Tsaminamina ee... Wakawaka ee...
A..a..a..a...a...
I..ii..ii...
Dari perut turun ke kaki..
Dari perut naik ke tangan..
Dari perut ke kepala...
Dari perut kesemuanya..
Lalala... Lalala... Lalalalala...
#abaikan #gapenting haahaa
ini lanjutannya...
BEKICOT!
****
Agni menjauh dari Rio dan menoleh orang yang memanggilnya.
" Debo... Ify... "
Agni menelan ludahnya melihat Debo dan Ify yang berjalan menghampirinya bersama Rio.
Lalala...
Pergilah Kau--
Tak mau lagi aku percaya...
Pada semua kasih sayangmu...
Tak mau lagi aku tersentuh...
Pada semua pengakuanmu...
Kamu takkan mengerti rasa sakit ini...
Kebohongan dari mulut manismu...
Pergilah kau..
Pergi dari hidupku...
Bawalah semua rasa bersalahmu...
Pergilah kau..
Pergi dari hidupku...
Bawalah semua rahasiamu yang tak ingin ku tahui...
(Sherina--Pergilah Kau)
Plaakkk-- *wew*
Debo menampar Agni dengan emosi yang meluap-luap. Bagaimana mungkin seorang cewek yang disayanginya tega-teganya menghianati kepercayaannya selama ini.
" Cewek brengsek!! Gue pikir lo beneran sayang sama gue. Nyatanya... Lo selingkuh sama MANTAN SAHABAT gue sendiri. Sialan banget lo! " Debo menatap Agni penuh emosi. Ify menahan tangan Debo agar tidak mencelakai Agni. Rio tersenyum licik memandangi pertengkaran yang terjadi dihadapannya itu.
" Gue bisa jelasin, Deb. Tadi itu-- "
" Shit! Gue ga butuh penjelasan dari mulut lo itu. Gue pikir, lo cewek baik-baik. Tautaunya, mau aja dicium sama cowok kayak Rio. Mulai sekarang, lo pergi dari kehidupan gue! Kita putus. Jangan temuin gue dan jelasin yang mau lo jelasin. Gue ga butuh penjelasan lo! " Debo mendorong Agni. Air mata menetes membasahi pipi Agni. Ingin sekali rasanya Agni menjelaskan kejadian yang sebenernya terjadi. Akan tetapi, Debo sama sekali tak mau mendengarkan penjelasannya.
" M..maafin gue. Gue ga mau kehilangan lo, Deb. " kata Agni dengan suara bergetar.
" Deb, kasian Agni. Lo dengerin penjelasan Agni dulu. " saran Ify.
" Diem, Fy!! Gue ga butuh penjelasan dari cewek brengsek kayak dia. " kata Debo sambil menunjuk Agni.
" (berdiri) Eh, Deb, lo jangan salahin Agni kayak gini dong. " Rio berdiri dihadapan Debo. Debo menatap Rio penuh rasa kebencian.
" (mendorong Rio) LO GA USAH IKUT CAMPUR! " bentak Debo pada Rio.
:: jika cinta dia jujurlah padaku tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu ::
HP Ify berdering. Ify mengambil HPnya yang satunya karena memang Ify memakai dua HP.
Ify: Halo...
XX: Fy, gue ada depan hotel nih.
Ify: (dengan nada ketus) Lo siapa? Ngapain nyamperin gue ke hotel?
XX: Temuin gue depan hotel! Dan gue akan jelasin semuanya.
Ify: Oke, gue temuin lo sekarang! (menutup telpon)
tuutt..tuutt...
Ify kembali menghampiri pertengkaran yang masih terjadi.
" Deb, ayo kita pergi. " ajak Ify sambil menarik tangan Debo.
" Urusan kita belum selesai, cewek brengsek! " teriak Debo yang tangannya ditarik Ify.
Agni terduduk dihalaman hotel sambil menangis. Rio mencoba menenangkan hati Agni.
****
Dorr...gedor...gedor...dor..dorr...tidor..tidor...dorr...
Suara ketukan pintu tak karuan terdengar dipintu kamar Sivia. Alvin langsung menjauh dari Sivia dan berjalan membukakan pintu.
Krriiittt...
Mata Alvin terbelalak saat melihat sosok makhluk hidup yang ada dihadapannya.
" SION "
" Hey, Vin. " sapa Sion.
" Siapa, Vin? " tanya Sivia diujung sana.
Sivia berjalan menghampiri Alvin. Sivia melotot kaget melihat orang dihadapan Alvin.
" Sion... Ngapain lo balik kesini lagi? Gue kan udah suruh, lupain gue! " kata Sivia.
" (memeluk Sivia) Vi, gue sayang banget sama lo. Jangan tinggalin gue, Vi. " Sion semakin mempererat pelukannya. Alvin yang melihat kejadian itu merasa panas dengan kehadiran Sion yang menganggu hubungannya dengan Sivia.
" (mendorong Sion dengan kasarnya) Eh, jangan pernah lo sentuh cewek gue! " bentak Alvin pada Sion yang terdorong ke tembok.
" (membalas mendorong Alvin) Heh... Lo ga usah belagu ya jadi cowok. Lo ga usah deket-deket Sivia. Sivia itu milik gue! Bukan milik lo. " kata Sion mendorong Alvin. Alvin terjatuh dilantai dan menatap Sion penuh kebencian. Alvin berdiri dan mengepalkan tangannya.
BUGGG! NYIIKK kkiiikkk
Alvin menonjok wajah Sion. Sion terdorong kebelakang dan terkena Sivia. Sivia terdorong ke tembok sehingga terkena ujung pintu yang mengakibatkan sikutnya berdarah. Darah segar mengalir dari sudut bibir Sion.
" Auuww.. " Sivia merintih kesakitan memegangi sikutnya yang berdarah. Sion dengan segera menolong Sivia.
" Vi... Mana yang sakit? Gue obatin ya? " kata Sion yang jongkok didekat Sivia. Sivia masih terduduk dilantai dan merintih kesakitan sambil memegangi sikutnya.
" (mendorong Sion) Ga usah sok perhatian sama cewek gue! " kata Alvin pada Sion. Alvin menggendong tubuh Sivia dan meletakkannya diatas kasur. Alvin mengambil kotak P3K yang sudah tersedia dihotel itu. Sion memandang Sivia penuh dengan kekhawatiran.
" Ngapain lo masih disini? " tanya Alvin pada Sion.
" Gue mau nemenin Sivia. " jawab Sion.
" Gue ga apa-apa, Sion. Mendingan lo ga usah ganggu gue deh. " Sivia memandang Sion.
" So what? Gue dateng kesini demi lo, Vi. "
" Ishh, udah gue bilang, Sivia ga mau liat lo lagi! Lo mendingan pergi darisini sebelum batas kesabaran gue habis. " kata Alvin pada Sion.
" Gue ga akan pergi darisini sebelum Sivia maafin gue dan mutusin lo. " ucap Sion dengan senyuman licik.
" Ngarep banget lo! Gue ga akan pernah maafin lo. Dan gue ga akan bisa mutusin Alvin. " kata Sivia menatap Sion.
" Denger kan? Mendingan lo pergi deh! " usir Alvin sambil memandangi Sion.
" GUE GA AKAN PERGI! "
Alvin mengambil alkohol yang ada dikotak P3K.
" Lo pergi atau mata lo gue siram pake ini? " ancam Alvin.
" Awas lo! Gue akan kembali lagi. Gue ga akan ngebiarin kalian berdua bahagia. " kata Sion beranjak meninggalkan kamar Sivia.
Alvin mengobati luka disikut Sivia.
" Auuww.. " rintih Sivia.
" Tahan, Vi. Biar cepet sembuh. "
" Sakit, Vin. "
" Dikit lagi, Vi. " kata Alvin.
" Auuwww.. " Sivia menatap Alvin. Air matanya menetes karena merasakan sakit yang luar biasa disikutnya itu.
****
" Depa... Maapin Acha. " Acha mengguncangkan tubuh Deva yang ada dihadapannya. Deva merasa sangat kesal dengan semua yang terjadi.
" Tau ah gelap! "
" Deva ngambek Acha sama nih? "
" Nggak! Cuma kesel. " jawab Deva.
" Apa? Pecel? Lo bawa pecel? Bukannya sebelumnya lo bilang bawa capcay? " tanya Acha bertubi-tubi.
" Yampun Tuhan, hilangkanlah cewek resek dari muka bumi ini. Tak sanggup aku lama-lama menghadapinya. " kata Deva.
" Apa? Kresek? Gue ga punya kresek, Dev. "
" Emaaakkk... Tolongin Deva. "
" Ngapain lo manggil si Mamat anak kepsek? Si Mamat anak pasar jangkrik bisa juga jualan batu akik. Dia kan anaknya kepsek. " kata Acha.
Deva menepuk jidatnya dan dengan penuh rasa sabar menghadapi cewek dihadapannya itu.
" Dev... " panggil Acha.
" Hmm... "
" Lo pernah suka sama cewek ga? " tanya Acha.
" Apa? Suka mewek? Ih, ngapain cowok suka mewek. Ngga banget deh. " kata Deva mulai ga nyambung.
" Ih, ngapain lo mewek? "
" Tobat, tobat. " gumam Deva.
" Tomat? Tomat itu anaknya kepsek kan? " tanya Acha.
" Bukan. Tomat itu anaknya Bu Mamat. " jawab Deva jengkel.
" Bu Mamat? Siapa itu Bu Mamat? "
" Tau ah! Bete gue. "
****
Cakka berjalan-jalan mengelilingi kamar hotel anak-anak Five Boys dan Five Girls. Cakka mendengar suara tangisan yang berasal dari kamar Shilla. Cakka berjalan mendekat ke arah pintu kamar Shilla.
" Shill... " panggil Cakka.
" Pergi lo, Rio! Jangan ganggu gue lagi. " teriak Shilla dari dalam kamar.
" Shill, ini aku. Cakka. "
Shilla menghapus air matanya dan membukakan pintu untuk Cakka.
Kriiittt...
" Mau ngapain lo? " tanya Shilla.
" Lo kenapa nangis? Terus kenapa nyebut nama Rio? Lo diapain sama Rio? " tanya Cakka balik.
" Gue ga apa-apa kok, Kka! Lo kok kesini? Emang Agni kemana? " tanya Shilla.
" Ngapain nanyain Agni? "
" Nggak. Cuma nanya aja, biasanya kan kalo pasangan Pangeran-Putri harus bareng terus. " jawab Shilla.
" Gue ga peduli sama pasangan Pangeran-Putri " ucap Cakka.
" Lho, kenapa? " tanya Shilla.
***
Debo dan Ify berjalan menuju ke depan hotel. Debo dan Ify nampak sangat kaget dengan orang yang ada dihadapannya itu.
" DIMAS... "
bersambung lalala...
Tunggu selanjutnya...
A..a..a..a...a...
I..ii..ii...
Dari perut turun ke kaki..
Dari perut naik ke tangan..
Dari perut ke kepala...
Dari perut kesemuanya..
Lalala... Lalala... Lalalalala...
#abaikan #gapenting haahaa
ini lanjutannya...
BEKICOT!
****
Agni menjauh dari Rio dan menoleh orang yang memanggilnya.
" Debo... Ify... "
Agni menelan ludahnya melihat Debo dan Ify yang berjalan menghampirinya bersama Rio.
Lalala...
Pergilah Kau--
Tak mau lagi aku percaya...
Pada semua kasih sayangmu...
Tak mau lagi aku tersentuh...
Pada semua pengakuanmu...
Kamu takkan mengerti rasa sakit ini...
Kebohongan dari mulut manismu...
Pergilah kau..
Pergi dari hidupku...
Bawalah semua rasa bersalahmu...
Pergilah kau..
Pergi dari hidupku...
Bawalah semua rahasiamu yang tak ingin ku tahui...
(Sherina--Pergilah Kau)
Plaakkk-- *wew*
Debo menampar Agni dengan emosi yang meluap-luap. Bagaimana mungkin seorang cewek yang disayanginya tega-teganya menghianati kepercayaannya selama ini.
" Cewek brengsek!! Gue pikir lo beneran sayang sama gue. Nyatanya... Lo selingkuh sama MANTAN SAHABAT gue sendiri. Sialan banget lo! " Debo menatap Agni penuh emosi. Ify menahan tangan Debo agar tidak mencelakai Agni. Rio tersenyum licik memandangi pertengkaran yang terjadi dihadapannya itu.
" Gue bisa jelasin, Deb. Tadi itu-- "
" Shit! Gue ga butuh penjelasan dari mulut lo itu. Gue pikir, lo cewek baik-baik. Tautaunya, mau aja dicium sama cowok kayak Rio. Mulai sekarang, lo pergi dari kehidupan gue! Kita putus. Jangan temuin gue dan jelasin yang mau lo jelasin. Gue ga butuh penjelasan lo! " Debo mendorong Agni. Air mata menetes membasahi pipi Agni. Ingin sekali rasanya Agni menjelaskan kejadian yang sebenernya terjadi. Akan tetapi, Debo sama sekali tak mau mendengarkan penjelasannya.
" M..maafin gue. Gue ga mau kehilangan lo, Deb. " kata Agni dengan suara bergetar.
" Deb, kasian Agni. Lo dengerin penjelasan Agni dulu. " saran Ify.
" Diem, Fy!! Gue ga butuh penjelasan dari cewek brengsek kayak dia. " kata Debo sambil menunjuk Agni.
" (berdiri) Eh, Deb, lo jangan salahin Agni kayak gini dong. " Rio berdiri dihadapan Debo. Debo menatap Rio penuh rasa kebencian.
" (mendorong Rio) LO GA USAH IKUT CAMPUR! " bentak Debo pada Rio.
:: jika cinta dia jujurlah padaku tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu ::
HP Ify berdering. Ify mengambil HPnya yang satunya karena memang Ify memakai dua HP.
Ify: Halo...
XX: Fy, gue ada depan hotel nih.
Ify: (dengan nada ketus) Lo siapa? Ngapain nyamperin gue ke hotel?
XX: Temuin gue depan hotel! Dan gue akan jelasin semuanya.
Ify: Oke, gue temuin lo sekarang! (menutup telpon)
tuutt..tuutt...
Ify kembali menghampiri pertengkaran yang masih terjadi.
" Deb, ayo kita pergi. " ajak Ify sambil menarik tangan Debo.
" Urusan kita belum selesai, cewek brengsek! " teriak Debo yang tangannya ditarik Ify.
Agni terduduk dihalaman hotel sambil menangis. Rio mencoba menenangkan hati Agni.
****
Dorr...gedor...gedor...dor..dorr...tidor..tidor...dorr...
Suara ketukan pintu tak karuan terdengar dipintu kamar Sivia. Alvin langsung menjauh dari Sivia dan berjalan membukakan pintu.
Krriiittt...
Mata Alvin terbelalak saat melihat sosok makhluk hidup yang ada dihadapannya.
" SION "
" Hey, Vin. " sapa Sion.
" Siapa, Vin? " tanya Sivia diujung sana.
Sivia berjalan menghampiri Alvin. Sivia melotot kaget melihat orang dihadapan Alvin.
" Sion... Ngapain lo balik kesini lagi? Gue kan udah suruh, lupain gue! " kata Sivia.
" (memeluk Sivia) Vi, gue sayang banget sama lo. Jangan tinggalin gue, Vi. " Sion semakin mempererat pelukannya. Alvin yang melihat kejadian itu merasa panas dengan kehadiran Sion yang menganggu hubungannya dengan Sivia.
" (mendorong Sion dengan kasarnya) Eh, jangan pernah lo sentuh cewek gue! " bentak Alvin pada Sion yang terdorong ke tembok.
" (membalas mendorong Alvin) Heh... Lo ga usah belagu ya jadi cowok. Lo ga usah deket-deket Sivia. Sivia itu milik gue! Bukan milik lo. " kata Sion mendorong Alvin. Alvin terjatuh dilantai dan menatap Sion penuh kebencian. Alvin berdiri dan mengepalkan tangannya.
BUGGG! NYIIKK kkiiikkk
Alvin menonjok wajah Sion. Sion terdorong kebelakang dan terkena Sivia. Sivia terdorong ke tembok sehingga terkena ujung pintu yang mengakibatkan sikutnya berdarah. Darah segar mengalir dari sudut bibir Sion.
" Auuww.. " Sivia merintih kesakitan memegangi sikutnya yang berdarah. Sion dengan segera menolong Sivia.
" Vi... Mana yang sakit? Gue obatin ya? " kata Sion yang jongkok didekat Sivia. Sivia masih terduduk dilantai dan merintih kesakitan sambil memegangi sikutnya.
" (mendorong Sion) Ga usah sok perhatian sama cewek gue! " kata Alvin pada Sion. Alvin menggendong tubuh Sivia dan meletakkannya diatas kasur. Alvin mengambil kotak P3K yang sudah tersedia dihotel itu. Sion memandang Sivia penuh dengan kekhawatiran.
" Ngapain lo masih disini? " tanya Alvin pada Sion.
" Gue mau nemenin Sivia. " jawab Sion.
" Gue ga apa-apa, Sion. Mendingan lo ga usah ganggu gue deh. " Sivia memandang Sion.
" So what? Gue dateng kesini demi lo, Vi. "
" Ishh, udah gue bilang, Sivia ga mau liat lo lagi! Lo mendingan pergi darisini sebelum batas kesabaran gue habis. " kata Alvin pada Sion.
" Gue ga akan pergi darisini sebelum Sivia maafin gue dan mutusin lo. " ucap Sion dengan senyuman licik.
" Ngarep banget lo! Gue ga akan pernah maafin lo. Dan gue ga akan bisa mutusin Alvin. " kata Sivia menatap Sion.
" Denger kan? Mendingan lo pergi deh! " usir Alvin sambil memandangi Sion.
" GUE GA AKAN PERGI! "
Alvin mengambil alkohol yang ada dikotak P3K.
" Lo pergi atau mata lo gue siram pake ini? " ancam Alvin.
" Awas lo! Gue akan kembali lagi. Gue ga akan ngebiarin kalian berdua bahagia. " kata Sion beranjak meninggalkan kamar Sivia.
Alvin mengobati luka disikut Sivia.
" Auuww.. " rintih Sivia.
" Tahan, Vi. Biar cepet sembuh. "
" Sakit, Vin. "
" Dikit lagi, Vi. " kata Alvin.
" Auuwww.. " Sivia menatap Alvin. Air matanya menetes karena merasakan sakit yang luar biasa disikutnya itu.
****
" Depa... Maapin Acha. " Acha mengguncangkan tubuh Deva yang ada dihadapannya. Deva merasa sangat kesal dengan semua yang terjadi.
" Tau ah gelap! "
" Deva ngambek Acha sama nih? "
" Nggak! Cuma kesel. " jawab Deva.
" Apa? Pecel? Lo bawa pecel? Bukannya sebelumnya lo bilang bawa capcay? " tanya Acha bertubi-tubi.
" Yampun Tuhan, hilangkanlah cewek resek dari muka bumi ini. Tak sanggup aku lama-lama menghadapinya. " kata Deva.
" Apa? Kresek? Gue ga punya kresek, Dev. "
" Emaaakkk... Tolongin Deva. "
" Ngapain lo manggil si Mamat anak kepsek? Si Mamat anak pasar jangkrik bisa juga jualan batu akik. Dia kan anaknya kepsek. " kata Acha.
Deva menepuk jidatnya dan dengan penuh rasa sabar menghadapi cewek dihadapannya itu.
" Dev... " panggil Acha.
" Hmm... "
" Lo pernah suka sama cewek ga? " tanya Acha.
" Apa? Suka mewek? Ih, ngapain cowok suka mewek. Ngga banget deh. " kata Deva mulai ga nyambung.
" Ih, ngapain lo mewek? "
" Tobat, tobat. " gumam Deva.
" Tomat? Tomat itu anaknya kepsek kan? " tanya Acha.
" Bukan. Tomat itu anaknya Bu Mamat. " jawab Deva jengkel.
" Bu Mamat? Siapa itu Bu Mamat? "
" Tau ah! Bete gue. "
****
Cakka berjalan-jalan mengelilingi kamar hotel anak-anak Five Boys dan Five Girls. Cakka mendengar suara tangisan yang berasal dari kamar Shilla. Cakka berjalan mendekat ke arah pintu kamar Shilla.
" Shill... " panggil Cakka.
" Pergi lo, Rio! Jangan ganggu gue lagi. " teriak Shilla dari dalam kamar.
" Shill, ini aku. Cakka. "
Shilla menghapus air matanya dan membukakan pintu untuk Cakka.
Kriiittt...
" Mau ngapain lo? " tanya Shilla.
" Lo kenapa nangis? Terus kenapa nyebut nama Rio? Lo diapain sama Rio? " tanya Cakka balik.
" Gue ga apa-apa kok, Kka! Lo kok kesini? Emang Agni kemana? " tanya Shilla.
" Ngapain nanyain Agni? "
" Nggak. Cuma nanya aja, biasanya kan kalo pasangan Pangeran-Putri harus bareng terus. " jawab Shilla.
" Gue ga peduli sama pasangan Pangeran-Putri " ucap Cakka.
" Lho, kenapa? " tanya Shilla.
***
Debo dan Ify berjalan menuju ke depan hotel. Debo dan Ify nampak sangat kaget dengan orang yang ada dihadapannya itu.
" DIMAS... "
bersambung lalala...
Tunggu selanjutnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar