Sabtu, 13 Oktober 2012

When I Fall... #1


All people will say 'Love Is Blind'.
But, love is beauty if you feel and meet someone who can touch your heart.
Can you hear me? You're the one in my heart. Only you!
Why? You leave me alone before i know all about you!
I'm stupid! Yeah, stupid!
I hope my dream come true. I only want to be with you now and forever.
I believe, you will always love me.
And... In the last, i just wanna say.... I LOVE YOU, girl!

-Mariosanggalau.blogspot.com-

#sumpahbahasanyangacoabiissss!!

***

“Baby, where are you now? I miss you so much.”

Pemuda itu terdiam sambil memandangi foto kenangan dirinya bersama seorang gadis. Yah, gadis masa lalu yang sangat dicintainya itu. Seandainya, dulu ia tidak gegabah dalam mengambil suatu keputusan. Pasti hari ini akan menjadi ke-5 tahun anniversarynya. Namun, apa yang bisa dilakukan pemuda itu? Menangis? Mungkin bodoh jika ia menangis dan meratapi semuanya dalam kesedihan. Yang bisa ia lakukan hanya dua, pasrah atau mencoba untuk berpindah kelain hati. Dan ia memutuskan untuk memilih pilihan yang kedua.

“Ah! Percuma aku berlarut terlalu lama dalam kesedihan dimasa lalu. Emangnya gadis itu masih peduli terhadapku? Aku yakin dia lebih bahagia bersama pemuda lain yang lebih baik dibanding aku. Aku memang orang bodoh yang menyia-nyiakan gadis seperti dia. Kamu sangat bodoh, Mario!” lirihnya pelan sambil memandang wajahnya didepan sebuah cermin.

Bodoh? Kata itu yang kini hanya sanggup pemuda itu ucapkan. Mungkin ia memang harus secepatnya melupakan kenangan buruk masa lalunya. Jika terlalu lama... Otaknya bisa meledak dan ia menjadi sedikit tidak waras. Move on! Hanya itu satu-satunya cara yang harus dilakukan Mario. Karena... Gadis masa lalunya mungkin sudah melupakan Mario. Buat apa ia terus-terusan berlarut dalam masa lalu yang buruk? Hanya membuat waktu tersita bukan?

“I'm sorry, girl. I will forget all memories with you.” ucapnya lagi dan memulai membakar foto kenangan bersama gadis masa lalunya satu-persatu.

Perlahan-lahan wajah gadis cantik itu memudar dan menjadi abu. Kali ini, kenangan itu harus benar-benar terhapus hingga tidak ada sama sekali yang membuatnya kembali ke masa lalu yang pahit. Sekarang ia harus berubah kembali menjadi Mario yang periang atau tetap menjadi Mario yang terlarut di masa lalu.

***

“Menurutmu aku salah ya, Vin?” suara seorang gadis memecah keheningan di sebuah bukit bintang. Ia memutar-mutar kembali ingatannya. Persis! Hal itu pula yang sebelumnya dilakukan oleh Mario.

Pemuda bernama Alvin itu tertawa renyah. Ia mengelus perlahan puncak kepala gadis disampingnya itu. “Kamu salah apa? Keputusanmu itu kan ada alasannya. Sudahlah, buat apa juga kamu mengingat kembali masa lalu kamu? Memangnya dia mikirin kamu? Belum tentu juga kan?”

“Jadi... Dalam hal ini aku sama sekali nggak bersalah?” tanya gadis itu lagi.

“Menurutmu?”

“Yah, aku tau itu. Aku harus mencoba buat melupakan kenangan buruk itu kan, Vin?”

Alvin tersenyum sambil mengangkat perlahan dagu gadis itu. “Yeah, it's true. Lupain masa lalu kamu itu ya. Lihat sekarang... Dihadapan kamu, seseorang yang sangat mencintai dirimu apa adanya.”

Gadis itu membisu seketika ketika mendengar ucapan yang dilontarkan pemuda dihadapannya. Alvin mencintainya? Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi? Apakah ia harus menerima Alvin untuk melupakan sosok Mario?

“Aku tau! Aku tau apa yang ada dipikiranmu saat ini. Aku bakalan tunggu sampai tiba saatnya kamu akan menjawab semuanya. Aku akan selalu menunggumu, Shill.”

“Thank's.”

***

Gandhi International School.

Tap..tap..tap..

Langkah kaki itu semakin cepat memasuki koridor sekolah elite di kota Jakarta. Telat! Mario nyaris telat memasuki hari pertama di sekolah itu. Ia baru saja pindah dari Australia. Sekolah terburuk selama masa hidupnya adalah di Australia. Tempat ia dan gadis masa lalunya bertemu.

“Adaawwww!” rintih Mario sambil menghentikan langkah kaki cepatnya.

Ia menggerutu kesal karena rambut yang sudah ditatanya rapi selama berjam-jam kini hancur berantakan. Amarah pun tak terelakkan, ia melihat seorang gadis dihadapannya yang sibuk merapikan barang bawaan yang terjatuh di lantai.

“Woy, anak udik! Lo jalan liat-liat orang dong! Lo nggak liat rambut yang udah gue tata rapi selama berjam-jam jadi hancur berantakan gini. Hancur diri gue disekolah elite kayak gini.”

Gadis itu tidak memperdulikan ocehan yang keluar dari mulut pedas seorang Mario Stevano. Siapa yang tidak kenal Mario? Ayahnya adalah pemilih perusahaan terbesar di Jakarta. Dan kebanyakan cewek menyukai gaya hidup seorang Mario yang fashionable.

“Sorry, Kak. Aku nggak sengaja. Aku buru-buru. Permisi.” gadis itu berlalu dari hadapan Mario.

Mario tertegun. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Yang ada dipikirannya kini hanyalah sebuah tanda tanya besar. Ia baru pertama kalinya merasakan hal yang dahsyat yang selama ini belum dirasakannya. Rasa penasarannya semakin menjadi-jadi terhadap gadis yang menabraknya itu.

“Aneh... Biasanya cewek-cewek kebanyakan histeris. Tapi, kenapa dia beda sama cewek-cewek matre yang cuma ngincar harta kekayaanku?” Mario bertanya-tanya pada dirinya. Ia harus mencari tahu siapa gadis yang baru menabraknya tadi.

***

Gandhi International School merupakan sebuah sekolah tinggi yang sangat populer di Jakarta. Gedungnya bertingkat dan berderet satu dengan yang lainnya. Terdiri atas SMP, SMA dan Universitas. Mario sendiri baru melepas masa remajanya dan mulai memasuki tahap untuk mulai meninggalkan masa remajanya yang kelabu.

Awalnya, ia sangat tidak ingin untuk memasuki sekolah teraneh yang pernah ia temui. Sekolah yang ia masuki sekarang memang sangat jauh berbeda dengan sekolahnya dulu di Australia. Namun, apa yang bisa dilakukan oleh Mario? Ia hanya bisa menuruti kemauan kedua orang tuanya yang keras kepala. Bahkan, kedua orang tua Mario melarangnya untuk mendekati lawan jenisnya. Parah bukan?

X.1...

“Selamat pagi anak-anak unggulan di Gandhi International School. Kalian kedatangan murid baru pindahan dari Australia. Ayo, perkenalkan diri kamu.”

Mario tersentak. Ia yang sedaritadi menyibukkan diri sendiri tiba-tiba saja ingin mengetahui sosok makhluk hidup yang sedang berdiri di depan kelasnya. Ia berharap semua tidak seperti yang ada dipikirannya. Namun.... Ternyata dugaannya benar. Gadis masa lalunya telah kembali.

“Nama gue Ashilla Zee. Kalian cukup panggil gue Shilla. Nice to meet you all.”

Guru disebelah gadis bernama Shilla itu tersenyum. “Ada yang ditanyakan lagi anak-anak?”

Seorang laki-laki angkat tangan dari kejauhan lalu berteriak. “Shill, nama twitter lo apa?”

Shilla tersenyum lalu berkata, “Follow gue di @ZeeAshilla.”

“Oke, Ashilla. Kamu bisa duduk disebelah... Mario.”

Shilla tercekat. Ia baru menyadari bahwa dirinya salah memasuki sekolah. Ternyata, anak seorang pengusaha terkaya di Jakarta sekolah di tempatnya kini berdiri. Mario... Apakah Mario sosok pemuda dimasa lalunya?
Shilla memandangi seluruh siswa dan siswi dalam ruangan itu. Dan benar! Tepat dugaannya. Ia memang benar-benar terjebak dalam situasi yang sulit!

***

“Kenapa? Kenapa kamu kembali lagi disaat aku udah mencoba buat ngelupain semua kenangan 'kita'?” Mario memecah keheningan di dalam ruang kelas yang mulai kosong. Ia menundukkan kepala karena sangat takut. Yah! Ia sangat takut untuk menatap gadis disebelahnya itu.

Shilla mendengus. Ia menggigit bibirnya. Ingin rasanya ia lari dari situasi ini. “Apa lo nggak nyadar? Gue juga udah mencoba lupa sama kenangan itu. Perlahan tapi pasti. Gue sekarang udah bener-bener menemukan pasangan hidup yang memang cocok ditakdirkan buat hidup gue di Aussie nanti. Dan gue juga nggak pengen sama sekali terjebak dalam situasi buruk ini.”

Mario menoleh ke arah Shilla perlahan. “Really? Bukannya selama ini kamu yang emang ngotot pengen mengakhiri semuanya? Itu kan karena ego kamu tinggi! Aku nggak pernah sama sekali nyesel terjebak dalam situasi seperti ini. Coba kamu sedikit berpikir dewasa. Apa kamu nyesel sama kejadian dimasa lalu?”

Shilla mendesis. Suarannya meninggi. “Ego? Itu masa lalu! Lupakan saja semua hal yang udah sangat nggak penting untuk kita ingat. Sekarang jalanin saja kehidupan kita masing-masing dengan pujaan hati yang baru. Lebih baik juga kita berteman daripada mesti melanjutkan hubungan yang nggak jelas.”

“Oh, Okay! Aku ngerti sekarang. Baiklah, lagian gue juga nggak ngarep tuh buat balikan sama elo. Gue harap lo bahagia dengan pacar baru lo di Aussie sana. Dan lo mungkin juga udah ngelupain semua masa lalu lo yang buruk sama gue. Tapi, yang harus lo tau adalah... Semakin lo ada di deket gue, semakin gue sulit buat ngelupain kenangan itu.”

***

Tidak! Itu tidak boleh terjadi lagi Shilla! Kenangan itu harus dilupakan!

Shilla menepuk-nepuk kepalanya. Ia sangat kesal dengan kejadian buruk yang menimpanya hari ini. Seandainya saja Mamanya tidak dipindahkan kerja ke Indonesia! Pasti hidupnya akan bahagia bersama Alvin di Australia. Memang kisah hidup seseorang sangat sulit untuk di tebak.

::Don't leave me... Don't leave me alone::

Handphone di tangan Shilla bergetar seiring dengan irama lagu kenangan yang dinyanyikan Alvin sebelumnya. Tertera jelas dilayar handphonenya bahwa Alvin pasti akan menghubunginya dihari pertama ia memasuki sekolah buruk itu.

“Hallo... Yes, i'm fine... Aduh, gws ya bebhy... Vin, gue satu sekolah sama Mario... Iya, gue nggak akan nakal... Siipp.. Love you too...”

Itulah percakapan singkat yang terjadi diantara Shilla dan Alvin. Ia sama sekali tidak bisa konsen dalam menjalani hubungannya bersama Alvin apabila ditengah-tengahnya masih ada Mario. Sebenarnya apa yang spesial dari Mario? Shilla mengakui bahwa Mario memang keren dan pantas untuk dijadikan seorang pendamping karena keluarganya berada.
Namun, dari segi ia membandingan Mario dengan Alvin, Shilla jauh memilih Mario dibanding Alvin.
Baginya, Mario bisa berpikir sedikit lebih dewasa dibandingkan Alvin yang masih kekanak-kanakan dan terlalu overprotektif terhadapnya.

“Kenapa elo mesti kembali disaat gue udah sama Alvin? Kenapa sekarang gue jadi susah buat ngelupain kenangan kita? Lo itu bukan siapa-siapa! Lo cuma masa lalu yang nggak penting!”

***

Pemuda itu menyeduh secangkir teh hijau lalu perlahan menyeruput teh ditangannya. Masih terlintas kejadian yang baru saja dialaminya pagi tadi. Gadis masa lalunya kini kembali masuk ke dalam kehidupannya yang sepi. Seakan-akan gadis itu selalu mengetahui keberadaan Mario dimanapun ia berada.
Bayangkan saja! Sedetikpun Mario tidak diberikan kebahagiaan. Padahal, insiden tabrakan tadi pagi merupakan kejadian luar biasa yang baru dialami Mario. Gadis misterius. Anak SMP Gandhi International School. Seandainya... Ia berhasil mengetahui identitas gadis misterius itu! Pasti ia tidak akan terlarut dalam gadis masa lalunya yang sangat tidak penting untuk diingat.

“Sabar aja deh! Kalo gue sama gadis misterius itu memang jodoh, pasti gue sama dia akan bertemu kembali. Kenapa sih Shilla mesti kembali disaat gue mencoba untuk lupain dia? Bisa-bisa gue susah buat lupain dia kalo dia terus-terusan ada disamping gue.” Pemuda itu menggerutu kesal. Ia mengacak-acak lukisan wajah gadis misterius tadi pagi. Ilustrasinya untuk melukis hilang sudah karena ingatannya tentang Shilla, gadis masa lalunya yang buruk. Kenapa? Kenapa gadis itu mesti kembali? Kembali disaat ia berusaha untuk melupakan semua kenangan 'kita'.


Okay, ini part one.
Don't forget to like and comment in this part ;)
Nice to meet you again all..

Jumat, 12 Oktober 2012

When I Fall... (sinopsis)


Siapa yang tidak mengenal sosok Mario? Anak salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Namun, kekayaan itu semua bukan milik Mario tetapi milik orang tuanya. Apakah Mario bisa menerima kenyataan karena ternyata semua cewek yang mendekatinya hanya mengincar kekayaannya saja?

Semenjak kehadirannya di SMA Gandhi Internasional, Mario menjadi semakin terkenal. Namun, satu yang harus diterima seorang Mario Stevano, keluarganya hancur. Perusahaan satu-satunya milik Ayahnya tiba-tiba bangkrut. Hal ini membuat Mario down!

Kehadiran gadis itu membuat Mario kembali bangkit dari keterpurukannya. Apakah Mario bisa menerima kenyataan bahwa dirinya kini miskin? Akankah gadis itu bisa menerima keadaan Mario seperti ini?


Yang mau kelanjutannya dilike yah =)

Selasa, 09 Oktober 2012

Writting

Menulis...

Menulis bukan sekedar mengetik sebuah kata atau rangkaian kalimat menjadi suatu cerita. Namun, menulis memerlukan sebuah inspirasi dan bahkan suatu motivasi hidup bagi seseorang. Terkadang dari menulis kita mendapatkan suatu manfaat yang besar. Akan tetapi, ada juga yang menganggap menulis atau menumpahkan isi hati hanya menghabiskan waktu senggang diluar aktivitas kampus atau sekolah. Tapi, ada pula yang menganggap menulis itu asyik dan sangat menyenangkan.


Sebagian orang mungkin berpikir, apa sih bagusnya menulis? Memangnya dapat penghargaan apa kalau menulis? Sebenarnya menulis itu simple. Tidak harus dalam perasaan senang atau sedih. Menulis kadang membuat kita terhanyut dalam setiap baris dan kata yang diketik atau ditulis menggunakan alat tulis. Kadang pula apabila menulis dalam keadaan sedang emosi atau marah kurang lebih terasa dalam memaknai tulisan yang dibuat seseorang tersebut.


Mungkin bagi sebagian orang malas untuk menghabiskan waktunya untuk menulis. Kebanyakan orang lebih suka membaca daripada menulis. Sebenarnya bagaimana cara menikmatinya dengan nyaman saja. Lebih suka membaca atau menulis dan menciptakan suatu karya dari hasil yang ditulis. Seperti sebuah cerpen atau dicetak menjadi buku.


And...



Keep writting!

Selasa, 22 Mei 2012

Semua Karena Twitter #4


***

“Gue harus ketemu sama dia. Gue harus pastiin bahwa dia memang kembali. Dan gue harus tau apa yang buat dia kembali lagi masuk ke kehidupan gue!”

Alvin tak pernah lagi mengurus twitternya semenjak hubungannya dengan artis Ashilla Tiara berakhir karena emosi yang meledak seketika. Alvin menjadi frustasi dan tidak tahu harus berbuat apalagi. Segala macam cara telah dilakukan untuk membuat Shilla kembali. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh Alvin? Nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan selalu datang belakangan. Dan kini, berita putusnya hubungan Shilla dan Alvin menjadi topik yang hot di dunia entertaiment. Satu kenyataan yang harus diterima Alvin. Shilla move on! Dan sekarang ia resmi menjadi kekasih seorang putra tunggal pemilik perusahaan terkaya di Indonesia. Cakka Nuraga.

“Arrgghhh! Gimana cara gue ngelupain Shilla? Dia udah punya pacar. Tapi, kenapa gue masih berharap banyak sama dia? Lebih baik gue temuin gadis bernama Sivia itu sekarang juga.”

Alvin segera bangkit dari dalam kamarnya dan mencari udara segar. Ia berharap bisa menemukan kembali gadis masa lalunya itu dan dia akan membalaskan semua dendam yang tersimpan di dalam hatinya selama ini. Sakit yang dirasakan Alvin karena pengkhianatan yang dilakukan Sivia.

***

“Bisa kamu pertemukan aku dengan Sivia? Aku kanget berat sama dia. Asal kamu tau, aku masih betah ngejomblo cuma karena nungguin dia, Fy. Aku masih sayang banget sama dia.” Ucap Rio dengan raut wajah yang berbinar-binar.

Deg! Jantung Ify seakan berhenti berdetak ketika mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Rio. Rio masih tetap dengan status singlenya hanya karena menanti Sivia? Gila! Bagi Ify semua hal yang dilakukan Rio adalah gila. Bisa-bisanya ia menanti Sivia beberapa tahun lamanya. Padahal, jawabannya jelas! Sivia tidak akan pernah bisa untuk mencintai Rio.

'Come on, Rio. Gadis yang cinta sama kamu ada di depan mata. Kenapa kamu masih mengharapkan Sivia?' batin Ify sedih. Perasaannya mulai tidak karuan. Rio! Ia masih menyimpan perasaan pada Sivia. Padahal terlihat jelas bahwa Ify memberikan kode agar ia peka terhadap perasaan Ify. Tapi, hasilnya NOL. Rio tetap tidak ingin tahu tentang perasaan Ify. Semua terasa menyakitkan bagi Ify.

“Ify? Lo nggak apa-apa kan?” Rio mengguncangkan tubuh Ify. Rio mulai panik. Ia bingung apakah ada yang salah dengan ucapannya sebelumnya. Mengapa Ify menjadi aneh seperti ini? Pikiran Rio semakin panik.

Pandangan Ify mulai memburam. Air mata yang ia coba untuk tahan akhirnya tumpah begitu saja. Sakit! Hatinya sangat sakit mendengar kenyataan bahwa Rio masih mencintai Sivia. Semua ini di luar dugaan Ify. Ify mengira bahwa kembalinya Rio untuk dirinya. Tapi, ternyata semua dugaan Ify salah.

“Aku benci disaat kamu mengatakan bahwa kamu masih menanti Sivia! Kamu sama sekali nggak pernah peka sama perasaanku. Aku cinta sama kamu, Rio. Aku sayang sama kamu. Di depan mata kamu adalah gadis yang tulus mencintai kamu. Sedangkan Sivia? Dia tetap menanti sosok pemuda masa lalunya. Athan. Dan jelas! Sivia nggak pernah cinta dan sayang sama kamu.”

Rio mengatupkan kedua rahangnya. Ia kaget dengan ucapan Ify. Bagaimana tidak? Secara langsung Ify menyatakan perasaannya pada Rio. Semua rencana yang diaturnya dari awal bisa-bisa gagal total hanya karena Ify. Rio harus membuat Ify mencintai orang lain! Dan jelas bukan dirinya. Tujuan Rio dari awal ke Jakarta adalah mencari tahu rencana busuk yang dilakukan Debo. Akan tetapi, Ify seakan-akan menghancurkan tujuan utama Rio ke Jakarta.

Ify menghapus air matanya perlahan lalu menatap Rio. “Hahaha! Gue bego. Ngapain gue nyatain perasaan sama cowok yang nggak peka? Sama aja nyakitin hati gue sendiri.”

“Fy, semuanya nggak seperti yang lo pikir. Gue...”

“Udah deh! Kalo emang lo cinta dan sayang sama Sivia, lo kejar dia. Gue rela ngelepas lo buat Sivia. Walaupun di mata lo gue nggak penting.” Ify pun berlalu dari pandangan Rio. Ia tidak kuat apabila terlalu lama berhadapan dengan pemuda yang sangat di cintainya itu.

'Gue mau bilang kalo gue deketin Sivia karena Debo. Gue juga cinta dan sayang sama lo, Fy.' batin Rio.

Rio bertekad bahwa setelah ia membalaskan dendamnya pada Debo, ia akan menyatakan perasaannya pada Ify. Tapi, Rio harus menunggu semua itu sampai kapan? Sekarang dia tidak tahu dimana posisi Debo berada. Semua yang dirasakan sangat sulit. Sulit sekali.

***

Debo bingung. Ia baru pertama kali datang ke Jakarta. Ia pikir dengan datang ke Jakarta semua beban pikirannya selama ini akan hilang. Akan tetapi, tetap saja semuanya tidak berubah. Debo ingin mendapat sasaran baru di Jakarta. Sivia tidak bisa ia dapatkan. Dan selanjutnya, ia harus mencari tahu keberadaan Ify.

“Sivia nggak berhasil gue dapetin. Selanjutnya... Ify harus berhasil! Bagaimanapun caranya. Walaupun gue harus berbuat kasar asalkan Ify jadi milik gue.” ucap Debo sambil tersenyum penuh kemenangan.

Dari kejauhan, Debo terkejut ketika melihat sosok Rio yang berjalan tidak jauh dari tempatnya berdiri. Bagaimana Rio bisa mengetahui rencananya? Bisa gawat! Semua bisa gagal total!

“Wah wah... Disini lo rupanya. Adik yang nggak berguna!” ucap Rio sinis pada Debo.

“Haha. Apa lo bilang? Adik yang nggak berguna? Cih! Bukannya lo kakak angkat yang sok berkuasa? ngapain lo bisa ada disini?”

Rio tertawa. Omongan Debo benar-benar sulit dipercaya oleh Rio. Bagi Rio, fakta membuktikan bahwa Debo memang sangat tidak berguna di kehidupan seorang Rio Stevano. “Lo bego! Nggak berguna. Buat apa lo masih hidup? Dan kenapa hidup lo harus nyusahin gue? Lo itu anak tunggal yang nggak penting!”

BUGh!
Pukulan itu terdengar dengan keras. Emosi Debo yang sebelumnya ia coba tahan akhirnya meledak juga. Kata-kata Rio menyakiti hatinya. 'Lo itu anak tunggal yang nggak penting!' Apa segitu nggak bergunanya Debo bagi Rio? Mengapa Rio terlalu membenci dirinya? Padahal, maksud ia datang ke kehidupan Rio adalah baik. Bukan untuk berbuat macam-macam. Akan tetapi, Rio berpikiran lain. Ia berpikir bahwa masuknya Debo di dalam keluarganya adalah ingin merebut simpati kedua orang tua Rio. Sungguh sulit untuk di percaya.

“Jangan pernah lo ngeluarin kata-kata itu lagi, KAK! Lo nggak pernah tau kan kalo gue pernah punya adik? Gue bukan anak tunggal! Ngerti lo!”

Rio membersihkan darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya menggunakan telapak tangan. “Apa? Lo pernah punya adik? Nggak usah ngarang deh lo! Jelas-jelas nggak ada bukti yang memberitahukan tentang keberadaan adik lo itu. Terima nasib aja bahwa lo emang anak tunggal yang nggak berguna!”

Debo tersentak. Memang tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa ia memiliki seorang adik. Ia yakin! Sangat yakin bahwa pernah memiliki seorang adik. Tapi, dimana keberadaan adiknya sekarang?

***

Bintang selalu memancarkan sinar yang berkilauan indah di atas langit.
Angin terasa sejuk namun tidak bisa dilihat.
Mungkinkah kita bisa bersatu kembali?

-azizahsivia.blogspot.com-

Sivia menutup blognya dan beralih ke twitter. Nothing. Akun @IamAlvinJo_ sama sekali tidak berubah. Ia terakhir mengucapkan permintaan maaf di akun twitternya kemudian menghilang. Kemana? Kemana perginya orang itu? Pikiran Sivia melayang-layang memikirkan sosok Alvin yang sangat dikaguminya di twitter itu. Sivia masih berpikir, apa memang benar sosok itu Athan atau dia hanya seseorang yang ingin menghancurkan hubungannya dengan Athan?

“Siviaaa... Ini aku. Alvin.”

Deg! Jantung Sivia seakan berhenti berdetak ketika mendengar suara Alvin di depan pintu kamarnya. Bagaimana mungkin Alvin bisa mengetahui alamat rumah Sivia? Selama ini yang mengetahui alamat rumahnya hanya Athan. Dan Alvin adalah sosok makhluk hidup yang baru saja dikenalnya melalui jejaring sosial twitter. Atau mungkin... ALVIN ADALAH ATHAN?

“Masuk.” sahut Sivia dari dalam kamarnya.

Alvin membuka perlahan pintu kamar Sivia. Ia pun berjalan pelan menghampiri Sivia. “Hey... Jangan tanya kenapa aku bisa tau alamat rumah kamu darimana. Kan kamu sendiri yang isiin alamat kamu di location twitter.”

Sivia kaget. Bodoh! Ia merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia bisa sebodoh itu membuat alamat rumah di akun twitter? Bisa-bisa bukan hanya Alvin yang datang ke rumahnya.

Long time no see. Kamu makin cantik aja deh, Aisa.”

Athan! Sivia menoleh ke arah Alvin. Ia berpikir kembali. Benarkah di hadapannya sekarang adalah sosok Athan yang sangat dibencinya itu? Mengapa Athan tiba-tiba kembali ke kehidupan Sivia? Ia ingin sekali mencoba melupakan Athan! Namun, ia tidak pernah bisa.

“Kenapa? Kenapa kamu kembali ke kehidupanku di saat aku udah mencoba buat ngelupain kamu? Kenapa?”

Alvin menarik gadis di hadapannya itu ke dalam pelukannya. “Still... I still love you, Aisa Via.”

Sivia menangis. Ia menangis dalam pelukan Alvin. Kata-kata itu kembali terdengar di telinga Sivia. Apa maksud kedatangan Athan kembali lagi ke kehidupan Sivia? Sivia masih bingung. Dan ia tetap harus hati-hati. Karena ia tahu bahwa sekarang Athan adalah Alvin.

“Aku nggak akan pernah ngelupain kamu, sayang. Hidupku hancur tanpa kamu.” Alvin mengelus puncak kepala Sivia.

'Omong kosong! Jaman sekarang cowok nggak bisa dipercaya.' batin Sivia.

“Kamu nggak inget kapan terakhir kita ketemu? 4 tahun yang lalu, Sivia. Dan aku berpikir kamu udah meninggal karena nggak ada kabar sama sekali. Ternyata... Kamu masih hidup!”

“Maksud kamu apa? Kamu sengaja pengen nyelakain aku? Kamu masih salah paham sama kejadian masa lalu yang sudah terjadi?” tanya Sivia sambil melepaskan pelukan Alvin.

Alvin tertawa. Ia mengacak-acak rambut Sivia. “Gadis yang bodoh!”


BERSAMBUNG ~
Keep like and coment.. :)

Semua Karena Twitter #3


Don't believe about love, because love is blind! - @IamAlvinJo_

***

Kamar Alvin seperti kapal pecah. Botol-botol minuman keras dan puntung rokok juga berserakan tak beraturan. Alvin kumat lagi seperti dirinya di masa lalu. Ia kembali menjadi sosok Alvin yang membenci masa lalunya sendiri. Kenapa dia kembali? Itu pertanyaan yang selalu menghampiri pikiran Alvin. Hadirnya Sivia kembali membuat Alvin down! Apa yang tersembunyi di balik masa lalu Sivia dan Alvin? Kenapa begitu pahit yang dirasakan Alvin maupun Sivia?

“Apa sih maunya dia? Kenapa dia kembali lagi ke dalam kehidupan gue? Disaat gue udah berusaha buat ngelupain dia, dia kembali! Dan sekarang gue kehilangan Shilla dan 88000 followers karena dia. Arrgghhh!”

Pranggg!

Pecahan beling berserakan di lantai. Alvin tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri karena hadirnya Sivia kembali. Padahal, selama ini Alvin selalu berusaha untuk melupakan sosok masa lalunya yang paling menyakitkan itu. Akan tetapi, sosok itu hadir kembali! Dengan nama dan penampilan yang baru. Dia pikir Alvin tidak mengetahui perubahan yang dilakukan oleh Sivia? Sivia sama sekali tidak berubah! Yang berubah dari Sivia hanyalah nama dan rambut yang di potong pendek.

“Followers gue! Followers yang gue udah kumpulin susah-susah sekarang tinggal 1567 followers. Pasti semua karena Shilla kecewa sama gue. Dan semua penggemarnya dia juga kecewa sama sikap gue yang ngambil keputusan kayak gini! Damn! Kenapa lo bego banget sih, Vin? Kenapa lo putusin Shilla karena gadis masa lalu lo itu? Kenapa?!”

Alvin merasa kecewa dengan dirinya sendiri. Mengapa ia bisa-bisanya meninggalkan Shilla hanya karena Sivia yang tiba-tiba muncul? Masa lalu yang sudah ingin di lenyapkannya kini kembali. Bagaimana Alvin tidak frustasi dengan kenyataan seperti ini? Hidup memang tidak pernah adil! Takdir tidak bisa di tebak dan jodoh tidak bisa diketahui siapa yang datang kelak. Dan yang ada dipikiran Alvin adalah semua tidak adil untuknya. Kepergian Shilla dan kembalinya Sivia yang sangat tidak diinginkan untuk kembali hadir dalam hidupnya.

***

Hidup kadang tidak bisa untuk kita tebak.
Apa yang seharusnya kita lakukan dan apa yang tidak boleh untuk di lakukan.
Hidup itu seperti roda yang terus berputar.
Suka maupun duka tidak pernah jauh dari kehidupan.
Semua yang pernah merasakan indahnya kehidupan pasti juga akan kembali ke yang di atas.
Cinta pula akan terasa seperti itu.

Bagaimana cara kita untuk menyatukan sekeping hati yang terpisah?
Bagaimana cara kita untuk melebarkan sayap kita dan seseorang mengajarkan bagaimana caranya terbang?

Akankah dua hati yang terpisah bisa bersatu kembali?
Mungkinkah cinta yang dulu sempat musnah kini bisa hadir kembali mengisi ruang kosong di hati?

Cinta kata orang memang menyakitkan.
Tapi, setiap orang memiliki kisah cintanya masing-masing.
Mereka yang bisa menjaga kesetiaan dan kepercayaan adalah sepasang cinta sejati yang tidak akan mungkin terpisahkan oleh musibah apapun.

Namun, apakah cinta bisa mengembalikan kenangan masa lalu ku?
Kemana Athan? Athan yang dulu menjadi sosok paling jahat dalam hidupku!
Dan siapa Alvin?
Kenapa kata-kata 'still' tiba-tiba terucap begitu saja dari mulutku?
Apa sebenarnya yang terjadi di masa laluku?
Siapa yang bisa menceritakan semua kejadian pahit di masa laluku?
Athan :''(
Where are you now? I miss you so much.
Aku mencoba menghapus kenangan pahit itu dan menjadikan kenangan indah dalam hidupku.
Andaikan Tuhan mempertemukan kita kembali, takkan ku sia-siakan kesempatan itu untuk meminta maaf kepadamu.
I'm sorry. I'm sorry, Athan.

~azizahsivia.blogspot.com~

:) :( :)

“Seandainya aku bisa memutar kembali waktu, aku nggak akan membuat kesalahan yang berakibat fatal seperti ini.” lirih Sivia. Pandangannya mulai buram. Perlahan-lahan tetesan air matanya jatuh membasahi pipi. Kejadian di masa lalu yang sangat tidak ingin untuk diperbuat Sivia. Namun, apa yang bisa dilakukannya? Penyesalan memang selalu datang belakangan. Buat apa di sesali kalau memang sudah ditakdirkan untuk berakhir?

“Via, Athan itu pasti seseorang yang spesial banget ya dalam hidup kamu?” tanya Debo yang sedaritadi duduk di samping Sivia.

“Iya, De. Dia itu sosok yang di idam-idamkan semua cewek deh. Perfect pokoknya! Dia itu setia, pengertian dan selalu ada di saat suka maupun duka. Tapi... Kejadian itu...”

##Flashback##

“AKU NGGAK PERNAH BOONGIN KAMU, ATHAN!” jawab Aisa ketus dengan air mata yang tak henti-henti mengalir.

“Tapi aku liat dengan mata kepalaku sendiri! Kamu nerima cintanya Gabriel. Kamu mikir nggak gimana sakitnya perasaanku kamu giniin? Aku ngeliat sendiri dan denger omongannya langsung!”

“Tatapii aku nggak ada hubungan apa-apa sama Gabriel. Aku tetep mempertahankan cinta dan sayang aku cuma untuk kamu, Athan. Kamu nggak percaya sama aku?” gadis itu memeluk tubuh pemuda dihadapannya -Athan-. “Still...”

“Aku nggak peduli! Sekarang kita pulang!” Athan menarik kasar tangan kekasihnya itu lalu memaksa untuk masuk ke dalam mobilnya.

Athan benar-benar tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Ia melaju kendaraannya dengan kecepatan 120km/jam. Aisa merasa takut. Firasatnya berkata bahwa akan ada hal buruk yang akan terjadi pada dirinya dan juga Athan.

“Athan berhentii!!” teriak Aisa kencang. Namun, ucapan Aisa tidak diperdulikan oleh Athan. Alhasil, kecelakaan naas itu pun terjadi.

Athan selamat dari kecelakaan itu dengan hanya luka kecil di bagian dahinya. Dan Aisa tidak tahu bagaimana nasibnya... Ia tidak bisa mengingat apa-apa lagi setelah kejadian itu.

###

“Yang sebenernya terjadi, memangnya kamu beneran nerima cintanya Gabriel itu?” tanya Debo lagi.

Sivia menggeleng. Ia menunduk lalu menceritakan pelan-pelan kejadian yang sebenarnya terjadi di masa lalunya. “Aku itu nggak pernah jadian sama yang namanya Gabriel. Semuanya salah paham. Dulu itu kalo nggak salah, Gabriel minta aku buat pura-pura jadi Zahra. Cewek yang udah ditaksir sama dia selama 5 bulan. Dan malam itu dia minta aku buat pura-pura jadi Zahra dan ngejawab 'iya' dari pertanyaan yang bakal dia ucapin. Tapi, saat itu Athan dateng dan langsung mukul Gabriel. Gabriel jadi benci sama aku dan nggak mau ngehubungin aku lagi. Semenjak itu... Athan jadi masa lalu yang pahit dalam hidupku.” jelas Sivia kepada Debo.

Debo manggut-manggut. Ia mengerti maksud semua penjelasan Sivia. Athan selama ini cuma salah paham atas kejadian Aisa yang dituduh menerima cintanya Gabriel. Cuma masalah kecil yang di besar-besarkan oleh Athan hingga hal yang tidak diinginkan terjadi. Sivia hanya bisa mengingat kejadian itu saja. Selebihnya, Sivia tidak bisa mengingat kejadian apa-apa. Dan kini Sivia tahu mengapa Alvin memanggilnya dengan sebutan Aisa. Athan! Athan telah kembali dengan sosok baru.

***

“Sivia resek ih! Ninggalin gue gitu aja demi cowok nggak penting kayak si Debo itu. Apa-apaan coba? Dia pikir gue terima diperlakukan seperti ini? Awas aja lo, Via!” Ify geram. Ia ingin meluapkan seluruh emosinya kepada Sivia. Tega-teganya Sivia meninggalkan Ify hanya karena pemuda yang baru di kenalnya itu. Padahal, belum tentu orang baik-baik yang disambutnya dengan penuh senyuman itu.

“Ify.” suara berat seorang pemuda itu menghentikan langkah kaki Ify. Ify mendongakkan kepalanya dan terkejut melihat sosok pemuda yang berada di hadapannya itu.

“Rio? Aaa... Long time no see. Gimana kabar lo? Kuliah atau kerja sekarang?” tanya Ify sambil memeluk erat Rio yang berdiri di hadapannya itu. “Lo makin keren ya sekarang.”

Rio tersenyum tipis sambil mengacak-acak rambut Ify. “Lo juga makin cantik. Gue baru aja balik dari Singapore. Kebetulan gue kuliah disana. Lo sendiri gimana? Sivia kok nggak sama lo?”

“Gue kuliah di UI jurusan Sastra Inggris.” jawab Ify sambil melepaskan pelukannya. “Sivia resek! Dia pergi sama Debo. Cowok yang baru aja dikenalnya tadi. Tega banget dia sama sahabatnya sendiri.”

Rio bungkam. Debo? Ia kalah cepat! Ternyata memang benar dugaan Rio. Sivia dan Ify menjadi incaran target Debo yang selanjutnya. Seharusnya Rio yang dekat dengan Sivia! Bukan Debo yang hanya ingin menyakiti perasaan cewek dengan cara apapun. Ia kalah! Kalah cepat bersaing dengan adik angkatnya yang kurang ajar itu.

“Kamu kenapa, Yo? Kok kaget gitu waktu aku sebut nama Debo?” tanya Ify curiga.

“Nggak. Aku nggak apa-apa. Maksud kamu Debo Andryos?”

Ify mengangguk perlahan. “Iya, Debo Andryos. Cakep sih tapi kayaknya dia itu playboy.”

Rio semakin bingung. Ia harus melakukan perlawanan untuk Debo. Bagaimanapun caranya, Sivia harus menjadi miliknya! Harus!

Bersambung ;)

Keep like and coment..

:)

Kamis, 10 Mei 2012

Semua Karena Twitter #2

***

“Bebhy, aku nggak mau kehilangan kamu. Kamu janji kan nggak akan tinggalin aku walaupun statusku bukan penyanyi lagi? Aku pengen berhenti jadi penyanyi. Waktuku banyak tersita untuk berdua sama kamu.” Shilla bergelayut manja di bahu Alvin. Ia memang ingin dengan segera memutuskan kontraknya menjadi seorang penyanyi papan atas. Sayang, kepopulerannya yang telah berada di dunia entertaiment selama 5 tahun harus pupus begitu saja hanya karena Alvin. Bagaimana nasib para Shivers apabila Shilla berhenti menjadi penyanyi? Shivers pastinya akan kecewa melihat keputusan Shilla yang seperti ini. Dan mereka akan ngebully Alvin habis-habisan kalo sampai hal itu terjadi.

“Apa? Kamu mau berhenti jadi penyanyi? Kamu serius sama keputusanmu ini?” tanya Alvin pada kekasihnya itu.

“Aku serius, bebhy. Aku emang berat buat ninggalin Shivers yang udah sayang banget sama aku. Tapi, aku juga nggak mau kehilangan cinta kamu. Aku bingung harus milih karir aku atau milih kamu. Dan aku putusin untuk aku pilih kamu.” jawab Shilla sambil tersenyum.

“Kamu nggak bisa ngambil keputusan kayak gini dong, sweety. Aku malah bakalan tinggalin kamu kalo sampai kamu berhenti jadi penyanyi. Sayang dong karir yang udah kamu tempuh selama 5 tahun terbuang sia-sia. Pikir masa depanmu. Kan belum tentu aku jodoh kamu nanti. Jodoh itu tuhan yang ngatur.”

Shilla terdiam. Ia mencerna perkataan Alvin yang baru saja didengarnya. Sakit! Kata-kata yang terakhir benar-benar menyakitkan bagi Shilla. 'Kan belum tentu aku jodoh kamu nanti'. Kalimat itu menyakitkan. Disaat Shilla down seperti ini harusnya Alvin memberikan support yang terbaik untuk Shilla. Akan tetapi, Alvin memberikan kata-kata yang sangat tidak ingin di dengar oleh Shilla. Perlahan pandangannya buram. Air matanya menetes membasahi wajahnya.

“Beb, kenapa kamu nangis? Aku ada salah ngomong sama kamu? Maafin aku kalo aku salah ngomong. Tapi, aku ngomong bener. Semua dari dalam hatiku. Kamu lanjutin semuanya dan jangan berhenti sampai disini.” Alvin mengelus perlahan puncak kepala Shilla. Ucapannya benar kan? Alvin tidak pernah salah dalam berbicara kepada siapa pun. Tapi, Alvin juga tidak ingin meninggalkan Shilla. Percuma perjuangan yang ia lakukan untuk memiliki 89567 followers harus berakhir sampai disini. Ia bingung. Bingung harus melakukan apa.

“Kamu jahat! Kamu udah nggak sayang lagi ya sama aku, Vin? Atau kamu cuma ngincer kepopuleran aja?”

Alvin terkejut dengan ucapan yang dilontarkan oleh Shilla. Mengincar kepopuleran? Alvin memang ingin populer. Tapi semua ini di luar dugaan Alvin. “Kamu ngomong apa sih, Shill? Aku ngincer kepopuleran? Aku nggak ada kayak gitu! Aku sayang sama kamu. Aku nggak bisa jauh dari kamu. Dan aku juga nggak mau kehilangan kamu.”

Shilla tersenyum tipis. Pandangannya tak henti-hentinya menatap Alvin yang berada di hadapannya itu. Tiba-tiba tatapan Shilla menjadi kebingungan. Alvin secara tiba-tiba menarik dagunya. Shilla pun menutup matanya. Wajah Alvin semakin dekat. Ciuman yang hendak mendarat itu pun ter...

“Itu Alvin sama Shilla!!” teriak Sivia yang membuat Alvin dan Shilla panik.

'Sialan nih cewek! Nggak punya sopan santun. Tau nggak sih adegan romantis bentar lagi kejadian. Awas lo ya!' Batin Shilla kesal.

“Lo siapa? Ngapain sih lo ngeganggu keromantisan gue sama Shilla?” tanya Alvin yang sedaritadi kesal melihat kehadiran Sivia.

“Alvin Jo!! Gue pemilik akun twitter @AzizahSivia yang naksir berat sama lo.” Jawab Sivia kegirangan.

Ify menepuk jidatnya. Ia mempunyai feeling akan terjadi hal buruk di taman tempat berkumpulnya dua sejoli yang asik berpacaran itu. Ify takut Alvin akan membentak Sivia karena kelakuannya yang agak berlebihan. Namun, Ify bisa melakukan apa? Semua itu kehendak Sivia. Ify hanya bisa mendukung sebagai seorang sahabat.

“Siapa? Azizah Sivia? Lo beneran Azizah Sivia?” tanya Alvin tak percaya.

“Beb, kamu kenal cewek norak ini? Kamseupay!” ucap Shilla sinis sambil melirik Sivia.

“Heh! Jangan lo sebut sahabat gue kamseupay. Lo tuh yang kamseupay.” ucap Ify sambil mendorong Shilla kasar.

Sivia melirik tajam Ify. Ia tidak ingin semuanya menjadi kacau hanya karena ulah Ify. Sivia ingin semuanya berjalan mulus. Bukan kacau seperti ini. Semua sangat tidak diharapkan oleh Sivia.

“Lo Azizah Sivia? Hahaha! Jiplak wajah darimana lo? Lo itu nggak boleh jiplak wajah Aisa. Lo siapa sih? Orang nggak penting yang cuma pengen minta foto bareng sama gue?” tanya Alvin sinis.

Sivia geram. Ify menarik tangan Sivia dan bergegas pergi sebelum ledakan dahsyat terjadi. Dari kejauhan Sivia berteriak, “Still!”.

Alvin membeku seketika. Ucapan Sivia merasuki otaknya. Memori kenangan yang selama ini hendak di buangnya jauh-jauh kini kembali dirasakannya. Kata-kata itu. Kata yang paling tidak ingin terdengar di telinganya. Kini kembali! Masa lalunya kembali! Alvin berpikir bahwa masa lalunya yang pahit telah berakhir. Dan sekarang kembali. Aisa kembali. Dia kembali.. Kembali di hidup Alvin.

“Beb, kamu kenapa? Kamu kenal sama cewek tadi?” tanya Shilla.

Alvin menatap Shilla dengan matanya yang mulai memerah. Emosinya memuncak dan pikirannya mulai kacau. “Mulai sekarang kita putus! Jangan panggil gue beb lagi. Lo jauh-jauh dari hidup gue. Gue benci sama lo. Iya! Gue emang cuma nyari popularitas aja pacaran sama lo, Ashilla Tiara. Cuma buat followers gue meningkat. Dan sekarang, gue udah nggak butuh lo lagi. Dan lo boleh pergi dari hadapan gue. Sekarang!”

Shilla kaget. Air mata yang tadi sempat menghilang kini kembali mengalir deras. Apa yang membuat kekasihnya berubah 180 derajat dari sebelumnya? Ada apa sebenarnya antara Alvin dengan gadis norak yang dilihat Shilla tadi? Shilla kecewa dengan semua ini. Ternyata omongan Alvin sebelumnya tidak ada yang benar. Dia hanya mencari popularitas dari Shilla. Benar-benar brengsek! Shilla pun berlari dari hadapan Alvin dengar air mata yang berjatuhan.

“Shilla...” Alvin berusaha menahan langkah Shilla. Namun, semuanya sudah terlambat. Ucapannya barusan sangat membuat Shilla kecewa dan sakit hati. “Maafin aku, sweety. Ahhh! Alvin bego. Kok bisa-bisanya dia kembali lagi? Seharusnya dia udah mati waktu kejadian itu! Dan sekarang dia ganti nama? Apa-apaan maksud semua ini? Erghh... Sial!”

***

“Ini saatnya gue nemuin jati diri gue yang sesungguhnya. Jakarta! Gue yakin disini gue bakalan ketemu sama seorang gadis bego yang bisa gue manfaatin lagi. Pasti!”

Debo pun tiba di Jakarta. Ia dengan santainya mengelilingi kota Jakarta. Setidaknya, di Jakarta ia bisa lebih tenang daripada harus berdebat terus-terusan dengan Rio yang baginya sangat tidak penting. Rio itu bukan siapa-siapa! Itulah yang selalu di ucapkan Debo setiap ada orang yang bertanya hubungan dia dengan Rio.

“Hey manis...”

Ify dan Sivia pun menghentikan langkahnya tepat dihadapan Debo. “Oh my god, ada orang aneh dateng darimana lagi nih, Via?” tanya Ify sambil menoleh ke arah Sivia.

“Hey, lo siapa ya? Ada perlu apa sama kita berdua?” tanya Sivia sambil tersenyum manis.

'Sempurna! Target selanjutnya udah di depan mata.' Batin Debo sambil tersenyum penuh kemenangan.

“Dih! Ditanyain bukannya jawab malah senyum gaje. Lo siapa sih? Sok kenal banget deh!”

Debo tersenyum sambil mengulurkan tangannya. “Aku Andryos, kak. Biasa dipanggil Debo. Kakak berdua siapa? Aku mohon bantuannya. Aku baru pertama kali dateng ke Jakarta. Siapa tau kakak-kakak ini mau bantuin aku.”

Ify mengerutkan keningnya. Aneh! Misteri apalagi ini? Kenapa begitu banyak misteri yang harus dipecahkan Ify. Belum lagi kepergian Rio mendadak yang membuat Ify semakin down. Dan sampai sekarang Ify juga masih nggak rela bahwa Rio naksir Sivia! Catat RIO NAKSIR SIVIA!

“Oh, kamu anak baru di Jakarta? Kenalin aku Sivia dan disebelah aku namanya Ify. Dia sahabat aku. Kamu sendirian ke Jakarta?” Sivia menjabat tangan Debo sambil melirik Ify yang kebingungan dengan hadirnya Debo dalam suasana ini.

“Lo jujur deh sama kita berdua! Lo pasti ada niat jahat kan ngedeketin kita berdua?” tanya Ify yang sedaritadi menatap curiga pada sosok Debo yang dihadapannya itu.

“Kakak apa-apaan sih! Debo serius baru pertama kali ini ke Jakarta. Kakak harusnya bantuin Debo nyari penginapan atau Debo nginep dirumah kakak cantik ini juga boleh.”

Sivia tertawa geli mendengar ucapan Debo barusan. “Kamu umur berapa? Jangan manggil kakak deh. Manggil nama aja. Geli dengernya kamu manggil kakak.”

Debo tersenyum tipis sambil mencubit pelan pipi Sivia. “Oke deh, Sivia. Umurku baru 17 tahun dan bentar lagi beranjak 18 tahun. Kalian berdua mau kemana? Aku boleh ikut ya?”

Ify melotot. “Nggak! Lo nggak usah ikut kita berdua. Kita nggak kenal siapa lo. Siapa tau lo orang jahat yang mau jahatin kita. Iya kan? Ngaku!”

Debo menarik nafasnya perlahan. Ia harus benar-benar ekstra sabar untuk menghadapi sifat Ify yang mulai curiga terhadap gerak-geriknya. Debo hanya ingin mencari target baru. Bukannya berdebat dengan gadis seperti Ify.

“Ify! Jangan nge-judge orang sembarangan. Nggak baik tau. Siapa tau aja Debo jodoh salah satu dari kita. Jadi kan nggak perlu gue dikejar-kejar sama Rio dan gue juga berhenti mengagumi si Alvin sombong itu.”

“What?! Amit-amit dah gue jodoh sama cowok ini. Mendingan gue ngejar-ngejar Rio daripada mesti pacaran sama dia.”

Debo terkesiap. Rio? Apa Rio orang nggak penting itu? Debo bertanya-tanya pada dirinya. Sial! Sial! Sial! Ia terus membentak dirinya sendiri. Rio selalu saja mengacaukan setiap rencana yang akan dibuat oleh Debo. Kali ini ia tidak boleh kalah! Sivia atau Ify harus jadi targetnya yang selanjutnya. Harus!

Bersambung..

Maaf yah pendek :(
Maaf juga kalo ga ngefeel.. 

Semua Karena Twitter #1

Cast: Alvin, Sivia. Ify, Debo, Rio

Sinopsis:

Siapa sih yang nggak naksir sama cowok keren dan eksis di twitter kayak Alvin? Semua cewek pastinya bakalan terkagum-kagum ngeliat cowok se-keren Alvin. Tapi, ke-eksisan Alvin lama kelamaan semakin memudar dan sedikit demi sedikit followers yang jumlahnya 89567 di akun twitter @IamAlvinJo_ berkurang. Waw! Bisa dibayangin gimana frustasinya cowok keren yang eksis tiba-tiba down begitu aja? Kira-kira masalahnya apa ya sehingga Alvin menghilang dari akun twitternya? Mungkin nggak ya semua ini ada hubungannya dengan masa lalunya yang buruk?

***

Cinta... Satu kata penuh makna.
Cinta... Bawa hati bahagia.
Namun, cinta yang membuat orang kadang menjadi lupa akan jati dirinya yang sesungguhnya.
Siapa yang tahu akan semua itu?


:) :) :)

“Ini saatnya gue bilang waw! Followers gue hampir mencapai 90000 followers. Padahal gue bukan artis yang keren kayak Kenneth itu. Tapi followers gue ngefans sama gue. Amazing!”

Kata-kata itu yang selalu dilontarkan oleh Alvin Jonathan. Sang pemilik akun twitter @IamAlvinJo_ yang followersnya hampir mencapai 90000. Waw! Itu hal yang luar biasa untuk cowok keren yang eksis di twitter seperti Alvin. Alvin eksis di twitter dan followersnya meningkat drastis karena ia menjadi pacar Shilla. Gadis berumur 18 tahun yang kini sibuk di dunia entertaiment sebagai seorang penyanyi terkenal.

“Ini nih untungnya pacaran sama artis. Jadi ikut populer. Bahkan lebih populer daripada artisnya. Hahaha. Mesti nge-tweet nih.” Ucap Alvin kegirangan sambil membuka timeline twitternya untuk membuat tweet baru.

@IamAlvinJo_

Thank's for 89567 followers. IHY :* ilysmshillasayang ({})

***

“Fy, gue kecewa. Ternyata si Alvin Jo yang eksis di twitter yang followersnya banyak banget itu pacarnya Shilla. Penyanyi papan atas itu. Gue nggak ada apa-apanya di mata Alvin, Fy. Gue mau mundur aja jadi pengagum beratnya Alvin.” Gadis itu menangis di pelukan sahabatnya -Ify-. Ia tak pernah menduga bahwa Alvin Jonathan eksis di twitter karena seorang Ashilla Tiara. Sedangkan dirinya? Mungkin hanya di anggap orang nggak penting buat cowok se-keren Alvin. Gadis mana coba yang nggak naksir sama cowok setampan Alvin? Cuma orang bego yang nggak naksir sama Alvin.

“Vi, jangan nangis. Gue yakin suatu saat lo pasti bakal dipertemukan sama sosok Alvin Jo itu dalam waktu dan kisah yang amat indah di hidup lo. Plis, lo jangan down gini cuma karena cowok kayak Alvin. Masih ada Rio tuh yang ngejar-ngejar lo dari SMP sampai sekarang.” Ujar Ify menenangkan gadis yang bernama Sivia itu. Ify merasa tak tega melihat sahabatnya seperti ini karena Alvin yang eksis dan populer dari seorang penyanyi papan atas. Cih! Memangnya seorang Alvin nggak bisa eksis dengan cara sendirinya? Itulah yang ada dipikiran Ify. Dia selalu bertanya-tanya tentang Alvin yang sebenarnya. Ia bingung! Sangat bingung. Sebenarnya apa yang membuat Sivia tertarik dengan cowok nggak penting kayak Alvin? Bangga dengan followers yang banyak tapi followingnya cuma 1 atas nama akun twitter @ashillazhrtiara. Maksudnya apa coba? Mau membuat semua orang berkata wow gitu dengan kelakuan Alvin yang bagi Ify nggak waras itu.
Alvin Alvin Alvin. Nama itu selalu saja diucapkan Sivia kepada Ify setiap kali bertemu. Hanya karena Alvin berkata 'Hey' di twitter kepada Sivia, ia menceritakan semua dari A-Z. Hal itu yang terus-terusan membuat Ify bosan berada di dekat Sivia. Kalau bisa dibilang, nama Alvin nggak bisa jauh deh dari Sivia!

“Gue emang belum pernah ketemu sama sosok Alvin yang sebenernya. Tapi, jujur! Gue ngerasa pernah ngalamin kejadian masa lalu yang pahit. Iya, masa lalu antara gue sama Alvin.”

Ify yang sedang meneguk orange juice yang baru saja tadi dibelinya tiba-tiba tersedak ketika mendengar ucapan Sivia. Masa lalu Sivia adalah bersama Alvin? Memangnya Sivia pernah mengalami amnesia? Mengapa tiba-tiba ia bisa mengingat masa lalunya yang pahit? Pertanyaan itu membebani pikiran Ify saat ini. Gawat! Misteri Sivia memang harus dipecahkan. Tidak bisa didiamkan begitu saja. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik Alvin berpacaran dengan Shilla. Bagi Ify, Shilla dan Sivia itu 11-12 deh. Hampir sama dari gerak-gerik dan penampilannya. Risih apabila memakai rok pendek. Maka dari itu, setiap penampilan Shilla di layar tv, ia selalu mengenakan celana pendek atau celana panjang. Sama seperti Sivia. Apa ini semua...

“Jangan bilang kejadian itu buat lo amnesia mendadak?” tanya Ify tak percaya.

“Maksud lo? Emang kejadian apa yang buat gue amnesia mendadak? Gue kan cuma bilang. Kalo gue ngerasa pernah ngenal sosok Alvin. Persis banget. Namanya Athan. Tapi, jelas Alvin itu bukan Athan. Sifatnya 180 derajat beda ama Athan.” Jawab Sivia ketus sambil menghapus air matanya perlahan.

“Athan?” Ify menggerakan kedua alisnya pertanda bingung dengan ucapan Sivia. Athan? Siapa sosok bernama Athan itu? Ada hubungan apa di masa lalu Sivia?
Semua benar-benar membingungkan dalam benak Ify. Untuk apa Sivia menyembunyikan semua ini? Sivia selama ini tidak pernah bercerita bahwa dia memiliki kenangan pahit di masa lalunya. Baru kali ini Ify di buat bingung dengan sosok pemuda bernama Athan yang entah siapa. Ify memang harus mendapatkan info yang akurat mengenai Sivia yang sesungguhnya. Tapi... Darimana Ify bisa mendapatkan info tentang Sivia?


;) ;) ;)

“Lo yakin mau kembali ke kota? Apa lo nggak malu sama diri lo yang seperti ini?” suara itu mengagetkan sosok pemuda yang sedang merapikan barang-barangnya. Ia kaget karena sosok yang sangat tidak diinginkannya tiba-tiba muncul di dalam kamarnya.

“Brengsek! Siapa yang ngijinin lo nginjek kamar gue? Lo itu nggak pantes buat masuk ke rumah gue lagi. Lo itu nggak guna! Mendingan lo pergi aja deh darisini. Enek gue liat lo!”

Pemuda itu tertawa geli melihat adik semata wayangnya. Ia tak mengira kepergiannya selama 1 tahun membuat adiknya berubah drastis. “Lo tenang aja, Deb. Gue nggak akan ngelarang lo buat pergi ke kota. Tapi, gue cuma mau pesen satu kalimat buat lo. Jaga diri lo baik-baik. Nggak usah sok jadi orang hebat. Lo jadi diri lo apa adanya. Gue kangen Debo Andryos yang dulu.”

-Debo- sang adik dari pemuda yang baru saja masuk itu memang sangat misterius. Sifatnya yang dulu polos dan tidak pernah membuat masalah kini berubah. Ia menjadi sosok pemuda yang brandalan dan suka mempermainkan setiap gadis yang ada di cafe. Pergaulan di kampungnya memang tidak pernah benar. Maka dari itu ia memutuskan untuk pergi ke kota Jakarta untuk menenangkan dirinya sejenak. Mungkin dengan pergi ke kota ia bisa menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Sebenarnya apa kesalahan Debo sehingga orang tuanya bercerai? Sungguh dunia tidak adil!

“Nggak penting! Gue bisa jaga diri. Mending lo urus cafe. Atau sekalian lo tutup aja. Biar nggak ada lagi gadis-gadis jaman sekarang jual diri cuma buat dapetin duit!”

“Heh! Jaga omongan lo. Lo yang buat cafe di kampung kayak gini dan sekarang lo kabur. Urat malu lo udah putus ya? Atau lo emang nggak punya malu? Kasian ya! Udah anak tunggal. Ditinggal kedua orang tua lagi. Nggak punya masa depan.”

Debo mengepal tangannya ia hendak memukul sosok pemuda brengsek di hadapannya itu. Apa maksudnya dia menjelek-jelekkan keluarga Debo? Memangnya keluarganya dia lebih baik apa. “Rio! Lo balik ke habitat lo! Gue muak liat lo disini. Lo liburan bukannya diem di habitat lo malah balik kesini cuma buat gue stress. Mau lo apa sih? Lo bukan kakak gue! Lo cuma kakak angkat yang nggak penting di dalam hidup gue! Gue mau pergi ke kota. Dan lo nggak usah ganggu hidup gue lagi!”

Debo pun beranjak pergi dari hadapan pemuda yang bernama Rio itu. Ia hendak mencari stasiun kereta api terdekat di kampungnya yang terpencil. Daripada ia harus berlama-lama menghadapi Rio yang ucapannya berbelit-belit. Mendingan ia pergi dari kampungnya untuk menenangkan dirinya.

“Debo Andryos! Gue bersumpah! Siapa pun gadis yang jadi permainan lo berikutnya, Dia akan menjadi milik gue.”

Bersambung..
Like and coment. Kritik dan saran diperlukan. :) 

Selasa, 01 Mei 2012

Answer this question


Aku tak pernah tau kemana arah hidupku melangkah.
Aku belum mengetahui hidupkudi dunia ini untuk apa.
Kemana melangkah dan apa yang harus dilakukan untuk hidup ini.
Kemana? Kemana langkah kita di hidup ini? Entahlah…
Kita jalani saja hidup ini sebagaimana mestinya.

Pernah tidak kalian mengalami yang namanya mimpi buruk dalam hidup kalian? Tentu! Mimpi buruk itu adalah kita tidak bisa menjadi orang lain yang lebih sempurna dimata kita. Apabila kita memiliki wajah yang jelek, kita akan merasa iri hati pada orang yang wajahnya lebih tampan atau lebih cantik dari kita. Tapi, inilah yang dinamakan kehidupan. Berpasangan. Jadi, buat apa itu semua dijadikan mimpi buruk? Bersyukurlah karena kita masih memiliki mata yang bisa melihat, mulut yang mampu berucap, telinga yang bisa mendengar dengan baik, tangan kiri dan kanan yang masih bisa digunakan dan dua kaki yang masih sanggup untuk berjalan.
Lantas, bagaimana dengan mereka yang buta? Tuli? Bisu? Dan bagaimana dengan mereka yang lumpuh? Apa kalian pernah memikirkan nasib mereka yang kurang beruntung dari kita? Coba renungkan semua ini! Jika kalian telah menemukan jawaban dari arti kehidupan, silahkan berikan komentar kalian ke wall facebook Wina Laksmita II.
Bagi jawaban yang bagus dan menarik, akan masuk ke dalam cerpen/cerbung yang akan di buat oleh penulis.
Jadi, dijawab pertanyaannya. Tolong! Bantu saya untuk menjawab semua pertanyaan ini agar saya berhenti mengeluh dengan hidup yang saya jalani. Dan agar saya bisa menemukan inspirasi kehidupan dari sedikit tulisan indah kalian. Aku sayang kalian semua :)

-Wina Laksmita-

Berawal Dari MOS-Part #62 B


Part 62 B


******

“Hey… siapa ya yang berani ngaku-ngaku jadi gue?”

“ALVIN!” Sivia kaget. “Lo masih hidup? Kok bisa?”

Alvin tersenyum tipis dengan wajah pucatnya sambil merangkul Sivia. “Elo yang udah buat gue kembali lagi. Dan gue nggak mau elo direbut sama si Vino kamseupay!”

Cakka dengan semangat-nya bangkit lalu menepuk-nepuk pipi Alv in. “Lo serius? Lo Alvin Jonathan Sindunata? Terus dia siapa? Kenapa dia ngaku-ngaku sebagai elo, Vin?” tanya Cakka sambil menunjuk Vino dengan tangan kirinya.

“Gue Vino! Saudara kembarnya Alvin dan pacar barunya Sivia.” Jawab Vino sambil menatap Cakka sinis.

“Hah? Kamu menghianati cinta kita, Vi?” tanya Alvin tak percaya. Alvin kembali bangkit untuk Sivia. Namun, mengapa Sivia tega melakukan ini semua kepadanya? Apa salah Alvin terhadap Sivia?

Vino menarik Sivia dalam pelukannya. Ia menatap tajam Alvin. “Lo udah mati! Sivia udah jadi milik gue sekarangg. Sivia lebih suka milik gue daripada milik elo!”

Semuanya tersentak. Terbongkar sudah semua rahasia Sivia yang terselubung selama ini. Vino membongkar semua rahasia Sivia. Tamat sudah riwayat Sivia kali ini. Sivia terdiam membisu dan tidak bisa mengeluarkan sepatah kaata pun. Ia sangat malu.

“Lo suka apa dari Vino, Vi? Behelnya? Gila! Bagusan gigi Alvin kemana-mana kali, Vi!” ucap Debo pelan sambil tertawa geli.

“Gue suka…”

“Nggak usah lo lanjutin kata-kata lo yang cuma bisa buat gue sakit! Lo ternyata cuma nyari kayak gitu aja ya! Kamseupay dasar! Pantesan aja waktu itu lo nggak nolak waktu gue ajakin. Ternyata… lo cewek yang nafsunya gede!” bentak Alvin dengan suara tinggi. Sungguh! Alvin baru mengetahui bagaimana Sivia yang sesungguhnya. Sakit hati yang kini dirasakan Alvin.

“Hahaha. Sivia juga bilang kalo dia nggak cinta sama Alvin Sindunata! Tapi dia cinta sama Vino Sindunata. Sivia sukanya sama gue! Gue tetep akan jadi yang paling best of the best diantara semuanya.”

“Lo brengsek! Lo sengaja kan pengen ngehancurin hubungan gue sama Alvin? Mau lo apa sih, Vino?” Sivia geram. Ia mendorong Vino dengan sedikit kasar. Sorot kebencian terlihat jelas di mata Sivia. Ia sangat membenci Vino saat ini. Seandainya Sivia tahu bahwa Vino hanya ingin memanfaatkan keadaan. Pasti Sivia akan berpikir dua kali untuk menerima Vino sebagai kekasihnya. Disinilah letak kecerobohan Sivia. Ia begitu gampangnya terhipnotis oleh cowok seperti Alvin dan Vino.

“Lo ngapain Sivia? Lo tau nggak gue udah anggap Sivia sebagai adik gue sendiri!” Rio kini berdiri tepat dihadapan Vino. Rio memang sangat menyayangi Sivia. Ia sangat tidak suka dengan cowok yang seenaknya menyakiti cewek seperti Sivia.

“Lo nggak usah sok jadi pahlawan! Sivia milik gue sekarang. Nggak ada satu orang pun yang boleh nyentuh Sivia!” bentak Vino. Pertarungan sengit mulai terjadi. Cakka dan Debo menahan gerak Vino. Alvin berdiri tepat di hadapan Vino. Ia menatap tajam cowok dihadapannya itu. Tangannya mengepal dan siap untuk melayangkan pukulannya.

“BANGSAT! Putusin cewek gue sekarang!” bentak Alvin.

Bug! Satu pukulan mendarat di perut Vino. Emosi Alvin memuncak. Ia tidak suuka apabila Sivia direbut oleh orang lain. Alvin saja dari dulu berusaha kuat untuk mempertahankan hubungannya dengan Svia. Vino dengan gampangnya ingin merebut Sivia darinya.

“Alvin! Gue yang akan mutusin Vino. Lo nggak usah celakain Vino lagi.” Sivia melerai pertengkaran yang terjadi. Ia hanya tidak mau pertengkaran ini berakibat fatal lagi bagi Alvin maupun Vino. Sivia hanya ingin semua ini berakhir. Sivia tidak ingin mengenal Alvin dan Vino lagi ketika semua permasalahan ini telah berakhir.

“Kalian jangan bikin rusuh disini. Ini restoran dan bukan tempat buat berkelahi.” Direktur pemilik restoren itu menjauhkan Alvin dari Vino. Pemilik resto itu tidak mau jika nama restonya tercoreng hanya karena ulah Alvin dan kawan-kawannya.

“Udah! Kita cabut aja dari sini, Alvin. Nggak enak bikin rusuh resto orang.” bisik Vino pada Alvin. Rio pun beranjak dan mengisyaratkan yang lain untuk keluar dari resto.
Namun, kerepotan yang mesti diterima anak-anak SNG dan FMIF serta Vino. Di resto tersebut, tiba-tiba saja Cakka dan Debo pingsan karena baru menyadari bahwa Alvin ternyata ada dua.

Alvin berkacak pinggang. Ia menepuk-nepuk pelan pipi Cakka dan Debo. Beberapa menit kemudian, Cakka dan Debo tersadar dari pingsannya. Mereka kembali terkejut ketika melihat Alvin.

“Kok Alvin bisa ada dua?” tanya Debo dan Cakka serempak.

“Kita berdua memang serupa. Tapi tak sama! Gue lebih the best dari Alvin!” jawab Vino sambil memperlihatkan deretan giginya yang berkawat. Vino merangkul Sivia kembali. “Dan Sivia adalah pacar yang paling gue sayang.”

Alvin mengatupkan rahangnya. Ia bungkam dan tak percaya dengan semua ini. Vino sayang Sivia? Berarti… sudah lama Vino begitu mengagumi sosok Sivia. Alvin memang dari dulu selalu lebih unggul daripada Vino. Tapi, kali ini Alvin sungguh tak percaya bahwa Sivia dijadikan korban persaingannya oleh Vino.

“Nggak mungkin! Gue kenal banget Sivia. Sivia cintanya Cuma sama Alvin. Dia nggak mungkin tega nyakitin perasaaan Alvin.” Agni mulai angkat bicara. Ia memang sangat mengenal Sivia. Biasanya Sivia selalu bercerita tentang Alvin kepadanya. Bgi Agni, Siviz tidak mungkin tega menyakiti perasaan Alvin.

“Gue nggak pernah cinta sama Alvin! Gue cuma suka sama yang ada di dalam diri Alvin. Jadi tolong! Jangan larang-larang gue buat berhubungan sama Vino. Alvin cuma masa lalu gue! Dan lo semua, kamseupay eeewww! Diem aja deh lo semua. Nggak usah ikut campur urusan gue.”

“Sivia! Gue nggak nyangka ternyata pikiran elo seperti ini. Dari awal gue emang nggak pernah niat buat deketin elo. Gue dari awal udah naksir berat sama Shilla. Bukan sama elo! Lo nggak usa ke-geer’an deh jadi orang.” bentak Alvin sambil mendorong Sivia kasar.

Vino dengan cepat langsung menangkap Sivia agar tidak jatuh. Ia mendekap Sivia dengan erat dan penuh rasa sayang. Sivia terisak dalam pelukan Vino. Sivia tidak menduga bahwa kejadiannya akan seperti ini.

“Lo kasar banget sih! Lo urusannya sama gue. Bukan sama cewek gue.” Vino menatap Alvin. Ia sangat membenci saudara kembarnya itu. Ternyata begini saudara kembarnya. Sama saja sifatnya dengan Vino. Suka bertindak kasar pada cewek.

“STOP! Guys, ini resto orang. Jangan buat kerusuhan disini.” lerai Acha. Acha yang sedaritadi diam di samping Deva. Akhirnya angkat bicara.

“ELO!” geram Alvin. Tangannya mengepal. Ia perlahan mendekati Acha. Namun, Deva melindungi Acha. Alvin melayangkan tangannya dan akhirnya terdiam karena melihat Deva yang berada dihadapannya.

“Lo boleh pukul gue sepuasnya sampai gue mati! Asalkan jangan pernah lo bikin Acha terluka. Karena elo akan berhadapan sama gue!” bentak Deva.

Alvin terdiam. Ia menurunkan tangannya. Alvin spontan memeluk Deva. Tak mengira bahwa emosinya nyaris mencelakai sahabatnya sendiri.

“Ugh! So sweet.”

“Gue tau lo kecewa sama sikap Sivia yang seenaknya kayak gini. Tapi, tolong jangan lampiasin emosi lo ke semuanya, Vin.” Ucap Deva pelan. Ia membalas pelukan Alvin sambil menepuk punggungnya perlahan.

“Maafin gue ya, Dev. Gue janji nggak akan kayak gini lagi.”

“Siv, kita cabut dari sini! Nggak penting ngurusin cowok kasar kayak Alvin.” ajak Vino sambil menarik tangan Sivia.

Langkah Vino tiba-tiba terhenti. Alvin mengeluarkan pisau kecil yang berada di saku celananya. Ia mendekap Sivia sambil mengarahkan pisau itu ke pipi Sivia. Semuanya terdiam. Mereka berpikir bahwa Alvin benar-benar sudah gila saat ini. Semua dilar dugaan yang ia lakukan.

“Jangan ada yang keluar dari restoran ini kalo Sivia mau selamat!”

Vino menyipitkan matanya. Ia mundur beberapa langkah. Vino tak menyangka bahwa saudara kembarnya itu bertindak seperti ini hanya karena cewek seperti Sivia.

“Bunuh aja gue kalo emang itu buat elo puas! Gue sayang banget sama lo, Alvin!” Sivia angkat bicara dengan nada sedikit bergetar. Ia takut kalau sampai Alvin benar-benar nekat mencelakai dirinya.

“Alvin! Elo jangan gila. Gue sayang sama Sivia. Lo harus bunuh gue dulu sebelum elo ngebunuh Sivia.” Ucap Rio sambil berjalan mendekati Alvin.

“Gue juga! Elo harus bunuh gue sama Rio sebelum elo ngebunuh Sivia.” Debo ikut berdiri di dekat Rio. Ify kaget dan tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan oleh Rio dan Debo terhadap Sivia. Ini benar-benar diluar dugaan Ify. Apalagi kekasihnya sendiri membela  Sivia. Apa yang ada dipikiran Debo sehingga ia tega melakukan semua ini? Sungguh sangat aneh sekali.

“Rio! Debo! Lo berdua janan gila dong. Gue cuma pengen gertak Vino doang. Lo jangan serius nanggepinnya. Gue juga sayang sama Sivia. Mana mungkin gue tega nyakitin cewek yang gue sayang.”

Sivia tersenyum. Ia menjatuhkan pisau yang ada ditangan Alvin. Sivia memeluk tubuh Alvin dengan eratnya. Ia tak percaya dengan pengakuan yang terucap dari mulut Alvin. Air matanya perlahan-lahan menetes membasahi baju Alvin. “Gue sayang banget sama el~”

BRUUUKKKK~

Sivia jatuh dipelukan Alvin. Pisau yang sebelumnya terjatuh kini tertancap di punggung Sivia. Vino menggeleng-gelengkan kepalanya. Ternyata tangannya sendiri mencelakai Sivia. Padahal, Vino inginnya mencelakai Alvin. Bukan Sivia.

“Via… Siviaaaaaaaaaaa!” Alvin berteriak histeris. Ia langsung mengangkat tubuh Sivia dan mencabut pisau yang tertancap. Alvin langsung pergi keluar resto dan memanggil taksi untuk segera menuju rumah sakit.

Bugghh!
Satu pukulan mendarat di pipi kanan Vino. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Debo melayangkan pukulan keduanya. Namun, tangannya ditahan Deva.

“Lo bodoh, Deb! Dengan lo ngelakuin semua ini, elo buat Ify sakit hati. Mendingan kita serahin aja si Vino ke polisi dan pastikan dia dikasi hukuman mati.”

Vino terhuyung. Ia terduduk di lantai sambil mengacak-acak rambutnya. “Gue bego! Gue sayang sama Sivia. Gue kenapa buat dia celaka? Kalo gue bisa, mendingan gue yang ketusuk pisau itu.”

Segerombolan polisi pun datang dan langsung membangunkan Vino. “Saudara Vino! Anda kami tangkap karena tuduhan pembunuhan terhadap saudari Sivia.”

Vino berontak. Ia berteriak histeris. “Saya bukan pembunuh! Alvin pembunuhnya. Siviaaaaaaaa!”

“Bawa aja dia, Pak! Dia yang buat Sivia celaka. Berikan saja dia hukuman mati!”


Vino pasrah. Tatapan amarahnya ditunjukkan ke arah Debo. Ia seakan-akan berkata ‘awas-lo-nanti’. Ia terus berteriak dan berontak. Bodoh! Vino bodoh karena harus mengorbankan Sivia karena balas dendam pada Alvin. Namun, ia puas karena dendamnya terbalas berkat Sivia. Dengan celakanya Sivia, itu membuktikan bahwa Alvin adalah cowok yang nggak waras.

***

“Sivia… kamu bertahan ya sayang. Demi aku dan demi anak kita.”
Alvin pun tiba di rumah sakit Sanglah. Dengan cepat Sivia mulai ditangani Dokter dan suster di ruang UGD.

Bersambung…

LIKE+comentnya yahh :)
maap ngaret.-.