Kamis, 05 Mei 2011

Berawal Dari MOS-Part 41

Part 41: Rumah Sakit

***

“ Kalo sampai terjadi apa-apa sama Ify, semua kesalahan gue. Gue bego! Kenapa harus ngejalanin pernikahan sama Shilla? Maafin gue, Fy. Maaf banget.”

“ Ify kenapa? ” seseorang mengagetkan Debo dari belakang. Debo pun menoleh ke sumber suara.

“ Lo bukannya Morgen? Halilintar Morgen kan? ”

“ Iya, gue Lintar. Jawab gue! Ify kenapa? Dan ngapain lo ada dirumah sakit ini sama Ify? ” tanya orang yang dihadapan Debo yang ternyata Lintar.

“ Gue pacarnya Ify! Gue juga nggak tau Ify kenapa. Tadi dia tiba-tiba pingsan. ”

“ Bohong! Pasti ada apa-apanya kan? Ify nggak mungkin pingsan kayak gini kalo nggak ada apa-apanya. ”

“ Lo ngajakin ribut banget ya! Nggak ada apa-apa woy! Ribet banget lo dibilangin. Lo ngapain coba sok perhatian gini sama Ify? Ify benci banget sama lo tau. Apalagi waktu liat lo pelukan sama cewek. Siapa namanya? No... Oya, Nova. Waktu lo pelukan sama Nova. ” ucap Debo sinis.

“ Nova? Jadi, lo berdua dateng ke pesta ulang tahun gue? Tapi, kata Kak Morgan nggak ada tuh lo sama Ify ke rumah gue. ”

“ Jelas nggak adalah! Orang dianya nggak tau. Ify langsung nangis-nangis dan minta pulang. Dasar keterlaluan! ”

“ Oh ya... Gue mau liat kondisi Ify. ” Lintar berjalan menuju pintu ruang UGD.

“ Berani lo deketin Ify, gue abisin lo disini. ” ancam Debo.

“ Siapa takut? Ayo! Mau adu apa? Adu suara? Siapa takut! Gue kalo nyanyi jago. Bisa menghayati lagu. Nggak kayak elo. Suara jelek dibanggain. ” Lintar tertawa. Debo menatap Lintar tajam.

“ Sialan lo! Ngerendahin gue banget lo disini. Sok banget lo. Emangnya lo siapa? Artis? Haha, ada artis kayak lo? Idih. Mikir kali ya orang buat ngefans sama lo. ” Debo terkekeh. #peaceDLSD._.V

“ Whatever! Gue males nyari ribut. ” ucap Lintar.

“ Lo cinta pertamanya Ify kan? ” tanya Debo.

“ Kalo iya kenapa? Sewot banget sih lo! ” sungut Lintar kesal.

“ Eh, gue nanya baik-baik! Ngejawabnya baik-baik juga dong. Nggak usah ngotot bang. ”

“ Iya, sorry. Emang kenapa lo nanya tentang cinta pertama Ify? Masalah gitu buat lo? ” tanya Lintar.

“ Jelaslah masalah buat gue! Lo udah bikin hidup cewek gue menderita selama ini. Itu semua karena mikirin elo yang nggak ada kabar. Dan ngapain lo tiba-tiba muncul dirumah sakit ini? ”

“ Papi gue sakit dikamar sebelah. Makanya gue ada dirumah sakit ini. ”

“ PAPI... JANGAN TINGGALIN MAMI! ”

Teriakan itu mengagetkan Lintar. Hatinya tak karuan mendengar teriakan Maminya.

“ Eh, sorry ya. Gue pergi dulu. Gawat darurat nih. ” pamit Lintar langsung meninggalkan Debo.

“ Hmm... ”

Debo melihat Ify dari pintu kaca didepan ruang UGD. Kondisinya sangat memprihatinkan. Berbagai peralatan medis menempel disana sini(?).

“ Ify... ”

Debo menoleh ke kamar sebelah. Ia melihat Lintar yang penuh dengan airmata yang mengalir melihat kejadian yang terjadi dihadapannya.

“ Lintar... ” Debo berjalan menghampiri Lintar saat itu juga.

“ Lin, kenapa? ”

“ Pa...pa...papi gue, De. Papi gue meninggal. Dia tadi kena serangan jantung makanya langsung dilariin ke rumah sakit ini. ” Lintar langsung memeluk Debo yang berada dihadapannya.

“ Aduh... Gue turut berduka cita ya. Yang sabar ya, Lin. ” Debo mengelus-elus rambut Lintar ._.

“ Lintar... Cepetan! ”

“ Iya, Mami. Sebentar. ”

Debo melepaskan pelukannya. “ Ya udah sana. Kasian Mami lo nungguin. Gue turut berduka cita ya, Lin. Yang sabar aja. Jangan sedih terus. Semua ini adalah kehendak Tuhan. ”

“ Iya, gue pergi dulu ya, De. Permisi. ”

“ Iya. ”

Debo pun langsung kembali ke depan ruang UGD. Dokter pun keluar dari ruang UGD itu.

“ Maaf, anda siapanya pasien? ” tanya Dokter itu.

“ S...s...saya adiknya, Dok. ” jawab Debo gugup.

“ Hmm... Perlu anda ketahui bahwa pasien memiliki penyakit yang cukup parah saat ini. Dan dia harus sering terapi ke rumah sakit. Dan terapi hanya untuk menghilangkan rasa sakit sesaat. Kanker otak yang diderita pasien sudah mulai memasuki stadium 1. Dan saya hanya berharap penyakit itu tidak semakin parah dan bisa-bisa merenggut nyawa pasien. ”

“ Separah itukah penyakitnya, Dok? Apa Ify perlu tau tentang semua penyakitnya ini? ” tanya Debo.

“ Iya, penyakit ini memang sangat parah. Dan sudah menelan banyak korban jiwa. Hmm... Sebaiknya pasien jangan diberitahu tentang semua ini. Saya khawatir itu akan semakin memperburuk kondisi pasien. Ya sudah, saya permisi dulu ya. Kamu boleh masuk sekarang. ” Dokter itu tersenyum.

“ Makasih, Dok. ”

Debo pun segera memasuki ruang UGD. Debo merasa sangat sedih melihat kekasihnya terbaring lemah dirumah sakit. Wajah Ify nampak kelihatan sangat pucat. Debo duduk disamping Ify.

“ Fy... Maafin aku. ” Debo membelai lembut rambut Ify.

“ De... ” panggil Ify lemah.

“ Iya, sayang. Aku disini dan akan selalu menemani kamu disini. Aku janji nggak akan pergi dari kamu. ”

Ify tersenyum manis. Senyuman yang menghiasi wajahnya yang pucat. “ De, shampoo yang bagus apa sih? Rambut aku rontok terus-terusan. ”

DEGG...
Detak jantung Debo berdegup kencang. Keringat dingin bercucuran ketika mendengar ucapan Ify barusan.

“ S...sh...shampoo? Kalo untuk cewek sih aku nggak tau. Tapi, Mama aku sih biasanya pakai sunsilk biar rambut nggak rontok. ”

“ Oh... Iya iya. Nanti aku coba deh pakai sunsilk. Kasian rambutku pada rontok semua. ” ucap Ify sambil mengelus-elus rambutnya.

“ Fy... Apapun yang terjadi. Jangan pernah tinggalin aku ya? ” Debo mengenggam erat tangan Ify.

“ Kok kamu ngomong gitu? Aku nggak mungkinlah tinggalin kamu! Aku itu sayang banget sama kamu, De. ” ucap Ify.

“ Tadi Lintar nemuin aku. ”

“ Hah? Lintar nemuin kamu? Ngapain? ” tanya Ify.

“ Tadi dia nanyain kondisi kamu. Kayaknya dia khawatir gitu sama keadaan kamu, Fy. Terus, aku nggak tega sama dia. Papinya meninggal karena serangan jantung. Kasian banget liat Lintar nangis tadi. ”

“ Lintar nangis? Terus sekarang dia dimana, De? Dimana? Aku mau ketemu sama dia. ”

“Dia udah pergi. Dan sekarang aku nggak tau dia ada dimana. Udahlah! Lintar terus diurusin. Nggak penting tau. ”

“Hmm... Aku itu udah lama banget nggak liat Lintar! Aku kangen sama dia tau.” ucap Ify.

“Yayaya, terserah!” Debo meraih HPnya kemudian mengetik pesan singkat.

To: Patton

” To, minta tolong ke rumah sakit dong. Jagain Ify sebentar aja. Aku mau keluar beliin makanan buat dia. Tolong ya! Buruan. ”

Debo beranjak dari tempat duduknya. Ify menarik tangan Debo.

“Jangan pergi! Jangan tinggalin aku sendirian disini. Tolong.” mohon Ify.

“Iya, aku nggak akan tinggalin kamu kok. Aku cuma mau keluar sebentar beli makanan. Boleh kan?” Debo membelai lembut rambut Ify.

“Nggak! Aku mau kamu tetep disini temenin aku.”

“Hmm... Iya deh.”

Tok...tok...tok...

“Permisi...”

Debo menoleh kearah pintu.

“Akhirnya lo dateng juga, To.”

“Emang kenapa kalo Patton dateng?” tanya Ify.

“Ton, gue titip Ify ya. Jagain dia baik-baik. Gue mau keluar sebentar buat beli makanan.”

Patton tersenyum manis. “Iya, De. Gue pasti akan jagain pacar lo ini. Tenang aja.”

“Jangan pergi...” lirih Ify.

“Sebentar aja, Fy. Udah ada Patton yang jagain kamu, Fy.” Debo beranjak meninggalkan Ify bersama Patton.

“De...” Ify memegangi kepalanya yang sakit. Sakit luar biasa yang terus-terusan Ia rasakan.

“Dede cuma pergi sebentar aja kok, Fy.” Patton tersenyum lalu duduk didekat Ify.

“Gue nggak mau Debo pergi, Ton. Gue sayang banget sama dia.”

“Iya, gue tau kok. Dede kan cuma pergi sebentar. Oya, kamu sakit apa sih, Fy? Kok bisa sampai banyak peralatan medis kayak gini?”

“Aku nggak tau, Ton. Aku nggak dikasih tau sama Dokter. Tadi cuma Debo yang ngomong sama Dokternya.”

“Oh... Oya, kamu itu sayang banget ya sama Debo?”

“Kok kamu nanya gitu, Ton? Jelaslah aku sayang banget sama Debo.” jawab Ify.

“Hmm...”

“Ini dia si I...”

“Lo siapa? Debo kemana?” suara itu mengagetkan Patton dan Ify.

“Lintar...”

“Lo yang siapa? Ngapain lo muncul disini?” tanya Patton.

Ify memegang tangan Patton. “ Dia jangan diusir, Ton. Plis. Lo tolong keluar sebentar. Ntar kalo Debo dateng lo ajak dia jalan aja dulu. Pokoknya Debo jangan sampai tau kalo dia ada disini. ”

“ Ya udah deh. Tapi, jangan sampai lo nyakitin sepupu gue ya. Kasian tau! Dia itu cinta mati sama lo. ”

“ Iya, bawel. Buruan keluar. ”

“ Iya, gue keluar. Awas kalo menghianati sepupu gue. ”

“ BAWEL! ”

Patton segera keluar dari ruang UGD. Ia menatap Lintar sinis. Patton mungkin kalah cepat dengan Lintar kali ini.

@depan UGD

“ Kok lo diluar? Ify siapa yang jaga? ” tanya Debo yang baru datang membawa makanan ditangannya.

“ A… ” Patton menggaruk-garuk kepalanya karena kebingungan mencari alasan. “ A…ada Dokter didalam lagi periksa. ”

“ Dokter? Bukannya tadi udah selesai ya? Minggir dong. Gue mau liat dari kaca. ”

Patton menahan Debo. “ Jangan masuk! Mendingan kita makan dikantin yuk. Bawa makanannya kesana aja. ”

“ Tapi… ”

“ Udah… ayo. ” Patton menarik tangan Debo pergi dari ruang UGD dan langsung menuju kantin untuk makan.


*********************************************************************************************

@RS Sanglah

“ Cakka… ” Shilla mencium tangan Cakka. Cakka menggerakkan tangannya.

“ Dokter, suster… cakka sadar!! ” Shilla berteriak histeris didalam ruangan.

Cakka nampak mengenggak erat tangan Shilla. Namun, matanya masih terpejam.

“ S…s…shilla… ” perlahan-lahan Cakka membuka matanya. Dilihatnya Shilla sedang berdiri disampingnya bersama Dokter dan Suster. Cakka tersenyum manis.

“ Cakka… akhirnya kamu sadar juga. ” Shilla langsung memeluk Cakka saat itu juga. Sudah lama Ia tak merasakan pelukan hangat Cakka.

“ Shilla… berapa lama aku tidur? Aku ngerasa ada disebuah taman yang indah banget sama Casillas. ”

“ 3 hari lamanya kamu tidur, Kka. Casillas masih belum sadar sehabis dioperasi. ” Shilla menunduk.

“ Maaf, Shilla. Say mau periksa kondisi Cakka dulu. ” ucap Dokter disebelah Shilla.

“ Oh, iya, Dok. Silahkan. ”

“ Sus, gimana Casillas? ” tanya Shilla pada suster disebelahnya.

“ Casillas tadi sudah sadarkan diri. ”

“ Yang bener? ” Shilla nampak senang dengan kabar yang didengarnya bahwa Casillas tersadar.

“ Iya, ” Suster itu ikut tersenyum.

“ Ya Tuhan, terima kasih engkau telah menyelamatkan nyawa orang-orang yang aku sayangi. ”

“ Cakka… casillas sadar. ”

Cakka terbangun dari kasurnya. “ Casillas dimana? ”

“ Hmm… ya sudah. Saya permisi dulu. Ayo, sus. ” Dokter dan suster pun pergi meninggalkan ruangan.

“ Kenapa kamu manggil nama Agni kemarin? Kamu ada hubungan special sama Agni? ” tanya Shilla curiga.

“ Agni? ”

“ Iya, Agni. Kamu ada hubungan apa sama Agni? ” Shilla melipat kedua tangannya didada.

“ Eh, jangan ngelipet tangan disana. Belahannya keliatan. ._. ” Cakka menutup matanya.

Shilla menurunkan tangannya dan langsung menatap Cakka. “ Jawab! ”

“ Emang kapan gue nyebut Agni? ”

“ Wah, lo lupa ya? ” tanya Shilla.

“ Bener. Aku nggak inget sama kejadian apa-apa. Aku Cuma ingetnya kamu sama Casillas. ”

“ Kamu amnesia? Dokterr….. ”

Dokter dan suster dengan cepat kembali ke kamar rawat cakka.

“ Ada apa ini? ”

“ Cakka amnesia, Dok? ” tanya Shilla.

“ Oh… dia Cuma kena penyakit amnestic syndrome. Penyakit yang kalo abis tidur panjang dia akan lupa sama kejadian sebelumnya. ” jelas Dokter itu.

“ Amnestic syndrome? ”

“ Iya, jangan panggil lagi kalo nggak ada yang penting. Permisi. ” Dokter itu kembali keluar meninggalkan Cakka dan Shilla.

“ Amnestic syndrome maksudnya apaan sih? ” tanya Cakka.

“ Mana aku tau. ”

“Shill, kamu pacar aku kan?” tanya Cakka.

“Iyaiyalah! Emang siapa lagi coba. Jangan bilang lo amnesia semuanya. Ah, penyakit syndrome itu nyusahin banget.”

“Oh... Casillas nemu dimana?”

“Dipanti asuhanlah. Emangnya ditempat pembuangan sampah. Dasar aneh!” Shilla merasa sangat kesal dengan perubahan drastis yang dialami Cakka saat ini. Perubahan yang membuatnya tambah pusing mengurusi Cakka.

“Five Boys sama Five Girls lainnya kemana?” tanya Cakka lagi.

“Udah bubar! Semuanya udah bubar dan nggak ada lagi persahabatan diantara kita.”

to be continued...
Like+coment,please!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar