***
“Gue harus ketemu sama dia. Gue harus pastiin bahwa dia memang kembali. Dan gue harus tau apa yang buat dia kembali lagi masuk ke kehidupan gue!”
Alvin tak pernah lagi mengurus twitternya semenjak hubungannya dengan artis Ashilla Tiara berakhir karena emosi yang meledak seketika. Alvin menjadi frustasi dan tidak tahu harus berbuat apalagi. Segala macam cara telah dilakukan untuk membuat Shilla kembali. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh Alvin? Nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan selalu datang belakangan. Dan kini, berita putusnya hubungan Shilla dan Alvin menjadi topik yang hot di dunia entertaiment. Satu kenyataan yang harus diterima Alvin. Shilla move on! Dan sekarang ia resmi menjadi kekasih seorang putra tunggal pemilik perusahaan terkaya di Indonesia. Cakka Nuraga.
“Arrgghhh! Gimana cara gue ngelupain Shilla? Dia udah punya pacar. Tapi, kenapa gue masih berharap banyak sama dia? Lebih baik gue temuin gadis bernama Sivia itu sekarang juga.”
Alvin segera bangkit dari dalam kamarnya dan mencari udara segar. Ia berharap bisa menemukan kembali gadis masa lalunya itu dan dia akan membalaskan semua dendam yang tersimpan di dalam hatinya selama ini. Sakit yang dirasakan Alvin karena pengkhianatan yang dilakukan Sivia.
***
“Bisa kamu pertemukan aku dengan Sivia? Aku kanget berat sama dia. Asal kamu tau, aku masih betah ngejomblo cuma karena nungguin dia, Fy. Aku masih sayang banget sama dia.” Ucap Rio dengan raut wajah yang berbinar-binar.
Deg! Jantung Ify seakan berhenti berdetak ketika mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Rio. Rio masih tetap dengan status singlenya hanya karena menanti Sivia? Gila! Bagi Ify semua hal yang dilakukan Rio adalah gila. Bisa-bisanya ia menanti Sivia beberapa tahun lamanya. Padahal, jawabannya jelas! Sivia tidak akan pernah bisa untuk mencintai Rio.
'Come on, Rio. Gadis yang cinta sama kamu ada di depan mata. Kenapa kamu masih mengharapkan Sivia?' batin Ify sedih. Perasaannya mulai tidak karuan. Rio! Ia masih menyimpan perasaan pada Sivia. Padahal terlihat jelas bahwa Ify memberikan kode agar ia peka terhadap perasaan Ify. Tapi, hasilnya NOL. Rio tetap tidak ingin tahu tentang perasaan Ify. Semua terasa menyakitkan bagi Ify.
“Ify? Lo nggak apa-apa kan?” Rio mengguncangkan tubuh Ify. Rio mulai panik. Ia bingung apakah ada yang salah dengan ucapannya sebelumnya. Mengapa Ify menjadi aneh seperti ini? Pikiran Rio semakin panik.
Pandangan Ify mulai memburam. Air mata yang ia coba untuk tahan akhirnya tumpah begitu saja. Sakit! Hatinya sangat sakit mendengar kenyataan bahwa Rio masih mencintai Sivia. Semua ini di luar dugaan Ify. Ify mengira bahwa kembalinya Rio untuk dirinya. Tapi, ternyata semua dugaan Ify salah.
“Aku benci disaat kamu mengatakan bahwa kamu masih menanti Sivia! Kamu sama sekali nggak pernah peka sama perasaanku. Aku cinta sama kamu, Rio. Aku sayang sama kamu. Di depan mata kamu adalah gadis yang tulus mencintai kamu. Sedangkan Sivia? Dia tetap menanti sosok pemuda masa lalunya. Athan. Dan jelas! Sivia nggak pernah cinta dan sayang sama kamu.”
Rio mengatupkan kedua rahangnya. Ia kaget dengan ucapan Ify. Bagaimana tidak? Secara langsung Ify menyatakan perasaannya pada Rio. Semua rencana yang diaturnya dari awal bisa-bisa gagal total hanya karena Ify. Rio harus membuat Ify mencintai orang lain! Dan jelas bukan dirinya. Tujuan Rio dari awal ke Jakarta adalah mencari tahu rencana busuk yang dilakukan Debo. Akan tetapi, Ify seakan-akan menghancurkan tujuan utama Rio ke Jakarta.
Ify menghapus air matanya perlahan lalu menatap Rio. “Hahaha! Gue bego. Ngapain gue nyatain perasaan sama cowok yang nggak peka? Sama aja nyakitin hati gue sendiri.”
“Fy, semuanya nggak seperti yang lo pikir. Gue...”
“Udah deh! Kalo emang lo cinta dan sayang sama Sivia, lo kejar dia. Gue rela ngelepas lo buat Sivia. Walaupun di mata lo gue nggak penting.” Ify pun berlalu dari pandangan Rio. Ia tidak kuat apabila terlalu lama berhadapan dengan pemuda yang sangat di cintainya itu.
'Gue mau bilang kalo gue deketin Sivia karena Debo. Gue juga cinta dan sayang sama lo, Fy.' batin Rio.
Rio bertekad bahwa setelah ia membalaskan dendamnya pada Debo, ia akan menyatakan perasaannya pada Ify. Tapi, Rio harus menunggu semua itu sampai kapan? Sekarang dia tidak tahu dimana posisi Debo berada. Semua yang dirasakan sangat sulit. Sulit sekali.
***
Debo bingung. Ia baru pertama kali datang ke Jakarta. Ia pikir dengan datang ke Jakarta semua beban pikirannya selama ini akan hilang. Akan tetapi, tetap saja semuanya tidak berubah. Debo ingin mendapat sasaran baru di Jakarta. Sivia tidak bisa ia dapatkan. Dan selanjutnya, ia harus mencari tahu keberadaan Ify.
“Sivia nggak berhasil gue dapetin. Selanjutnya... Ify harus berhasil! Bagaimanapun caranya. Walaupun gue harus berbuat kasar asalkan Ify jadi milik gue.” ucap Debo sambil tersenyum penuh kemenangan.
Dari kejauhan, Debo terkejut ketika melihat sosok Rio yang berjalan tidak jauh dari tempatnya berdiri. Bagaimana Rio bisa mengetahui rencananya? Bisa gawat! Semua bisa gagal total!
“Wah wah... Disini lo rupanya. Adik yang nggak berguna!” ucap Rio sinis pada Debo.
“Haha. Apa lo bilang? Adik yang nggak berguna? Cih! Bukannya lo kakak angkat yang sok berkuasa? ngapain lo bisa ada disini?”
Rio tertawa. Omongan Debo benar-benar sulit dipercaya oleh Rio. Bagi Rio, fakta membuktikan bahwa Debo memang sangat tidak berguna di kehidupan seorang Rio Stevano. “Lo bego! Nggak berguna. Buat apa lo masih hidup? Dan kenapa hidup lo harus nyusahin gue? Lo itu anak tunggal yang nggak penting!”
BUGh!
Pukulan itu terdengar dengan keras. Emosi Debo yang sebelumnya ia coba tahan akhirnya meledak juga. Kata-kata Rio menyakiti hatinya. 'Lo itu anak tunggal yang nggak penting!' Apa segitu nggak bergunanya Debo bagi Rio? Mengapa Rio terlalu membenci dirinya? Padahal, maksud ia datang ke kehidupan Rio adalah baik. Bukan untuk berbuat macam-macam. Akan tetapi, Rio berpikiran lain. Ia berpikir bahwa masuknya Debo di dalam keluarganya adalah ingin merebut simpati kedua orang tua Rio. Sungguh sulit untuk di percaya.
“Jangan pernah lo ngeluarin kata-kata itu lagi, KAK! Lo nggak pernah tau kan kalo gue pernah punya adik? Gue bukan anak tunggal! Ngerti lo!”
Rio membersihkan darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya menggunakan telapak tangan. “Apa? Lo pernah punya adik? Nggak usah ngarang deh lo! Jelas-jelas nggak ada bukti yang memberitahukan tentang keberadaan adik lo itu. Terima nasib aja bahwa lo emang anak tunggal yang nggak berguna!”
Debo tersentak. Memang tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa ia memiliki seorang adik. Ia yakin! Sangat yakin bahwa pernah memiliki seorang adik. Tapi, dimana keberadaan adiknya sekarang?
***
Bintang selalu memancarkan sinar yang berkilauan indah di atas langit.
Angin terasa sejuk namun tidak bisa dilihat.
Mungkinkah kita bisa bersatu kembali?
-azizahsivia.blogspot.com-
Sivia menutup blognya dan beralih ke twitter. Nothing. Akun @IamAlvinJo_ sama sekali tidak berubah. Ia terakhir mengucapkan permintaan maaf di akun twitternya kemudian menghilang. Kemana? Kemana perginya orang itu? Pikiran Sivia melayang-layang memikirkan sosok Alvin yang sangat dikaguminya di twitter itu. Sivia masih berpikir, apa memang benar sosok itu Athan atau dia hanya seseorang yang ingin menghancurkan hubungannya dengan Athan?
“Siviaaa... Ini aku. Alvin.”
Deg! Jantung Sivia seakan berhenti berdetak ketika mendengar suara Alvin di depan pintu kamarnya. Bagaimana mungkin Alvin bisa mengetahui alamat rumah Sivia? Selama ini yang mengetahui alamat rumahnya hanya Athan. Dan Alvin adalah sosok makhluk hidup yang baru saja dikenalnya melalui jejaring sosial twitter. Atau mungkin... ALVIN ADALAH ATHAN?
“Masuk.” sahut Sivia dari dalam kamarnya.
Alvin membuka perlahan pintu kamar Sivia. Ia pun berjalan pelan menghampiri Sivia. “Hey... Jangan tanya kenapa aku bisa tau alamat rumah kamu darimana. Kan kamu sendiri yang isiin alamat kamu di location twitter.”
Sivia kaget. Bodoh! Ia merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia bisa sebodoh itu membuat alamat rumah di akun twitter? Bisa-bisa bukan hanya Alvin yang datang ke rumahnya.
“Long time no see. Kamu makin cantik aja deh, Aisa.”
Athan! Sivia menoleh ke arah Alvin. Ia berpikir kembali. Benarkah di hadapannya sekarang adalah sosok Athan yang sangat dibencinya itu? Mengapa Athan tiba-tiba kembali ke kehidupan Sivia? Ia ingin sekali mencoba melupakan Athan! Namun, ia tidak pernah bisa.
“Kenapa? Kenapa kamu kembali ke kehidupanku di saat aku udah mencoba buat ngelupain kamu? Kenapa?”
Alvin menarik gadis di hadapannya itu ke dalam pelukannya. “Still... I still love you, Aisa Via.”
Sivia menangis. Ia menangis dalam pelukan Alvin. Kata-kata itu kembali terdengar di telinga Sivia. Apa maksud kedatangan Athan kembali lagi ke kehidupan Sivia? Sivia masih bingung. Dan ia tetap harus hati-hati. Karena ia tahu bahwa sekarang Athan adalah Alvin.
“Aku nggak akan pernah ngelupain kamu, sayang. Hidupku hancur tanpa kamu.” Alvin mengelus puncak kepala Sivia.
'Omong kosong! Jaman sekarang cowok nggak bisa dipercaya.' batin Sivia.
“Kamu nggak inget kapan terakhir kita ketemu? 4 tahun yang lalu, Sivia. Dan aku berpikir kamu udah meninggal karena nggak ada kabar sama sekali. Ternyata... Kamu masih hidup!”
“Maksud kamu apa? Kamu sengaja pengen nyelakain aku? Kamu masih salah paham sama kejadian masa lalu yang sudah terjadi?” tanya Sivia sambil melepaskan pelukan Alvin.
Alvin tertawa. Ia mengacak-acak rambut Sivia. “Gadis yang bodoh!”
BERSAMBUNG ~
Keep like and coment.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar