Oke...
DiLIKE+COMENT..
Jangan lupa kritik+saran diperlukan..
Okreeyyy..
Enjoy it ------>
***
Mulut Sivia langsung dibekap dan dibawa masuk ke dalam kamar mandi. Sivia melihat makhluk hidup yang ada dihadapannya. Ternyata..... ALVIN :P
" Eh... Mau ngapain lo? " tanya Sivia.
Ckleekk(?)
Alvin mengunci pintu kamar mandi itu. Sivia terdiam mematung dan merasa dirinya seperti membeku ditempat.
' Anjrit! Gue ga bisa gerak. ' batin Sivia.
" Vi... " Alvin mengelus-elus rambut Sivia. Sivia masih terdiam tak bergerak sedikitpun.
" Lo cantik deh. " kata Alvin sambil mendorong Sivia ke tembok.
" Vin, jauh! Jangan deket-deket. Gue bakal teriak kalo lo deket! " ucap Sivia.
" Teriak aja! Teriak sepuasnya. Ga akan ada satu orang pun yang denger. " ucap Alvin.
Sivia menempel ditembok. Tubuhnya telah dihimpit(?) Alvin. Alvin semakin mendekat ke arah Sivia. Sivia langsung menunduk.
" Lo jangan gila Vin! Gue masih pengen sekolah dan nerusin cita-cita gue. " kata Sivia.
" Lo diem deh! " bisik Alvin ditelinga Sivia.
" Alv-- "
**abaikan**
****
" Eh, kebooo... Lo sembunyi dimana sih? Awas kalo lo sampai ketemu. Gue abisin lo! " kata Ify kesal.
Debo menggigit jarinya. Berharap Ify tak menemukannya sedang bersembunyi dibalik pot bunga. Ify melirik ke pot bunga itu.
" Eh, Kebo! Lo kalo nyari tempat sembunyi, yang bener dong. Masa sembunyi dipot bunga kecil kayak gitu. " ucap Ify.
' Ya ampun... Ketauan kan! Duh, malah dia pake tanktop segala lagi. Udah tau keliatan, malah pake baju kayak gitu. ' batin Debo sambil menutup matanya.
" Lo ngapain nutup mata? " tanya Ify mendekat ke arah Debo.
" Tutup itu! Tutup. " suruh Debo sambil menyentuh dada Ify(?). #hahabaikan
Ify jongkok dihadapan Debo.
" Lo mau ngapain? " tanya Ify.
" Eh... Sorry! " ucap Debo langsung menjauhkan tangannya.
" Hahaha, gila lo ya! Trauma sih trauma. Tapi, ga usah nafsu juga kali! " kata Ify.
" Idih, siapa juga yang nafsu sama cewek kayak lo. Body lo itu kurang oke. Mending juga Shilla. " ucap Debo.
" Apa?! Shilla? Euleh euleh... Males gila gue kayak dia! " jawab Ify.
" Kenapa emang? Bodynya Shilla kan bagus. " ucap Debo.
" Lo ngaku sama gue! Tadi lo liat apa aja waktu lo masuk ke kamar mandi kamar gue? " tanya Ify menatap tajam Debo.
" Gue? Gue ga liat apa-apa kok. Sumpah! " jawab Debo.
" Yakin lo? "
" Suer "
" Sumpah? "
" Beneran "
" Serius? "
" Seratusrius "
" Really? "
" Yes "
" Masa? "
" Iya "
" Yang bener? "
" Bener! Udah ah. Capek gue ngomong sama lo. " ucap Debo kesal.
" Haha, dasar! Liat aja pembalasan gue. " sahut Ify.
" Apa? Lo mau bales apa? Lo mau telanjangin gue? " tanya Debo.
" Apa?! Telanjangin lo? Idih, males gila! " jawab Ify.
" Alhamdulillah(?) " ucap Debo.
" Gue bukan mau telanjangin lo! Tapi gue mau lo ga usah ganggu gue lagi! " ucap Ify.
***
" Rio... Rio kamu dimana? " Shilla berteriak memanggil nama Rio.
" Gue disini. " Rio keluar dari tempat persembunyiannya lalu menghampiri Shilla.
" Sorry ya Shill, itu semua ide bodohnya si Alvin. " ucap Rio menunduk.
" Iya, lo ga salah kok. Alvin yang salah. " jawab Shilla.
" Duduk dulu yuk. " ajak Rio.
" Yuk. "
Rio dan Shilla langsung duduk dikursi panjang dihotel itu. Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain.
" Lo cantik, Shill. " kata Rio tanpa sadar.
" Hah? Apa lo bilang? " tanya Shilla.
" Emang gue bilang apa? " tanya Rio.
" Mana gue tau. " jawab Shilla.
" Udah ah, lupain! " kata Rio.
" Yo, Cakka itu orangnya gimana sih? " tanya Shilla.
" Heh? Cakka? Ngapain lo nanya Cakka? " tanya Rio sedikit curiga.
" Enggak! Gue cuma mau nanya aja. Dia itu kayak gimana orangnya? " tanya Shilla lagi.
" Baik, suka sama anak kecil, ga suka keramaian, setia dan paling ga suka dibentak-bentak. " jawab Rio.
" Oh... "
" Kalo Agni, orangnya gimana sih? Dia suka berantem gitu ya? " tanya Rio.
" Beehh... Kalo Agni jangan ditanya! Dulu itu dia mantan ketua preman. Tapi, dia dilarang sama ortunya. Jadi, dia berhenti jadi ketua preman. " jawab Shilla.
" Oh, dia pernah pacaran? " tanya Rio lagi.
" Hahaha... Pernah! Cuma sekali. Sampai sekarang sih ga ada cowok yang berani ngedeketin Agni. Nama mantan pertamanya Agni itu, Erland. Keyboardistnya Little Queen band. " jawab Shilla.
" Terus kenapa diputusin? " tanya Rio.
" Iya gitu. Waktu Erland mau cium Agni, Agni langsung nendang itunya. Euh, katanya dia masuk rumah sakit selama seminggu nahan sakitnya. Hahaha. " tawa Shilla.
" Hahaha... Gokil! Terus terus? " tanya Rio lagi.
" Terus pokoknya sampai sekarang ga ada cowok yang berani ngedeketin Agni. " jawab Shilla.
" Wah, gue bisa deketin tuh! " ucap Rio.
" Haha, hati-hati loh! " sahut Shilla.
" Biarin! " kata Rio.
" Eh iya, kalo Cakka? Dia pernah pacaran? " tanya Shilla.
" Pernahlah. " jawab Rio.
" Sama siapa? " tanya Shilla.
" Kalo ga salah namanya Oik. " jawab Rio.
" Terus diputusin kenapa? " tanya Shilla lagi.
" Bukan diputusin! Tapi Cakka disakitin sama dia. Makanya sekarang Cakka dingin sama cewek. Tapi, semenjak kehadiran Agni dia berubah. " jawab Rio.
" Disakitin gimana? "
" Diduain. Kalo ga salah namanya sih Obiet. Iya, Oik selingkuh sama Obiet. " jawab Rio.
" Wah, keterlaluan si Oik! Cowok kayak Cakka disia-siain. " kata Shilla.
" Lo suka sama Cakka? " tanya Rio.
" Mungkin. Kalo lo? Lo suka sama Agni? " tanya Shilla balik.
" Iya, gue kagum sama dia. " jawab Rio.
" Sama. Gue juga kagum sama Cakka. Tapi, gue lebih kagum sama Alvin. " ucap Shilla.
" Kenapa? "
" Kagum aja. Dia ampe mau buka celana gitu. " jawab Shilla.
" Hahaha... Masih mikirin itu lo? Lupainlah! Alvin emang gitu. Pikirannya kotor. " ucap Rio.
" Ga bisa dilupain! Untung aja dia ga jadi buka celana. " kata Shilla.
" Kalo jadi emang kenapa? " tanya Rio.
" Idih... Ogah gue! Gue masih pengen sekolah, pengen nerusin kuliah, pengen mencapai cita-cita, peng--"
cuupp(?)
Bibir Rio menempel dibibir Shilla. Shilla terdiam memandang lurus menatap mata Rio.
***
" Cicak cicak di dinding, diam diam merayap. Datang seekor semut(?) Plaakkk.. Langsung digigit. " ucap Agni menyanyi sambil mencari sosok Cakka.
' Sialan tu anak! Ngejek gue lagi. ' batin Cakka.
" Woy, Cicak! Lo dimana? Keluar lo! " panggil Agni.
Cakka pun keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung menghampiri Agni.
Plakkk!
Cakka langsung menampar keras Agni. Agni meringis memegangi pipinya.
" Jangan pernah sekali lagi lo manggil gue dengan sebutan 'cicak' ! Ngerti! " bentak Cakka.
Agni terdiam membisu dan masih memegangi pipinya yang merah akibat tamparan Cakka yang cukup keras. Air mata menetes membasahi pipi Agni. Cakka melirik ke arah Agni.
" Lo ngapain nangis? Lo pikir gue peduli? Sorry yah! Gue ga peduli! " kata Cakka menatap sinis ke arah Agni.
" Jahat lo, Kka! Jahat! Gue benci sama lo! " ucap Agni langsung berlari meninggalkan Cakka.
" Eh, Ag, sorry. Maafin gue, Ag! " teriak Cakka.
Cakka langsung mengejar Agni saat itu.
***
" Deva... Lo dimana? " panggil Acha.
Tak ada jawaban.
" Devaaaa... Dev--- "
Acha ditarik masuk ke dalam kamar 107.
Ckleekk..
Pintu kamar itu langsung dikunci oleh Deva.
Bersambung...
- AlVia? Ngapain tuh? #jangangeresdulu
- ID? Tau ah
- YoShill? Wkkwkw!
- CaGni? Ngambek!
- DeCha? Ayoo ngapain? Plaakkk..
DiLIKE+COMENT..
Jangan lupa kritik+saran diperlukan..
Okreeyyy..
Enjoy it ------>
***
Mulut Sivia langsung dibekap dan dibawa masuk ke dalam kamar mandi. Sivia melihat makhluk hidup yang ada dihadapannya. Ternyata..... ALVIN :P
" Eh... Mau ngapain lo? " tanya Sivia.
Ckleekk(?)
Alvin mengunci pintu kamar mandi itu. Sivia terdiam mematung dan merasa dirinya seperti membeku ditempat.
' Anjrit! Gue ga bisa gerak. ' batin Sivia.
" Vi... " Alvin mengelus-elus rambut Sivia. Sivia masih terdiam tak bergerak sedikitpun.
" Lo cantik deh. " kata Alvin sambil mendorong Sivia ke tembok.
" Vin, jauh! Jangan deket-deket. Gue bakal teriak kalo lo deket! " ucap Sivia.
" Teriak aja! Teriak sepuasnya. Ga akan ada satu orang pun yang denger. " ucap Alvin.
Sivia menempel ditembok. Tubuhnya telah dihimpit(?) Alvin. Alvin semakin mendekat ke arah Sivia. Sivia langsung menunduk.
" Lo jangan gila Vin! Gue masih pengen sekolah dan nerusin cita-cita gue. " kata Sivia.
" Lo diem deh! " bisik Alvin ditelinga Sivia.
" Alv-- "
**abaikan**
****
" Eh, kebooo... Lo sembunyi dimana sih? Awas kalo lo sampai ketemu. Gue abisin lo! " kata Ify kesal.
Debo menggigit jarinya. Berharap Ify tak menemukannya sedang bersembunyi dibalik pot bunga. Ify melirik ke pot bunga itu.
" Eh, Kebo! Lo kalo nyari tempat sembunyi, yang bener dong. Masa sembunyi dipot bunga kecil kayak gitu. " ucap Ify.
' Ya ampun... Ketauan kan! Duh, malah dia pake tanktop segala lagi. Udah tau keliatan, malah pake baju kayak gitu. ' batin Debo sambil menutup matanya.
" Lo ngapain nutup mata? " tanya Ify mendekat ke arah Debo.
" Tutup itu! Tutup. " suruh Debo sambil menyentuh dada Ify(?). #hahabaikan
Ify jongkok dihadapan Debo.
" Lo mau ngapain? " tanya Ify.
" Eh... Sorry! " ucap Debo langsung menjauhkan tangannya.
" Hahaha, gila lo ya! Trauma sih trauma. Tapi, ga usah nafsu juga kali! " kata Ify.
" Idih, siapa juga yang nafsu sama cewek kayak lo. Body lo itu kurang oke. Mending juga Shilla. " ucap Debo.
" Apa?! Shilla? Euleh euleh... Males gila gue kayak dia! " jawab Ify.
" Kenapa emang? Bodynya Shilla kan bagus. " ucap Debo.
" Lo ngaku sama gue! Tadi lo liat apa aja waktu lo masuk ke kamar mandi kamar gue? " tanya Ify menatap tajam Debo.
" Gue? Gue ga liat apa-apa kok. Sumpah! " jawab Debo.
" Yakin lo? "
" Suer "
" Sumpah? "
" Beneran "
" Serius? "
" Seratusrius "
" Really? "
" Yes "
" Masa? "
" Iya "
" Yang bener? "
" Bener! Udah ah. Capek gue ngomong sama lo. " ucap Debo kesal.
" Haha, dasar! Liat aja pembalasan gue. " sahut Ify.
" Apa? Lo mau bales apa? Lo mau telanjangin gue? " tanya Debo.
" Apa?! Telanjangin lo? Idih, males gila! " jawab Ify.
" Alhamdulillah(?) " ucap Debo.
" Gue bukan mau telanjangin lo! Tapi gue mau lo ga usah ganggu gue lagi! " ucap Ify.
***
" Rio... Rio kamu dimana? " Shilla berteriak memanggil nama Rio.
" Gue disini. " Rio keluar dari tempat persembunyiannya lalu menghampiri Shilla.
" Sorry ya Shill, itu semua ide bodohnya si Alvin. " ucap Rio menunduk.
" Iya, lo ga salah kok. Alvin yang salah. " jawab Shilla.
" Duduk dulu yuk. " ajak Rio.
" Yuk. "
Rio dan Shilla langsung duduk dikursi panjang dihotel itu. Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain.
" Lo cantik, Shill. " kata Rio tanpa sadar.
" Hah? Apa lo bilang? " tanya Shilla.
" Emang gue bilang apa? " tanya Rio.
" Mana gue tau. " jawab Shilla.
" Udah ah, lupain! " kata Rio.
" Yo, Cakka itu orangnya gimana sih? " tanya Shilla.
" Heh? Cakka? Ngapain lo nanya Cakka? " tanya Rio sedikit curiga.
" Enggak! Gue cuma mau nanya aja. Dia itu kayak gimana orangnya? " tanya Shilla lagi.
" Baik, suka sama anak kecil, ga suka keramaian, setia dan paling ga suka dibentak-bentak. " jawab Rio.
" Oh... "
" Kalo Agni, orangnya gimana sih? Dia suka berantem gitu ya? " tanya Rio.
" Beehh... Kalo Agni jangan ditanya! Dulu itu dia mantan ketua preman. Tapi, dia dilarang sama ortunya. Jadi, dia berhenti jadi ketua preman. " jawab Shilla.
" Oh, dia pernah pacaran? " tanya Rio lagi.
" Hahaha... Pernah! Cuma sekali. Sampai sekarang sih ga ada cowok yang berani ngedeketin Agni. Nama mantan pertamanya Agni itu, Erland. Keyboardistnya Little Queen band. " jawab Shilla.
" Terus kenapa diputusin? " tanya Rio.
" Iya gitu. Waktu Erland mau cium Agni, Agni langsung nendang itunya. Euh, katanya dia masuk rumah sakit selama seminggu nahan sakitnya. Hahaha. " tawa Shilla.
" Hahaha... Gokil! Terus terus? " tanya Rio lagi.
" Terus pokoknya sampai sekarang ga ada cowok yang berani ngedeketin Agni. " jawab Shilla.
" Wah, gue bisa deketin tuh! " ucap Rio.
" Haha, hati-hati loh! " sahut Shilla.
" Biarin! " kata Rio.
" Eh iya, kalo Cakka? Dia pernah pacaran? " tanya Shilla.
" Pernahlah. " jawab Rio.
" Sama siapa? " tanya Shilla.
" Kalo ga salah namanya Oik. " jawab Rio.
" Terus diputusin kenapa? " tanya Shilla lagi.
" Bukan diputusin! Tapi Cakka disakitin sama dia. Makanya sekarang Cakka dingin sama cewek. Tapi, semenjak kehadiran Agni dia berubah. " jawab Rio.
" Disakitin gimana? "
" Diduain. Kalo ga salah namanya sih Obiet. Iya, Oik selingkuh sama Obiet. " jawab Rio.
" Wah, keterlaluan si Oik! Cowok kayak Cakka disia-siain. " kata Shilla.
" Lo suka sama Cakka? " tanya Rio.
" Mungkin. Kalo lo? Lo suka sama Agni? " tanya Shilla balik.
" Iya, gue kagum sama dia. " jawab Rio.
" Sama. Gue juga kagum sama Cakka. Tapi, gue lebih kagum sama Alvin. " ucap Shilla.
" Kenapa? "
" Kagum aja. Dia ampe mau buka celana gitu. " jawab Shilla.
" Hahaha... Masih mikirin itu lo? Lupainlah! Alvin emang gitu. Pikirannya kotor. " ucap Rio.
" Ga bisa dilupain! Untung aja dia ga jadi buka celana. " kata Shilla.
" Kalo jadi emang kenapa? " tanya Rio.
" Idih... Ogah gue! Gue masih pengen sekolah, pengen nerusin kuliah, pengen mencapai cita-cita, peng--"
cuupp(?)
Bibir Rio menempel dibibir Shilla. Shilla terdiam memandang lurus menatap mata Rio.
***
" Cicak cicak di dinding, diam diam merayap. Datang seekor semut(?) Plaakkk.. Langsung digigit. " ucap Agni menyanyi sambil mencari sosok Cakka.
' Sialan tu anak! Ngejek gue lagi. ' batin Cakka.
" Woy, Cicak! Lo dimana? Keluar lo! " panggil Agni.
Cakka pun keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung menghampiri Agni.
Plakkk!
Cakka langsung menampar keras Agni. Agni meringis memegangi pipinya.
" Jangan pernah sekali lagi lo manggil gue dengan sebutan 'cicak' ! Ngerti! " bentak Cakka.
Agni terdiam membisu dan masih memegangi pipinya yang merah akibat tamparan Cakka yang cukup keras. Air mata menetes membasahi pipi Agni. Cakka melirik ke arah Agni.
" Lo ngapain nangis? Lo pikir gue peduli? Sorry yah! Gue ga peduli! " kata Cakka menatap sinis ke arah Agni.
" Jahat lo, Kka! Jahat! Gue benci sama lo! " ucap Agni langsung berlari meninggalkan Cakka.
" Eh, Ag, sorry. Maafin gue, Ag! " teriak Cakka.
Cakka langsung mengejar Agni saat itu.
***
" Deva... Lo dimana? " panggil Acha.
Tak ada jawaban.
" Devaaaa... Dev--- "
Acha ditarik masuk ke dalam kamar 107.
Ckleekk..
Pintu kamar itu langsung dikunci oleh Deva.
Bersambung...
- AlVia? Ngapain tuh? #jangangeresdulu
- ID? Tau ah
- YoShill? Wkkwkw!
- CaGni? Ngambek!
- DeCha? Ayoo ngapain? Plaakkk..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar