Haloooo...
Kembali lagi bersama saya...
Maaf sebesar-besarnya ya...
Karena saya membuat anak dibawah 17tahun jadi omes.. Hehe...
Sekali lagi maaf..
LIKE+COMENT ya..
Enjoy it------>
***
” Tolooonnggggg!! ” Acha berteriak dari kamar 107.
Cakka dan Shilla mendengar teriakan Acha yang cukup keras.
” Itu suara Acha kan? Samperin dia! Gue ga mau dia kenapa-napa. ” kata Cakka pada Shilla.
” Iya, suara Acha. Ayo, kita samperin! ” kata Shilla menarik tangan Cakka.
Cakka dan Shilla langsung mencari sumber suara Acha. Cakka dan Shilla berhenti diantara kamar 106 dan 107.
Krriiiitttt....
Cakka dan Shilla membuka kamar 106.
” Permi~~ ”
” Huaaa... Salah kamar! ” ucap Shilla langsung menutup pintu kamar itu.
” Gimana? ” tanya Cakka.
” Fyuh... Salah kamar! ” jawab Shilla.
” 107. ” sahut Cakka.
Braakkk...
Cakka langsung menendang kamar 107.
” Cakkaaa... ” Acha berlari meninggalkan Deva dan langsung memeluk erat Cakka. Deva melirik ke arah Cakka.
” Ah, elo ganggu aja sih, Kka! ” kata Deva kesal.
” Lo mau apain Acha? Hah? ” tanya Cakka melirik tajam Deva.
” Sorry, Kka! Sorry. Nafsu gue diujung tanduk tadi. Maaf ya, Kka. ” jawab Deva sambil menunduk.
” Hiks... (menangis) Kka, gue mau pulang. ” kata Acha.
” Wah, gila lo, Dev! Lo sampai buat Acha nangis. ” kata Shilla.
” Sorry! Lagian gue belum ngelakuinnya kok. ” ucap Deva lagi.
” Jahat lo, Dev! Kehipnotis otaknya Alvin ya lo? Dasar! Awas kalo lo kayak gini lagi. Liat aja apa yang akan gue perbuat kalo Acha kenapa-napa. ” kata Cakka.
” Udah Kka. Udah! Acha ga apa-apa kok. ” kata Acha.
” Gue janji, Kka! Gue ga akan kayak gitu lagi. ” janji Deva sambil membentuk jarinya dengan huruf 'V'.
” Bener ya? ”
” Iya. ” jawab Deva.
” Ya udah, keluar yuk. ” ajak Shilla.
” Yuk. ”
Cakka, Shilla, Deva dan Acha keluar dari kamar 107. Mereka nampak kaget melihat Debo dan Ify yang keluar dari kamar 106.
” Aaaaaaa... ”
” Debo... Ify... ”
Debo dan Ify menoleh ke sumber suara. Dilihatnya Cakka, Shilla, Deva dan Acha yang berada didekatnya.
” Kalian disini? ” tanya Debo sambil garuk-garuk kepala.
” Oh, jadi tadi lo yang dikamar ini? Berarti tadi kalian.... ”
” Santai, Shill. Jangan salah sangka dulu. ” jawab Ify sambil memotong perkataan Shilla.
” Kalian habis.... ”
” Main. ” jawab Debo.
” Hah? ”
***
” Via... Maaf! ” Alvin menarik tangan Sivia. Sivia langsung terjatuh dipelukan Alvin.
” Lo jahat, Vin! Jahat. ” kata Sivia sambil memukul-mukul pundak Alvin.
” Vi, gue bener-bener minta maaf. ” kata Alvin sambil mengelus rambut Sivia.
” Tapi, lo jangan pergi dari gue! ” ucap Sivia.
” Kenapa? ”
” Pokoknya lo jangan pergi! Lo ga boleh ninggalin gue! ” mohon Sivia.
’ Ya Tuhan... Bodohnya diriku. ’ batin Alvin.
” Iya Vi, aku akan jagain kamu. Aku janji! Aku ga akan ninggalin kamu. ” kata Alvin.
” Janji? ”
” Janji, sayang. ” jawab Alvin.
” Sayang? ”
” Iya Vi, aku sayang sama kamu. Kamu temani hari-hariku yang sepi ya? Kamu mau ga? ” tanya Alvin masih memeluk Sivia.
” Kamu serius? ” tanya Sivia memastikan.
” Aku serius, Sivia. ” jawab Alvin.
” Iya... Aku mau. ” jawab Sivia.
” Berarti kamu mau kan? ” tanya Alvin sambil menaikkan kedua alisnya.
” Ogah! ” jawab Sivia sambil berlari meninggalkan Alvin.
” Eh, Vi. Jangan kabur! ” teriak Alvin.
” Ayo, kejar gue. ” ucap Sivia yang semakin jauh dari Alvin.
***
” Iel, apa ga salah kita ninggalin pasangan Pangeran-Putri? Masa kita jalan-jalan keliling Bogor tapi mereka diem dihotel? Tar kalo mereka ada apa-apanya gimana? ” tanya Zahra pada Gabriel.
Zahra, Gabriel beserta anak-anak MOS lainnya sedang jalan-jalan mengelilingi kota Bogor. Sedangkan Five Boys dan Five Girls sengaja mereka tinggal dihotel.
” Tenang aja! Biarin aja mereka beradaptasi. Kita nikmati aja jalan-jalan keliling kota Bogor. ” jawab Gabriel sambil menggandeng tangan Zahra.
" Tapi gue takut Iel. " kata Zahra menghentikan langkahnya.
" Lo takut kenapa sih? Biarin ajalah mereka! " balas Gabriel.
" Gue takut ntar kita bisa dipecat sama Bu Kepsek kalo kejadiannya kayak gini. " kata Zahra.
" Terus sekarang mau lo gimana? Udahlah! Tanggung. Dikit lagi kita balik ke hotel terus besok kita pergi ke Bandung. " ucap Gabriel.
" Ya udah deh. " sahut Zahra pasrah.
***
” Lo suka sama Cakka, Ag? ” tanya Rio.
” Hah? Cakka? Gue suka sama Cakka? Bisa hancur dunia kalo gue suka sama Cakka! ” jawab Agni.
” Syukurlah. ” gumam Rio.
” Kenapa lo bersyukur? ” tanya Agni.
” Enggak kok! Sorry ya Ag. Soal tadi. ” kata Rio menunduk.
” Iya, lain kali jangan diulang lagi. Rencana Five Girls semua gagal total! ” kata Agni kesal.
” Hah? Rencana Five Girls? Emang Five Girls mau ngerencanain apaan? ” tanya Rio.
” Penting buat lo tau? Lo siapa? Lo bukan siapa-siapa gue! Dan lo juga bukan anggota Five Girls dan satu hal lagi, lo itu musuh Five Girls! ” jawab Agni.
” Oh, segitunya ya lo benci sama anak-anak Five Boys? ” tanya Rio lagi.
” Iya, terkecuali Debo. Kalo Debo sih, gue ga akan benci sama dia. Dia kan anaknya asik. ” jawab Agni.
” Heh? Debo yang kayak gitu lo banggain? Mata lo katarak ya? ” ucap Rio sambil geleng-geleng kepala.
Plaakkk...
Agni menampar Rio. Rio memegangi pipinya.
” Jangan pernah lo jelekin Debo! Ngerti! ” kata Agni.
***
” Main apa kalian dikamar? ” tanya Deva sambil menaikkan alisnya.
” Ehm, main apa ya... Adalah pokoknya. ” jawab Deva.
” Kalian abis main petak umpet ya? ” tanya Acha.
” Iya, tadi abis main petak umpet. Sembunyi dibalik selimut. ” jawab Ify sambil melirik Acha.
” Hah? Sembunyi dibalik selimut? ”
bersambung...
- DeCha? Alhamdulillah ga jadi(?).
- CakShil? Ributin ID
- RioNi? Rio nyari ribut.
- AlVia? Ahhay..
Tunggu selanjutnya..
Keep coment+LIKE
Kembali lagi bersama saya...
Maaf sebesar-besarnya ya...
Karena saya membuat anak dibawah 17tahun jadi omes.. Hehe...
Sekali lagi maaf..
LIKE+COMENT ya..
Enjoy it------>
***
” Tolooonnggggg!! ” Acha berteriak dari kamar 107.
Cakka dan Shilla mendengar teriakan Acha yang cukup keras.
” Itu suara Acha kan? Samperin dia! Gue ga mau dia kenapa-napa. ” kata Cakka pada Shilla.
” Iya, suara Acha. Ayo, kita samperin! ” kata Shilla menarik tangan Cakka.
Cakka dan Shilla langsung mencari sumber suara Acha. Cakka dan Shilla berhenti diantara kamar 106 dan 107.
Krriiiitttt....
Cakka dan Shilla membuka kamar 106.
” Permi~~ ”
” Huaaa... Salah kamar! ” ucap Shilla langsung menutup pintu kamar itu.
” Gimana? ” tanya Cakka.
” Fyuh... Salah kamar! ” jawab Shilla.
” 107. ” sahut Cakka.
Braakkk...
Cakka langsung menendang kamar 107.
” Cakkaaa... ” Acha berlari meninggalkan Deva dan langsung memeluk erat Cakka. Deva melirik ke arah Cakka.
” Ah, elo ganggu aja sih, Kka! ” kata Deva kesal.
” Lo mau apain Acha? Hah? ” tanya Cakka melirik tajam Deva.
” Sorry, Kka! Sorry. Nafsu gue diujung tanduk tadi. Maaf ya, Kka. ” jawab Deva sambil menunduk.
” Hiks... (menangis) Kka, gue mau pulang. ” kata Acha.
” Wah, gila lo, Dev! Lo sampai buat Acha nangis. ” kata Shilla.
” Sorry! Lagian gue belum ngelakuinnya kok. ” ucap Deva lagi.
” Jahat lo, Dev! Kehipnotis otaknya Alvin ya lo? Dasar! Awas kalo lo kayak gini lagi. Liat aja apa yang akan gue perbuat kalo Acha kenapa-napa. ” kata Cakka.
” Udah Kka. Udah! Acha ga apa-apa kok. ” kata Acha.
” Gue janji, Kka! Gue ga akan kayak gitu lagi. ” janji Deva sambil membentuk jarinya dengan huruf 'V'.
” Bener ya? ”
” Iya. ” jawab Deva.
” Ya udah, keluar yuk. ” ajak Shilla.
” Yuk. ”
Cakka, Shilla, Deva dan Acha keluar dari kamar 107. Mereka nampak kaget melihat Debo dan Ify yang keluar dari kamar 106.
” Aaaaaaa... ”
” Debo... Ify... ”
Debo dan Ify menoleh ke sumber suara. Dilihatnya Cakka, Shilla, Deva dan Acha yang berada didekatnya.
” Kalian disini? ” tanya Debo sambil garuk-garuk kepala.
” Oh, jadi tadi lo yang dikamar ini? Berarti tadi kalian.... ”
” Santai, Shill. Jangan salah sangka dulu. ” jawab Ify sambil memotong perkataan Shilla.
” Kalian habis.... ”
” Main. ” jawab Debo.
” Hah? ”
***
” Via... Maaf! ” Alvin menarik tangan Sivia. Sivia langsung terjatuh dipelukan Alvin.
” Lo jahat, Vin! Jahat. ” kata Sivia sambil memukul-mukul pundak Alvin.
” Vi, gue bener-bener minta maaf. ” kata Alvin sambil mengelus rambut Sivia.
” Tapi, lo jangan pergi dari gue! ” ucap Sivia.
” Kenapa? ”
” Pokoknya lo jangan pergi! Lo ga boleh ninggalin gue! ” mohon Sivia.
’ Ya Tuhan... Bodohnya diriku. ’ batin Alvin.
” Iya Vi, aku akan jagain kamu. Aku janji! Aku ga akan ninggalin kamu. ” kata Alvin.
” Janji? ”
” Janji, sayang. ” jawab Alvin.
” Sayang? ”
” Iya Vi, aku sayang sama kamu. Kamu temani hari-hariku yang sepi ya? Kamu mau ga? ” tanya Alvin masih memeluk Sivia.
” Kamu serius? ” tanya Sivia memastikan.
” Aku serius, Sivia. ” jawab Alvin.
” Iya... Aku mau. ” jawab Sivia.
” Berarti kamu mau kan? ” tanya Alvin sambil menaikkan kedua alisnya.
” Ogah! ” jawab Sivia sambil berlari meninggalkan Alvin.
” Eh, Vi. Jangan kabur! ” teriak Alvin.
” Ayo, kejar gue. ” ucap Sivia yang semakin jauh dari Alvin.
***
” Iel, apa ga salah kita ninggalin pasangan Pangeran-Putri? Masa kita jalan-jalan keliling Bogor tapi mereka diem dihotel? Tar kalo mereka ada apa-apanya gimana? ” tanya Zahra pada Gabriel.
Zahra, Gabriel beserta anak-anak MOS lainnya sedang jalan-jalan mengelilingi kota Bogor. Sedangkan Five Boys dan Five Girls sengaja mereka tinggal dihotel.
” Tenang aja! Biarin aja mereka beradaptasi. Kita nikmati aja jalan-jalan keliling kota Bogor. ” jawab Gabriel sambil menggandeng tangan Zahra.
" Tapi gue takut Iel. " kata Zahra menghentikan langkahnya.
" Lo takut kenapa sih? Biarin ajalah mereka! " balas Gabriel.
" Gue takut ntar kita bisa dipecat sama Bu Kepsek kalo kejadiannya kayak gini. " kata Zahra.
" Terus sekarang mau lo gimana? Udahlah! Tanggung. Dikit lagi kita balik ke hotel terus besok kita pergi ke Bandung. " ucap Gabriel.
" Ya udah deh. " sahut Zahra pasrah.
***
” Lo suka sama Cakka, Ag? ” tanya Rio.
” Hah? Cakka? Gue suka sama Cakka? Bisa hancur dunia kalo gue suka sama Cakka! ” jawab Agni.
” Syukurlah. ” gumam Rio.
” Kenapa lo bersyukur? ” tanya Agni.
” Enggak kok! Sorry ya Ag. Soal tadi. ” kata Rio menunduk.
” Iya, lain kali jangan diulang lagi. Rencana Five Girls semua gagal total! ” kata Agni kesal.
” Hah? Rencana Five Girls? Emang Five Girls mau ngerencanain apaan? ” tanya Rio.
” Penting buat lo tau? Lo siapa? Lo bukan siapa-siapa gue! Dan lo juga bukan anggota Five Girls dan satu hal lagi, lo itu musuh Five Girls! ” jawab Agni.
” Oh, segitunya ya lo benci sama anak-anak Five Boys? ” tanya Rio lagi.
” Iya, terkecuali Debo. Kalo Debo sih, gue ga akan benci sama dia. Dia kan anaknya asik. ” jawab Agni.
” Heh? Debo yang kayak gitu lo banggain? Mata lo katarak ya? ” ucap Rio sambil geleng-geleng kepala.
Plaakkk...
Agni menampar Rio. Rio memegangi pipinya.
” Jangan pernah lo jelekin Debo! Ngerti! ” kata Agni.
***
” Main apa kalian dikamar? ” tanya Deva sambil menaikkan alisnya.
” Ehm, main apa ya... Adalah pokoknya. ” jawab Deva.
” Kalian abis main petak umpet ya? ” tanya Acha.
” Iya, tadi abis main petak umpet. Sembunyi dibalik selimut. ” jawab Ify sambil melirik Acha.
” Hah? Sembunyi dibalik selimut? ”
bersambung...
- DeCha? Alhamdulillah ga jadi(?).
- CakShil? Ributin ID
- RioNi? Rio nyari ribut.
- AlVia? Ahhay..
Tunggu selanjutnya..
Keep coment+LIKE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar