instrument. Dan yang terakhir adaalat-alat colour guard yaitu cyber, rivel dan yang paling utama dipergunakanadalah bendera. Peminat colour guard biasanya rata-rata cewek yangpenampilannya menarik untuk dilihat.” jelas Debo panjang lebar.
Shillamengangguk-anggukan kepalanya tanda ia mengerti dan paham dengan apa yang telahdijelaskan oleh Debo, senior yang satu tahun lebih tinggi tingkatnya daripadaShilla. Sebenarnya, untuk apa Shilla memasuki unitas marching band? Ia meniupdan memukul tidak mungkin memiliki bakat apalagi dalam hal menari menggunakanbendera atau sejenisnya. Sepertinya ia memang salah memilih unitas marchingband.
“Kamu mau masukke divisi apa memangnya? Apa alasan kamu mengikuti unitas ini?” tanya Debo yangterlihat sangat ingin tahu apa sebenarnya alasan Shilla ingin mengikuti marchingband.
“Aku diajakintemenku yang tadi, Kak.” Jawab Shilla polos. “Tapi, aku juga pengen nyoba sihgimana asyiknya main musik dalam dunia perkuliahan. Kakak sendiri alasannya apapengen ikut unitas ini?”
“Jawaban kakaksih simple aja, kakak pengen nyoba juga gimana sih dunia organisasi danbermusik. Ternyata, kakak ngejalaninnya asyik. Kakak harap! Kamu ikutin langkahkakak ya. Jangan berhenti ditengah jalan. Biasanya, orang yang mentalnya nggakkuat dalam organisasi, suka ngeluh dan langsung keluar.”
Shilla tersenyumtipis. Ia berharap semoga dirinya bisa kuat dalam mengikuti unitas yang akandijalaninnya kelak. Bagaimanapun, ia sudah berkomitmen untuk mencobaberorganisasi.
“Aku nggak akankeluar apapun yang terjadi didalam unitas ini. Makasih ya, kak! Kumpul perdanakan tanggal 25 September, aku bakalan datang kesini lagi tanggal 25 september.Dan pengen banget nyoba divisi percussion. Tapi, kayaknya cewek seperti akunggak mungkin mempunyai jiwa yang kuat untuk masuk di divisi percussion.”
“Do the best,and you’ll get the best too. You can do it if you want to try.” Debo tersenyumtipis sambil mengelus puncak kepala Shilla. “Hati-hati ya, Shill. Kalo adaapa-apa, mampir aja kesini lagi. Kakak tiap hari kok ada disini setiap jam 5sore.”
“Oke kak. Akupamit pulang dulu ya. Makasih infornasinya, kak Debo.” Pamit Shilla lalu pergimeninggalkan sekretariat marching band untuk kembali kerumahnya.
“Hati-hati,Shill.” gumam Debo pelan lalu ia pun ikut pergi meninggalkan sekretariatsetelah mengunci pintunya.
***
“Shillakecentilan banget sih sama kak Debo! Lagian kalo diliat-liat kak Debo jugakeliatannya nanggepin Shilla. Memangnya apa sih menariknya Shilla dibandinginsama aku? Apa kurangnya aku dibanding dia?” Sivia terus mengoces sepanjangjalan dikampus. Ia sangat kesal melihat Shilla yang dengan gampangnya bisamenarik perhatian senior tanpa perlu menunggu. Padahal, dirinya yang mengajakShilla untuk mengikuti unitas marching band. Tapi, sekarang Sivia merasa engganuntuk mengikutinya lagi. Namun, apa yang bisa dibuat oleh Sivia? Walaupun iakeluar dari marching band juga tidak menjamin bahwa kak Debo akan meliriknyauntuk sekarang. Mungkin ada senior yang lebih dari kak Debo yang nanti bisamenerima Sivia apa adanya.
‘BRUK’
“Aww, sakit.”Sivia menghentikan jalannya karena ia merasa telah menabrak sesosok makhlukhidup di depannya. “Sorry, aku yang nggak liat, kak.”
Sivia merutukidirinya sendiri. Disaat situasi menyebalkan masa-masa ospek ia harus menabraksenior yang wajahnya mirip seperti artis korea. Bukan dalam hal takut di bentakatau di peringati, Sivia takut mengalami yang namanya ‘love at first sight’. Sebelumnya, pada masa MOS, ia seringkalimengalami perasaan jatuh cinta pada pandangan pertama kepada kakak-kakak seniordisekolahnya.
“Oiya, dik. Maaf,kakak juga yang salah nggak liat-liat jalan.” cowok berwajah tampan itupuntersenyum manis kepada Sivia.
Sivia terdiamtak bergeming. Ia seperti terhasut angin sepoi-sepoi ketika melihat sosok cowokseperti Alvin dihadapannya. Alvin yang notabenenya memang senior Sivia dikampus.
“Hey!”
Sivia tersadardari lamunannya lalu menatap Alvin. “Maaf kak..a..l.vin.” ucap Sivia terbatasambil membaca identitas panitia di name tag milik alvin. “Kakak panitiadimana? Kok aku nggak pernah liat?”
“Kakak panitiamarching band. Bukan universitas, dik.” jawab Alvin. “Kakak duluan ya, adakepentingan.”
Sivia menganggukdan membiarkan Alvin pergi dari hadapannya. Kali ini benar dugaan Sivia! Ia terjerembabdalam indahnya jatuh cinta lagi. Benci! Sivia sangat benci apabila dihadapkandengan situasi seperti ini lagi. Ia sangat tidak bisa menolak aura senior untukmasuk ke dalam hatinya. SIVIA NAKSIR ALVIN!
***
“Hari baru duniabaru. Hahaha.” Shilla menatap langit-langit kamarnya sambil membayangkan wajahsenior yang baru saja ia bertemu tadi siang. Betapa bahagianya ia bisa kembalimerasakan yang namanya jatuh cinta setelah hatinya tersakiti oleh masa lalu. “KakDebo, kakak manis banget deh!”
Shilla kemudianberanjak dari tempat tidurnya dan mengambil diary yang biasa ia simpan di dalamlaci mejar tempatnya belajar. Ia membuka halaman pertama dan langsung merobek foto kekasih masa lalunya dan menulis curahan hatinya di halaman berikutnya.
Deardiary,
I don’tknow what I feel. Every time I breathe, Ifeel like a new person. Seconds passed and Ifelt like rolled the waves in the sea. The man that I met this afternoon, made me fall in love again. His face makes me forgot what I was going to do in the secretariat of the marching band. And his smile makes me feellike flying into the sky.
Kak debo, everytime I see your face, I feel very calm and peaceful. If kak debo know,it’s the first time I felt love at first sight. My heart was beating fast. Is this the truly love? I hope it’s neverend.
Kak debo, everytime I see your face, I feel very calm and peaceful. If kak debo know,it’s the first time I felt love at first sight. My heart was beating fast. Is this the truly love? I hope it’s neverend.
Regards,
Ashilla
Shilla menghela nafasnya perlahan. Ia merasa menjadi dirinya yang baru untuk saat ini. Ia berharap semoga pertemuan perdana berkumpul di marching band bisa menghiasi harinya yang terasa sepi. Yah… semoga.
BERSAMBUNG..
Ini part awal.. semoga peminatnya banyak ya :)
Don’t be a silent reader, please!
Miss you all..
SPACENYA ERROR.. MAAF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar