Senin, 28 Februari 2011

Berawal dari MOS--Part 25

Salam penulis...
Jangan bosen sama cerbung ini ya.. :)
ini pertengahan masih konflik-konflik aja...
Semoga suka part ini..

***

Cakka menatap Shilla prihatin. Cakka sebenarnya sangat tidak tega melihat Shilla seperti ini karena Alvin. Entah mengapa hatinya tak karuan dan memberontak ketika Shilla menyebut nama Alvin. Inikah namanya cinta? Entahlah! Cakka masih bingung dengan hatinya sendiri. Cakka masih mengagumi sosok Agni. Tapi, kehadiran Shilla membuat hati Cakka tak karuan saat ini. Cakka pusing dengan semua ini. Pertama Acha terus Agni dan sekarang Shilla. Cakka semakin jadi bingung. Ditambah lagi Shilla yang buat Cakka pusing. Masalahnya, baru kali ini Cakka merasa mendapat masalah seperti ini. Dulu, saat Cakka SMP. Cakka baik-baik aja pacaran sama cewek. Tapi sayang, cewek itu menghianati cintanya Cakka. Dan sampai saat ini rasa sakit itu masih terasa dihati Cakka.

” Jangan berharap Alvin kembali suka sama kamu. ” Cakka memegang tangan Shilla. ” Ada orang yang lebih daripada Alvin. Biarin Alvin bahagia sama Sivia. Kita nggak ada hak buat ngehancurin hubungan Alvin sama Sivia. Shill, kalau kamu memang sayang dan suka sama Alvin, cukup dipendam dalam hati. Karena ngelihat orang yang kita sayang bahagia, itu udah cukup. Dan kita nggak perlu ngehancurin hubungan orang yang kita sayang. Karena... Kita bukannya dapetin dia! Tapi, dia bakalan benci sama kita. Itu sama aja kita cari masalah sama orang yang kita sayang itu. ”

Shilla mencerna perkataan Cakka. Shilla merasa bahwa ucapan Cakka memang ada benarnya. Tapi, perasaan Shilla benar-benar bingung. Shilla tidak bisa apabila memendam perasaannya ke Alvin. Shilla memang tidak suka melihat Alvin bersama Sivia.

” Dari dulu gue memang nggak pernah suka sama Sivia! ” Shilla mencoba menahan emosinya. ” Tapi, gue pendam semua rasa benci gue ke dia. Karena dia sahabat gue. Tapi gue sekarang bener-bener benci sama Sivia. Tapi, Kka, gue nggak bisa mendam perasaan gue ke Alvin! Gue nggak sanggup. ”

Cakka memeluk Shilla dan mencoba menenangkan hati Shilla. Shilla terhanyut dalam pelukan Cakka. Shilla menjadi lebih tenang dipelukan Cakka. Shilla tertidur dalam pelukan Cakka.

” Shill, lo tau nggak? ” Cakka membelai rambut Shilla. ” Lo tau nggak? Lo itu cewek yang paling cantik yang pernah gue temuin. Lo ngingetin gue sama mantan gue dulu. Lo itu sama kayak dia. Manja banget. Gue jadi kangen sama dia, Shill. Tapi, lo kenapa sih terlalu ngarepin Alvin? ”

Cakka menoleh ke arah Shilla. Cakka hanya geleng-geleng kepala memandang Shilla disebelahnya. Shilla tertidur dalam pelukan Cakka. Cakka hanya tersenyum memandang sosok cewek cantik didekatnya itu.

” Shill, bangun. ” Cakka mengguncangkan perlahan tubuh Shilla. Shilla membuka matanya perlahan dan menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya itu.

” Ngggg... Cak, ada apa? ” Shilla melepaskan pelukan Cakka dan mengucek matanya. ” Sorry, ketiduran. Terlalu hanyut dalam pelukan lo. Gue ngerasa tenang gitu waktu lo peluk. ”

Cakka nyengir menatap Shilla. ” Gue cuma pengen lo tenang aja. Gue ga tega liat lo kayak gini, Shill. ”

Shilla tersenyum. ” Kenapa lo peduli sama gue? ”

***

Acha keluar dari kamarnya mengejar Deva. Deva mempercepat langkahnya. Batas kesabarannya kali ini sudah habis menghadapi Acha. Memang status Deva dan Acha saat ini dinyatakan pacaran. Tapi, pacaran sama orang yang nggak nyambung sama aja bakal menyusahkan Deva.

” Sayang, tungguin. ” Acha menghentikan langkahnya. Nafasnya tak karuan karena kecapekan mengejar Deva. Deva menoleh sesaat ke arah Acha dan langsung menghampirinya.

” Kamu nggak apa-apa kan, Cha? ” tanya Deva sambil menarik nafasnya sesaat. ” Ngga ada luka kan? ”

Acha terduduk dilantai dan menarik nafasnya perlahan. ” Aku nggak apa-apa, Dev. ” Acha menatap Deva. ” Kenapa kamu perhatian gini ke aku? ”

” Aku ini pacar kamu, Cha. ” jawab Deva sambil manyun. ” Plis... Aku pengen kayak orang-orang. Pengen disayang sama kamu, Cha. Bukannya aku jadi pusing gini. ”

Acha memeluk Deva. ” Maafin aku, Dev. ” Acha mempererat pelukannya. ” Maaf karena sifatku yang seperti ini. Ini memang keturunan keluargaku. Nenek dan Mamaku orangnya juga nggak nyambung. ”

Deva hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Acha. Bagi Deva, sebagaimanapun Acha, Deva tak peduli. Karena sifat Acha yang nggak nyambung itulah membuat cowok tertarik sama Acha. Deva membelai rambut Acha penuh kasih sayang. Baru pertama kalinya, Deva merasa sangat menyayangi sosok Acha. #jadinangisaku .

” Aku sayang kamu, Cha. ”

” Apa? Kacang? ” Acha melepaskan pelukannya. Deva siap siaga menutup telinga karena akan mendengar ocehan Acha. ” Kamu mau ngasih aku kacang, Dev? Sorry, aku alergi sama kacang. Kacang itu kan bisa menyebabkan jerawat terus aku juga suka gatal-gatal kalau udah makan kacang. Walaupun sedikit tapi akibatnya bisa parah. ”

Deva menarik nafas panjang untuk menahan emosinya. Deva benar-benar harus ekstra sabar menghadapi pacar yang nggak nyambung seperti Acha.

” Udah kelar ngomongnya? ” Deva menjauhkan kedua tangan dari telinganya. ” Aku jadi susah ngomong kalau kamu nggak nyambung kayak gini, Cha. Jujur, aku capek sama sifat kamu yang nggak pernah nyambung. Tapi, sifat kamu itu juga buat aku makin sayang sama kamu. ”

” Aku juga sayang kok sama kamu, Dev. ” Acha memegang tangan Deva dan mengayunkannya kesana kemari. ” Kamu itu sama banget kayak mantanku. ”

Deva menatap Acha. ” Mantan? Siapa? ”

” Mantanku.... ”

***

” Iya, gue mau tau apa kelebihan Debo dimata lo. ” Rio menatap Agni. Rio masih belum rela apabila Agni masih terus mengingat sosok Debo. Padahal, Rio sudah berjuang mati-matian untuk mempertahankan cintanya ke Agni. Cewek seperti Agni bagi Rio itu sulit dicari. Agni sangat berbeda dari cewek-cewek yang dikenal Rio sebelumnya.

” Debo itu anaknya nggak kayak lo! ” jawab Agni. ” Debo itu beda banget sama lo, Rio. Dan gue bener-bener nggak nyangka kalo lo setega ini ngehancurin kebahagiaan gue. Ngedapetin Debo itu susah banget tau. Lo dengan gampangnya ngehancurin semuanya. ”

Rio memegang tangan Agni. ” Gue sayang banget sama lo, Ag. ” Rio menatap Agni. ” Gue nggak bisa lihat orang yang gue sayang mesra-mesraan sama orang lain. Sakit banget hati gue ngeliatnya. ”

” Gue nggak secantik Ify dan Shilla. Gue juga nggak kayak Sivia dan Acha. Tapi, kenapa lo bisa sayang sama gue? Apa yang menarik dari gue? Gue ini cuma cewek tomboy dan gue ini mantan preman. Gue baru pertama kalinya nangis kayak gini karena Debo. Dan gue nggak nyangka air mata gue terkuras gara-gara lo yang ngehancurin hubungan gue sama Debo! ”

” Wow, gue? Iya, gue emang dari awal niat ngehancurin hubungan lo sama Debo. Tapi sebenernya semua ini terpaksa! 4minggu lagi, Debo bakalan dinikahin sama Shilla. Makanya, sebelum hari pernikahan itu tiba, gue harus ngehancurin hubungan lo sama Debo. Ify juga bantu gue. Ify yang bawa Debo kesini dan ngeliat kita ciuman itu. Jadinya, Debo salah paham sama lo dan marah besar waktu ngelihatnya. ” jelas Rio. ” Tapi, gue nggak habis pikir sama lo, Ag. Dari awal itu, gue nggak ada lihat Debo peduli sama lo. Gue ngeliatnya Debo malah mau ngedeketin Ify. Tapi lo tetep aja masih ngejar-ngejar Debo. Heran gue jadinya sama lo, Ag. ”

Agni tertawa. Agni mencerna kata-kata Rio. ” Hahaha, emang gue bego ya? Gue suka sama orang yang emang nggak pernah sayang sama gue. Dari awal gue juga udah tau kalo Debo emang nggak sayang sama gue. Tapi, hati gue itu mengarah ke Debo. Rasa sayang gue ke Debo itu dalem banget. ”

” Itu sih terserah lo! ” kata Rio. ” Yang jelas, intinya lo nggak akan pernah bisa balikan lagi sama Debo. Debo udah bener-bener sakit hati sama lo, Ag. ”

Agni memandang sinis Rio. ” Oh ya? Yakin lo kalo gue nggak bisa balikan lagi sama Debo? Berani taruhan apa lo? ”

Rio berpikir sejenak dan tersenyum lebar. ” Gue berani taruhan! Kalo Debo nggak mau balikan sama lo, lo harus terima gue jadi pacar lo. Tapi, kalo lo berhasil balikan sama Debo, gue akan menjauh dari hidup lo. Gimana? ”

” Oke, siapa takut! ”

***

Alvin memeluk Sivia. Sivia memberontak dalam pelukan Alvin. Kali ini, Sivia benar-benar sakit hati dengan tingkah Alvin. Sakit hati seperti tersayat-sayat benda yang tumpul. Alvin semakin mempererat pelukannya ke Sivia.

” Eh, Vin, nggak punya malu banget sih lo. ” Sion memandang sinis Alvin. ” Udah tahu Sivia mutusin lo. Tapi, lo masih aja meluk-meluk dia. ”

” EH, LO DIEM DAN GAK USAH IKUT CAMPUR! ” bentak Alvin. ” Lo dateng kesini cuma mau lihat gue sama Sivia hancur? Lo salah besar! Sivia nggak mungkin jauhin gue. Karena sebulan lagi dia bakalan ngandung anak gue sama Sivia. ”

Sion melotot. ” Anak lo sama Sivia? Maksudnya? ”

” Hahaha, lo bego atau tolol sih? Liat aja sebulan lagi, Sivia nggak akan jauh-jauh dari gue. ”

Sivia mendorong Alvin dengan paksa. Alvin terdorong kebelakang dan menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh. ” GUE AKAN GUGURIN! ” bentak Sivia. ” Gue ga akan ngandung anak dari penghianat kayak lo! ”

Alvin menatap Sivia. ” Tapi.. Vi, gue ga mau itu terjadi. ” Alvin memandang Sivia dengan tampang memelas. ” Gue nggak mau lo ngebunuh bayi yang nggak berdosa itu. ”

Sion tertawa. ” Hahahaha, lo pikir Sivia mau ngandung anak dari tukang selingkuh kayak lo, Vin? Nggak mungkin! ” Sion memandang sinis Alvin. ” Yang ada malah ntar Sivia diselingkuhin terus. ”

” Eh, lo nggak usah ikut campur!! Lo nggak ada urusannya sama gue dan Sivia. ” bentak Alvin pada Sion.

Sivia menatap Alvin dengan emosi yang meluap-luap. ” Lo jangan pernah nyentuh Sion sedikit pun! ” ucap Sivia. ” PERGI LO DARISINI! Mulai sekarang, jangan pernah temuin gue lagi. Gue nggak kenal sama cowok penghianat kayak lo. Pergi lo! ”

” Vi... ”

” PERGIII!! ”

***

Ify menjauh dari Debo. Debo masih terdiam mematung dan tak percaya dengan apa yang terjadi. Dimas hanya geleng-geleng kepala melihat adegan yang terjadi.

” Oke, selamat berbahagia lo berdua! Inget... Gue akan kembali. Gue pastiin kalian nggak akan tenang. ” Dimas berjalan meninggalkan Ify dan Debo. Ify menghela nafasnya. Ify merasa lebih tenang karena Dimas telah pergi dari hadapannya.

” Deb, makasih ya. ” Ify menyentuh pundak Debo. ” Makasih karena lo udah mau bantuin gue. Tapi, maaf ya atas yang terjadi barusan. Gue terpaksa ngelakuinnya. Maaf ya, Deb. Lo nggak marah kan sama gue? ”

” ..... ” Debo terdiam.

” Deb... ”

” ...... ”

” Debo. ” Ify mengguncangkan tubuh Debo. Debo tersadar dari lamunannya.

” Heh... Iya? Kenapa? Apa yang terjadi? Dimas mana? Kok lo disini? Masalah lo sama Dimas udah selesai? Terus lo sama Dimas b~~ ”

Ify membekap mulut Debo. Ify tersenyum manis memandang Debo dihadapannya. ” Lama-lama lo ketularan kayak Acha ya! Dimas udah ke laut. ” jawab Ify. ” Dan gue pastiin, Dimas ga akan pernah kembali. ”

” Ke laut? Ngapain? ” tanya Debo. ” Emang masalah lo sama Dimas udah selesai? Terus, emang Dimas niatnya kesini ngapain? Terus tadi ngapain Dimas nyuruh lo cium gue? Terus kenapa juga gue haru~~ ”

” STOP NGOMONG! ” bentak Ify sambil membekap mulut Debo.

Bersambung...
- CakShill... Ehm..
- RioNi.. Euleh euleh..
- DeCha.. Siapa mantannya Acha? Ayoayo ada yang tau? :b
- AlVia? Ah... Parah..
- ID.. Akhirnya dimas kelaut.. :b

tunggu selanjutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar