Selasa, 22 Februari 2011

Berawal dari MOS--Part 11

Oke...
DiLIKE+COMENT..
Jangan lupa kritik+saran diperlukan..
Okreeyyy..

Enjoy it ------>

***

Mulut Sivia langsung dibekap dan dibawa masuk ke dalam kamar mandi. Sivia melihat makhluk hidup yang ada dihadapannya. Ternyata..... ALVIN :P

" Eh... Mau ngapain lo? " tanya Sivia.

Ckleekk(?)
Alvin mengunci pintu kamar mandi itu. Sivia terdiam mematung dan merasa dirinya seperti membeku ditempat.

' Anjrit! Gue ga bisa gerak. ' batin Sivia.

" Vi... " Alvin mengelus-elus rambut Sivia. Sivia masih terdiam tak bergerak sedikitpun.

" Lo cantik deh. " kata Alvin sambil mendorong Sivia ke tembok.

" Vin, jauh! Jangan deket-deket. Gue bakal teriak kalo lo deket! " ucap Sivia.

" Teriak aja! Teriak sepuasnya. Ga akan ada satu orang pun yang denger. " ucap Alvin.

Sivia menempel ditembok. Tubuhnya telah dihimpit(?) Alvin. Alvin semakin mendekat ke arah Sivia. Sivia langsung menunduk.

" Lo jangan gila Vin! Gue masih pengen sekolah dan nerusin cita-cita gue. " kata Sivia.

" Lo diem deh! " bisik Alvin ditelinga Sivia.

" Alv-- "

**abaikan**

****

" Eh, kebooo... Lo sembunyi dimana sih? Awas kalo lo sampai ketemu. Gue abisin lo! " kata Ify kesal.

Debo menggigit jarinya. Berharap Ify tak menemukannya sedang bersembunyi dibalik pot bunga. Ify melirik ke pot bunga itu.

" Eh, Kebo! Lo kalo nyari tempat sembunyi, yang bener dong. Masa sembunyi dipot bunga kecil kayak gitu. " ucap Ify.

' Ya ampun... Ketauan kan! Duh, malah dia pake tanktop segala lagi. Udah tau keliatan, malah pake baju kayak gitu. ' batin Debo sambil menutup matanya.

" Lo ngapain nutup mata? " tanya Ify mendekat ke arah Debo.

" Tutup itu! Tutup. " suruh Debo sambil menyentuh dada Ify(?). #hahabaikan

Ify jongkok dihadapan Debo.

" Lo mau ngapain? " tanya Ify.

" Eh... Sorry! " ucap Debo langsung menjauhkan tangannya.

" Hahaha, gila lo ya! Trauma sih trauma. Tapi, ga usah nafsu juga kali! " kata Ify.

" Idih, siapa juga yang nafsu sama cewek kayak lo. Body lo itu kurang oke. Mending juga Shilla. " ucap Debo.

" Apa?! Shilla? Euleh euleh... Males gila gue kayak dia! " jawab Ify.

" Kenapa emang? Bodynya Shilla kan bagus. " ucap Debo.

" Lo ngaku sama gue! Tadi lo liat apa aja waktu lo masuk ke kamar mandi kamar gue? " tanya Ify menatap tajam Debo.

" Gue? Gue ga liat apa-apa kok. Sumpah! " jawab Debo.

" Yakin lo? "

" Suer "

" Sumpah? "

" Beneran "

" Serius? "

" Seratusrius "

" Really? "

" Yes "

" Masa? "

" Iya "

" Yang bener? "

" Bener! Udah ah. Capek gue ngomong sama lo. " ucap Debo kesal.

" Haha, dasar! Liat aja pembalasan gue. " sahut Ify.

" Apa? Lo mau bales apa? Lo mau telanjangin gue? " tanya Debo.

" Apa?! Telanjangin lo? Idih, males gila! " jawab Ify.

" Alhamdulillah(?) " ucap Debo.

" Gue bukan mau telanjangin lo! Tapi gue mau lo ga usah ganggu gue lagi! " ucap Ify.

***

" Rio... Rio kamu dimana? " Shilla berteriak memanggil nama Rio.

" Gue disini. " Rio keluar dari tempat persembunyiannya lalu menghampiri Shilla.

" Sorry ya Shill, itu semua ide bodohnya si Alvin. " ucap Rio menunduk.

" Iya, lo ga salah kok. Alvin yang salah. " jawab Shilla.

" Duduk dulu yuk. " ajak Rio.

" Yuk. "

Rio dan Shilla langsung duduk dikursi panjang dihotel itu. Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain.

" Lo cantik, Shill. " kata Rio tanpa sadar.

" Hah? Apa lo bilang? " tanya Shilla.

" Emang gue bilang apa? " tanya Rio.

" Mana gue tau. " jawab Shilla.

" Udah ah, lupain! " kata Rio.

" Yo, Cakka itu orangnya gimana sih? " tanya Shilla.

" Heh? Cakka? Ngapain lo nanya Cakka? " tanya Rio sedikit curiga.

" Enggak! Gue cuma mau nanya aja. Dia itu kayak gimana orangnya? " tanya Shilla lagi.

" Baik, suka sama anak kecil, ga suka keramaian, setia dan paling ga suka dibentak-bentak. " jawab Rio.

" Oh... "

" Kalo Agni, orangnya gimana sih? Dia suka berantem gitu ya? " tanya Rio.

" Beehh... Kalo Agni jangan ditanya! Dulu itu dia mantan ketua preman. Tapi, dia dilarang sama ortunya. Jadi, dia berhenti jadi ketua preman. " jawab Shilla.

" Oh, dia pernah pacaran? " tanya Rio lagi.

" Hahaha... Pernah! Cuma sekali. Sampai sekarang sih ga ada cowok yang berani ngedeketin Agni. Nama mantan pertamanya Agni itu, Erland. Keyboardistnya Little Queen band. " jawab Shilla.

" Terus kenapa diputusin? " tanya Rio.

" Iya gitu. Waktu Erland mau cium Agni, Agni langsung nendang itunya. Euh, katanya dia masuk rumah sakit selama seminggu nahan sakitnya. Hahaha. " tawa Shilla.

" Hahaha... Gokil! Terus terus? " tanya Rio lagi.

" Terus pokoknya sampai sekarang ga ada cowok yang berani ngedeketin Agni. " jawab Shilla.

" Wah, gue bisa deketin tuh! " ucap Rio.

" Haha, hati-hati loh! " sahut Shilla.

" Biarin! " kata Rio.

" Eh iya, kalo Cakka? Dia pernah pacaran? " tanya Shilla.

" Pernahlah. " jawab Rio.

" Sama siapa? " tanya Shilla.

" Kalo ga salah namanya Oik. " jawab Rio.

" Terus diputusin kenapa? " tanya Shilla lagi.

" Bukan diputusin! Tapi Cakka disakitin sama dia. Makanya sekarang Cakka dingin sama cewek. Tapi, semenjak kehadiran Agni dia berubah. " jawab Rio.

" Disakitin gimana? "

" Diduain. Kalo ga salah namanya sih Obiet. Iya, Oik selingkuh sama Obiet. " jawab Rio.

" Wah, keterlaluan si Oik! Cowok kayak Cakka disia-siain. " kata Shilla.

" Lo suka sama Cakka? " tanya Rio.

" Mungkin. Kalo lo? Lo suka sama Agni? " tanya Shilla balik.

" Iya, gue kagum sama dia. " jawab Rio.

" Sama. Gue juga kagum sama Cakka. Tapi, gue lebih kagum sama Alvin. " ucap Shilla.

" Kenapa? "

" Kagum aja. Dia ampe mau buka celana gitu. " jawab Shilla.

" Hahaha... Masih mikirin itu lo? Lupainlah! Alvin emang gitu. Pikirannya kotor. " ucap Rio.

" Ga bisa dilupain! Untung aja dia ga jadi buka celana. " kata Shilla.

" Kalo jadi emang kenapa? " tanya Rio.

" Idih... Ogah gue! Gue masih pengen sekolah, pengen nerusin kuliah, pengen mencapai cita-cita, peng--"

cuupp(?)

Bibir Rio menempel dibibir Shilla. Shilla terdiam memandang lurus menatap mata Rio.

***

" Cicak cicak di dinding, diam diam merayap. Datang seekor semut(?) Plaakkk.. Langsung digigit. " ucap Agni menyanyi sambil mencari sosok Cakka.

' Sialan tu anak! Ngejek gue lagi. ' batin Cakka.

" Woy, Cicak! Lo dimana? Keluar lo! " panggil Agni.

Cakka pun keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung menghampiri Agni.

Plakkk!
Cakka langsung menampar keras Agni. Agni meringis memegangi pipinya.

" Jangan pernah sekali lagi lo manggil gue dengan sebutan 'cicak' ! Ngerti! " bentak Cakka.

Agni terdiam membisu dan masih memegangi pipinya yang merah akibat tamparan Cakka yang cukup keras. Air mata menetes membasahi pipi Agni. Cakka melirik ke arah Agni.

" Lo ngapain nangis? Lo pikir gue peduli? Sorry yah! Gue ga peduli! " kata Cakka menatap sinis ke arah Agni.

" Jahat lo, Kka! Jahat! Gue benci sama lo! " ucap Agni langsung berlari meninggalkan Cakka.

" Eh, Ag, sorry. Maafin gue, Ag! " teriak Cakka.

Cakka langsung mengejar Agni saat itu.

***

" Deva... Lo dimana? " panggil Acha.

Tak ada jawaban.

" Devaaaa... Dev--- "

Acha ditarik masuk ke dalam kamar 107.

Ckleekk..
Pintu kamar itu langsung dikunci oleh Deva.

Bersambung...

- AlVia? Ngapain tuh? #jangangeresdulu
- ID? Tau ah
- YoShill? Wkkwkw!
- CaGni? Ngambek!
- DeCha? Ayoo ngapain? Plaakkk..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar