Minggu, 05 Juni 2011

Berawal Dari MOS--Part 50

Part 50: Semua pergi dan kembali

***

Debo berjalan-jalan di sekitar Jalan Sulatri. Ia sendiri bingung harus kemana lagi. Pikirannya juga telah kacau akibat amnesia yang menimpanya kali ini. Baru kali ini Debo sangat bingung dengan jalan yang ditujunya. Entah kemana lagi dia harus menemukan jalan untuk pulang ke rumahnya. Bahkan, Debo pun tak tahu dia tinggal dimana dan bersama siapa. Bundanya pun tidak diingatnya apalagi Ayahnya yang bekerja di Jambi.

“ Yaampun… Aku harus kemana lagi? Aku sama sekali nggak inget siapa Ayah dan Bundaku. Bahkan, aku nggak inget di mana rumahku. Tuhan, bantu hambamu ini untuk menemukan jalan pulan ke rumah. ”

Debo menghentikan langkahnya. Ia sudah capek hanya berjalan-jalan tanpa tahu arah dan tujuan yang jelas. Bahkan, disaat kondisinya seperti ini pun anak FMIF tidak peduli terhadap dirinya. Sungguh tragis nasib yang dialami Debo. Sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Nafasnya terengah-engah dan tak karuan. Dadanya terasa sesak untuk bernafas. Pikirannya pun kacau. Ia ingin pulang. Pulang kembali  ke rumah. Namun, itu tidak bisa dilakukan Debo. Dia sama sekali tidak mengingat apa-apa dipikirannya. Yang di ingat hanyalah nama Agni.

“ Tuhan… Aku harus ngapain sekarang? Apa aku baliik lagi ke Gita? Tapi, aku nggak mungkin ngerepotin dia lagi. Eeerrrrggghhh… ” Debo berbicara sambil memegangi kepalanya. Sulit untuknya mengingat semuanya dari awal. Bahkan, dia tidak ingat sama sekali tentang adegan percobaan bunuh diri yang dilakukan.

“ Lho, Debo… ”

Debo melihat sosok seseorang yang berada dihadapannya itu. “ Kamu siapa? Siapa itu Debo? Namaku Andryos bukannya Debo. ”

“ Gue Dimas. Musuh terberat lo dalam memperebutkan Ify dulu. Elo udah lupa sama gue? Apa lo pura-pura amnesia? Cara lo basi! Lo kan Debo bukannya Andryos. ”

“ Aku bukan Debo!! Aku Andryos! Aku nggak tahu apa-apa soal kamu dan juga cewek yang bernama Ify. Jadi, tolong jangan ganggu aku. Aku sendiri aja nggak tau siapa Bunda dan Ayahku. Aku nggak inget semuanya. Aku Cuma inget Agni. Cuma dia yang aku inget satu-satunya. Nggak ada yang lain. ”

Dimas terdiam sesaat. Ia menerawang langit yang saat itu sedang cerah. Ia tersenyum lebar dengan ide cemerlang diotaknya. Ia Nampak berpikir sejenak lalu kembali menatap Debo yang berada dihadapannya.

“ Yaampun… Debo. Gue ini kakak elo. Kakak kandung lo, De. Lo lupa sama gue? Tega banget lo ngelupain gue. Dirumah sepi banget tau. Selama ini gue, Bunda dan Ayah pusing nyariin elo kemana-mana. Lo ikut gue pulang ya. Ayah sama Bunda pasti kangen banget sama lo. ” Dimas tersenyum tipis pada Debo. Dalam hatinya ia bangga karena telah berhasil melakukan rencana bagus yang ada diotaknya.

“ Kakak? Kamu kakak aku? Kak Dimas? Tapi, seingetku aku nggak punya kakak. Aku ini anak tunggal satu-satunya. Kalo sepupu mungkin aku punya. ”

Dimas menepuk jidatnya. Dia baru tahu bahwa Debo adalah anak tunggal. Berarti rencana yang akan direncanakannya gagal total. Ia kembali berpikir lalu teringat sesuatu.

“ Ah, masa elo lupa sama gue? Lo itu adik gue. Jahat banget lo sama kakak sendiri. Siapa bilang elo anak tunggal, De? Lo itu adik gue tau. ” Dimas mengacak-acak rambut Debo yang agak gondrong. Senyumnya lebar menghiasi bibirnya.

Debo mengeryitkan dahinya. Ia bingung dengan semua ini. Karena ia sadar bahwa dirinya adalah anak tunggal. Dan sekarang, Dimas datang dan mengaku-ngaku sebagai kakak kandung Debo. Semua ini semakin mempersulit keadaan Debo.

“ De, ayo kita pulang. Emangnya elo mau diem dijalan Cuma karena penyakit amnesia yang lo alami? ”

“ Kakak… jadi, kakak ini kakak kandungku? ” Tanya Debo memastikan.

‘ Ish, ini anak lama-lama bikin kesel. Akuin aja dong kalo gue emang kakak elo. Dengan itu gue bisa dengan mudah menjalankan rencana gue dengan mulusnya. ’ batin Dimas sambil tersenyum penuh kemenangan.

“ Kak… ”

“ Hah? Iya? Kenapa, De? ”

“ Kakak ini kakak kandungku? ” Tanya Debo lagi.

“ Iya, De. Kamu nggak percaya nih sama kakak? Emang nggak ada kemiripan apa? Gue sama elo itu mirip! Gue ya kakak elo, De. ” jelas Dimas.

“ Kak Dimas, terus namaku sebenernya siapa? Namaku kan Andryos Aryanto, kak. Tapi, kok banyak banget sih orang manggil aku dengan sebutan Debo? ”

“ Soalnya Bunda suka manggil kamu dengan sebutan Debo. Jadi, biasanya kamu dipanggil Debo bukannya Andryos. ” Dimas memaksakan senyumnya.

“ Oh… terus aku punya pacar nggak? Aku juga kelas berapa dan sekolah dimana, kak? ” Tanya Debo.

“ Ya, Agni itu pacar kamu. Terus kamu kelas 10 di SMA IDOLA BERSINAR. ” jelas Dimas.

“ Oh… Makasih ya kakak. Ayo, kita pulang sekarang. ” ajak Debo pada Dimas.

“ Yuk, De. ”

Dimas pun pulang bersama Debo. Ia merasa bangga karena rencananya telah berhasil dilaksanakan. Dan lebih ia tak percaya adalah Debo mempercayai Dimas sebagai kakak kandungnya. Padahal, dari sisi wajah sama sekali tidak ada kemiripan diantara Debo dan Dimas. Mereka memang ada kemiripan yaitu sama-sama hitam manis.

***

“ Vi… ” Alvin menahan langkah kaki Sivia. Sivia menghentikan langkahnya. Karena memang Alvin sebelumnya menawarkan untuk mengantar Sivia pulang. Namun, Sivia memang masih dibilang ogah-ogahan untuk pulang bersama Alvin. Alvin yang jelas-jelas kini adalah mantan kekasih seorang Sivia Putri Azizah.

‘ Sialan nih cowok. Maunya apa sih dari gue? Belum puas kali ya dia ngehancurin masa depan gue? Dan sekarang malah ngalangin jalan gue. Cowok brengsek!! ’ batin Sivia kesal.

“ Vi, dengerin gue. Omongan yang dibilang Shilla itu semuanya nggak bener! Gue sama sekali nggak ada niat buat balas dendam sama anak-anak Five Girls dulu. Oya, Vi, lo sadar nggak kedatangan Patton dan Aren bikin mempersulit kita semua? ” Alvin memulai topic pembicaraan.

“ Lo pikir gue peduli? Elo udah terlanjur bikin hati gue sakit. Dan gue nggak mau tambah sakit lagi karena elo. Ternyata, kak Gabriel jauh lebih baik daripada elo. Elo bahkan tega-teganya selingkuh sama Shilla di depan gue. Mau lo itu apa sih, Vin? Belum puas lo sama semua yang udah lo lakuin ke gue? Belum puas lo? ” Sivia Nampak emosi menghadapi Alvin. “ Semoga saja kamu dapatin hati yang tulus mencintaimu. Tapi bukan gue, Vin. Cewek itu SHILLA! Bukan gue. ”

“ Maksud lo apa sih, Vi? Apa hubungan semua ini sama Shilla? Plis, gue nggak ada hubungan apa-apa sama Shilla. Bahkan, gue sama sekali nggak ada rasa sama Shilla, Vi. ”

“ BOHONG!! Omongan lo palsu semua. Gue tau kalo lo itu suka sama Shilla. Jangan bohongin perasaan elo sendiri deh. Dasar!! Lo awalnya emang niat buat deketin Shilla kan? Terus, kenapa sasaran korbannya jadi gue? Emang gue ada bermasalah gitu sama elo sampai-sampai elo giniin gue? Dan elo udah ngerebut semuanya. Bahkan, gue juga nggak akan bisa pergi jauh dari elo. Karena lo bakalan ngeliat sendiri bayi yang bakal nanti gue lahirin. Puas kan lo, Vin?! LO NGEHANCURIN MASA DEPAN GUE! ”

Alvin mendekap erat tubuh Sivia. Ia tidak ingin keributan ini semakin berkepanjangan. Yang dia mau hanyalah Sivia kembali dalam pelukannya. Alvin memang bodoh karena sebelumnya ia menyuruh Shilla untuk ke café. Entah apa yang akan dibicarakan Alvin pada Shilla. Kini perasaan Alvin pun bingung. Sivia atau Shilla? Entahlah! Alvin semakin bingung dengan perasaannya. Disatu sisi, ia harus bertanggung jawab atas Sivia. Disisi lain, perasaannya kembali tumbuh pada Shilla. Apa yang harus dilakukan Alvin? Haruskah ia mengorbankan perasaannya hanya demi nafsu sesaat?

“ LEPASIN GUE! ” Sivia memberontak dalam pelukan Alvin.

“ Gue nggak akan ngelepasin elo! Gue sayang dan gue cinta sama elo, Vi. Jangan tinggalin gue. ” Alvin membelai lembut rambut Sivia. Perasaannya semakin bingung dan tak karuan. Sivia sudah terlalu lama masuk merasuki hati Alvin. Namun, Shilla juga kembali hadir disaat Alvin berusaha melupakan cinta lamanya itu. Semua kacau! Perasaan Alvin sangat kacau. Ia memang tidak ingin kehilangan gadis yang dicintainya. Alvin tidak mau kehilangan Sivia maupun Shilla.

“ Mau lo apa sih? Gue nggak bisa diginiin. Lo kalo emang cinta sama Shilla. Lo kejar Shilla sebelum terlambat! Sebelum lo akhirnya nyesel karena Shilla jadi milik orang lain. Nggak usah peduliin gue. Gue bisa jaga diri gue sendiri dan tanpa elo. Shilla lebih ngebutuhin lo dibanding dengan gue. Gue ini nggak ada apa-apanya di mata lo. Shilla lebih segalanya dibandingkan dengan gue. Shilla itu cewek perfect. Dia tinggi, putih, cantik dan hampir mendekati sempurna. Nggak kayak gue. Gue kan… ”

Alvin menempelkan jari telunjuknya di bibir Sivia. “ Sst… manusia itu punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Elo itu cantik tau. Emang siapa oranng yang bilang Sivia Putri Azizah itu jelek? Sini biar gue abisin tuh orang. Shilla emang cantik. Cantik banget bagaikan bidadari. Tapi, dihati gue tetep cantikan elo daripada Shilla. Memang gue suka sama Shilla. Tapi, itu dulu. Dulu sebelum elo datang masuk ke dalam hati gue. Dan elo udah berhasil ngerubah gue 100 %. Thank’s for all, Vi. ” Alvin mengecup lembut kening Sivia. Kini, ia menemukan kembali perasaannya yang gundah. Ternyata, terlihat jelas bahwa Sivialah sosok gadis yang selama ini dicintai seorang Alvin Jonathan Sindunata.

“ Nggak! Lo salah orang. Cewek yang elo cari itu Shilla bukan gue. Bahkan, gue nggak pernah cinta sama elo. Dari awal emang gue nggak mau kenal sama cowok kayak lo. Tapi, semua ini kemauan anak-anak Five Girls dulu. Dulu sebelum lo hampir aja memperkosa Shilla di depan Rio. Dan makanya gue dating ngejar elo saat itu di hotel. Dan elo… lo ngehancurin semuanya!! ” Isak tangis Sivia mulai terdengar. Sivia kini menangis hanya karena cowok seperti Alvin.

Alvin kembali mendekap erat tubuh Sivia. Ia bisa merasakan apa yang dirasakan Sivia saat ini. Sivia membutuhkan Alvin. Hanya Alvin satu-satunya orang yang bisa membuat Sivia tenang. Tenang dalam pelukan hangat Alvin.

“ Kejar Shilla, Vin! Kejar Shilla. Jangan biarin Cakka kembali mendapatkan hati Shilla. Pokoknya elo kejar Shilla dan lo ganti nama Casillas jadi Ara. Alvin-Zahrantiara. Buruan kejar Shilla! Dia lebih berarti buat lo dibandingkan sama gue. Gue… gue Cuma masa lalu yang seharusnya dibuang dan dicampakkan. Bukannya selalu dilindungi. ”

“ Emangnya lo yakin bisa kayak gitu? Sok kuat banget! ” sinis Alvin sambil membelai lembut rambut panjang Sivia.

“ Lo ngeremehin gue? Lo liat aja kalo gue bisa berdiri kuat tanpa lo sedikitpun. Mau elo sama Shilla, Ify, Acha, Agni atau Aren. Gue nggak peduli! ” ucap Sivia lalu membalas pelukan Alvin.

“ Masa sih lo bisa ngeliat gue sama cewek lain? Berarti… gue  boleh dong cium Shilla? ”

“ Hah? Cium Shilla? ”

“ Iya, cium Shilla. Kenapa? Takut ya! Itu artinya kamu itu nggak rela aku sama cewek lain kan? Makanya nggak usah sok kuat kayak gitu. ” Alvin terkekeh.

“ Kata siapa gue nggak rela? Terserah lo! Mau lo ciuman sama Shilla kek. Atau lo cium monyet sekalian. GUE NGGAK PEDULI! ” Sivia melepaskan pelukannya ke Alvin. “ Makasih atas semuanya. Mendingan sekarang lo kejar Shilla deh. Daripada entah dia diambil lagi sama Cakka. ”

“ Kalo gue ngejarnya Ify, gimana? Apa lo tetep ngerelain gue? ”

“ Ify? GUE NGGAK MAU LO SAMA DIA! Kalo sama Shilla sih gue fine-fine aja. ” jawab Sivia sinis.

“ Asiikkk… gue kejar Ify ah! Mumpung Debo juga lagi amnesia. Jadi, besar kesempatan gue buat ngedeketin Ify. Byebye Sivia cantik.. ”

Cuuupppp 8.8

Alvin mencium pipi Sivia kemudian ia beranjak pergi meninggalkan Sivia dengan perasaan riang gembira. Sivia mendengus sebal pada Alvin. Ify? SAY NO DEH! Batin Sivia.

“ Lo pikir cuma lo doang yang bisa kayak gitu. Lo bisa ngejar Ify, gue juga bisa deketin Debo. Tunggu pembalasan gue! ” Sivia tersenyum puas lalu pergi dan berusaha mencari sosok Debo.

***

“ STOP! Gue nggak mau denger penjelasan lo lagi. Lo mau ngambil Casillas? Ambil aja! Gue nggak peduli lagi sama Casillas. ” Shilla terus berusaha menjauh dari Cakka. Jujur, ia sudah capek terus-terusan seperti ini. Pertama, Riko sempat hadir dalam kehidupannya. Kedua, Alvin juga kembali hadir disaat Cakka-Shilla renggang. Ketiga, Shilla bingung dengan semua ini dan ditambah lagi Casillas yang semakin mempersulit keadaan.

“ Ami ama Api jahat!! Illas au ulang! Illas benci Ami ama Api. Illas benci! ” Casillas tanpa disengaja mendengar ucapan Cakka dan Shilla. Air matanya kini jatuh. Perasaannya tak karuan. Ia sangat-sangat membenci Cakka dan Shilla yang bisa-bisanya seperti itu terhadap anak kecil. Mereka tidak bisa memikirkan sama sekali perasaan anak kecil seperti Casillas. Sungguh terlalu…

“ Illas, maksud Mami bukan gitu. Tadi itu… ”

“ ILLAS BENCI!! ” Casillas berlari meninggalkan Cakka dan Shilla. Air matanya tak henti-hentinya jatuh membasahi pipi.

“ Kka, kejar Casillas! ”

“ Katanya nggak peduli! Lo liat sendiri kan. Dia daritadi itu ngebuntutin kita berdua tau. Dia itu nggak suka… ”

BRRAAAKKK—

Suara tabrakan hebat terdengar di sekitar jalan Tukad Balian. Shilla merasa perasaannya tak enak terhadap Casillas. Apa ini akhir dari segalanya? Ini yang harus dirasakan Shilla? Kehilangan cinta dan juga kehilangan sosok Casillas?

“ Illas… kka, Casillas! ” Shilla panic lalu mengguncangkan tubuh Cakka yang sedaritadi diam membisu.

“ Woy, anak kecil kecelakaan. Dia meninggal ditempat. Ayo kita tolongin. ” orang-orang mulai berdatangan melihat lebih jelas kejadian kasus tabrakan itu. Shilla tersentak kaget dan air matanya meleleh seketika. Casillas? Mungkinkah?

“ Shill, kita liat kesana… ” Cakka tanpa basa-basi lagi menarik tangan Shilla untuk melihat lebih jelas siapa anak kecil yang menjadi korban tabrak lari sebuah mobil berkecepatan tinggi. Ia hanya berharap semoga itu bukan Casillas Casillosta.

Cakka menyerobot kerumunan orang-orang yang mengerumuni jenazah anak kecil itu. Orang-orang semakin banyak saja yang datang melihat lebih jelas kejadian kecelakaan tragis yang merenggut nyawa seorang anak kecil.

“ Casillas… ” Shilla berlutut didekat tubuh anak kecil yang kini sudah tak bernyawa. Bagaikan badai menerpa, semuanya hilang dengan begitu cepat. Casillas. Memang ternyata Casillas yang menjadi korban tabrak lari. Cakka pun ikut berlutut mengelus lembut rambut Casillas.

“ Illas, bangun sayang. Mami sayang sama kamu. Ini Papi kamu juga ada disini lho. Kenapa kamu tidur terus? Apa kamu udah nggak sayang lagi sama Ami sama Api? ” Shilla depresi berat. Airmatanya terus-terusan jatuh melihat kondisi Casillas yang mengenaskan dan sudah tak bernyawa. Andaikan saja Shilla tidak berbicara seperti itu. Pasti semua ini tak akan terjadi. Tapi, apa yang terjadi? Menyesal! Penyesalan selalu datang belakangan. Nasi kini telah menjadi bubur. Dan tidak akan ada lagi panggilan Ami-Api diantara Cakka-Shilla. Semua itu kini hanya tinggal kenangan…

“ Shill… sabar. Semua ini takdir Tuhan. Dan ini merupakan peringatan buat kita. Lo harus ngerelain kepergian Casillas. Yang jelas selama ini kita udah jadi orang tua yang terbaik buat dia. ” Cakka membelai lembut rambut Shilla. Air matanya pun meleleh membasahi pipi. Cakka merasa tidak tega melihat kondisi Shilla yang seperti orang gila hanya karena kehilangan Casillas. Bila diberi kesempatan kedua, tak akan diabaikan lagi sosok Casillas bagi Shilla. Casillas yang selama ini selalu berusaha mempersatukan Cakka-Shilla. Dan kini, semua kenangan itu pergi begitu saja…

“ Ayo, Shill. Jangan kayak gini. Orang-orang ngeliatin kita. Kita istirahatkan Casillas dengan tenang. ” Cakka kembali mengelus punggung Shilla. Kerumunan orang semakin banyak saja yang datang melihat lebih jelas kecelakaan itu. Pemilik mobil yang menabrak Casillas keluar. Cakka tersentak kaget melihat orang yang menabrak Casillas.

“ Oh, jadi elo yang udah bikin Casillas meninggal? Lo harus tanggung jawab atas semua ini! ” bentak Cakka.

“ Cakka? Aduh, maafin aku, Kka. Aku nggak liat tadi ada anak kecil nyebrang. ” ucap pengendara mobil itu.

“ Lo udah bunuh Casillas! LO HARUS MATI! ” Shilla bangkit lalu mencekik keras leher orang itu. Orang itu merintih kesakitan. Cakka pun panic.

“ Uhukk… eekkk… Cak… kka… ” orang itu semakin merintih. Nafasnya terasa sesak. Cakka tanpa sadar mendorong paksa Shilla menjauh dari pengendara mobil itu.

“ JANGAN SAKITIN OIK! ” bentak Cakka pada Shilla.

“ Cakka… ” air mata Shilla kembali tumpah ketika Cakka membentaknya. Cakka menenangkan orang yang bernama Oik itu. Shilla mencibir lalu tersenyum kecut.

“ Ik, maafin Shilla ya. Dia depresi karena baru aja kehilangan Casillas. ”

“ Hmm… ya! Maafin gue ya. Sumpah, gue nggak maksud buat celakaan anak kecil itu. Gue nggak liat dia nyebrang tadi. Jadi serba salah gue disini. ” Oik menunduk lesu. Ia melirik jasad Casillas yang penuh darah dan sudah tak bernyawa itu. “ Dia adik lo, Kka? ”

“ Dia anak gue tau! Anak gue sama Cakka. ” ucap Shilla sinis.

“ Hah? Lo berdua… ”

“ Anak angkat, Ik. Don’t negative thinking. ”

“ Udah, sekarang kita makamin anak ini. ” ucap Oik.

“ JANGAN ADA YANG SENTUH CASILLAS! NGGAK BOLEH ADA SEORANG PUN YANG NYENTUH CASILLAS! ” Shilla berteriak histeris lalu kemudian…

‘brruuukk’

Shilla ambruk dan kemudian tak sadarkan diri. Pikiran Shilla benar-benar kacau dan ia merasa stress akibat kehilangan sosok Casillas dalam hidupnya.

***

@ Taman Kota

“ Maaf, Yo. Aku nggak bisa kembali lagi. Hati ini udah tertutup untuk cowok kayak kamu. Aku udah nggak tahan terus-terusan diginiin sama kamu, Yo. Maaf kalo aku emang nggak bisa jadi cewek yang terbaik buat kamu. Mungkin diluar sana masih ada cewek yang bisa jadi yang terbaik untukmu. Tapi bukan aku! ” Agni melepaskan genggaman tangan Rio. Ia kini menunduk pasrah dengan semua ucapan yang akan dilontarkan Rio. Bahkan, Agni siap menerima caci dan maki dari Rio. Karena baginya ia memang pantas mendapatkan itu semua dari Rio.

Rio menatap Agni kemudian ia mendekap erat tubuh Agni. Rio membelai lembut rambut Agni. Ia tak ingin gadis itu pergi jauh dari hidupnya. Rio Nampak teringat sesuatu.

“ Maaf atas kejadian lalu. Maaf atas perlakuan yang sebelumnya aku lakuin ke kamu. Maaf kalo aku sempet ngehancurin kebahagiaan kamu sama Debo. Maaf kalo aku udah ngehancurin hubungan kamu sama Debo waktu study tour. Maafin aku, Ag. Maaf… ”

“ Apa?! Jadi, kamu emang sengaja ingin ngehancurin hubunganku sama Debo? Tapi, kenapa? Kamu kan tau aku itu sayang banget sama Debo. Kamu malah ngehancurin semuanya!! ” Agni merasa kesal dengan semua ucapan Rio.

“ Hey… hey, Ag! Aku sama sekali nggak ada niat buat ngehancurin kamu sama Debo. Tapi, hati aku maksa banget buat kamu sama hancur berantakan. Karena kalo terlambat mungkin aku akan menyesal karena kebodohanku sendiri. Maafin aku, Ag. ”

Agni mendorong Rio perlahan. Dalam hatinya ia merasa sangat kesal dengan semua ucapan yang dilontarkan Rio. Ternyata cara Rio mendapatkan Agni selama ini LICIK! Rio tega-teganya menghancurkan kebahagiaan Debo—Agni hanya demi perasaannya sesaat. Rio sama sekali tidak memikirkan akibat yang terjadi. Mungkin saja Rio bisa dibenci selama-lamanya sama Agni. Atau mungkin lebih parah dari itu. Rio…

“ TEGA! ” bentak Agni.

“ Tega? Hey, aku nggak ada berpikiran seperti itu, Ag! Please forgive me. ” Rio memegang lembut pipi Agni. Agni menatap Rio tajam kemudian menepis kasar tangannya.

“ Forgive you? In your dream! I hate you, Mario! ” Agni berlari jauh meninggalkan Rio dengan air mata yang menumpuk dalam kantong matanya. Air matanya pun mengalir. Tangisannya pecah. Sungguh kata-kata itu terlontar seketika dari mulut Agni. Agni membenci Rio? Entahlah!


BERSAMBUNG. . .

=O. oooo… GAWAT DIMAS MEMPERALAT DEBO! COME ON HANCURKAN DIMAS(?)
=O. gaswaatttt… ALVIA BERANTEM? BAKALAN JADI ALFY DEVIA NIH..
=O. OMEGOSHHH… CASILLAS MENINGGAL? :”( hikss… OIK JAHAT YEE!
=O. RIONIIII…. SINTING!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar