Selasa, 22 Februari 2011

Berawal dari MOS--Part 15

Halooo semua....
Kangen sama saya ga? #plakkk #PDotCom
ini lanjutannya...
Maaf ya kalo yang ngewall nanya tentang BeDaMOS.. Aku cuma like aja.. :)
banyak soalnya ada wall..
Langsung aja yah..
Jangan lupa LIKE+COMENT..



ENJOY It------>


***

Sivia mendorong Gabriel. Sivia menatap Gabrie penuh kebencian. Gabriel terjatuh dilantai, menatap Sivia dalam-dalam. Zahra menahan amarah Sivia.

" Heh... SIVIA PUTRI AZIZAH! Jangan sakitin cowok gue! " bentak Zahra.

" Helloooo! Kakak ZAHRA DAMARIVA yang terhormat, cowok lo tuh jagain! Liat... Alvin pingsan. Gue akan aduin lo berdua ke Bu Ira! " balas Sivia.

" Eh, Vi! Lo jangan seenaknya dong! Gue juga bisa aduin perbuatan loe sama Alvin ke Bu Ira! " ancam Gabriel.


Sivia tak memperdulikan ucapan GaZa. Ia terus-terusan mengguncangkan tubuh Alvin.


" Alvin... Alvin bangun. Kalo loe bangun, gue mau deh main lagi. " ucap Sivia. Mendengar ucapan Sivia, Alvin langsung membuka matanya lebar-lebar.

" Beneran Vi? Kamu mau lagi? " tanya Alvin.

" ..... " Sivia terdiam tanpa kata.

" Cabut, Ra! " ajak Gabriel pada Zahra dan kemudian meninggalkan AlVia.

' Ya ampun! Vi, loe bego banget. Kenapa ngomong gitu? Argh! ' batin Sivia.

" Vi.... "

" Gue cuma bercanda, Vin. Jangan dianggap serius dong. " jawab Sivia.

" Ya udah, gue pingsan lagi ah. " kata Alvin.

" Eh, jangan! " tahan Sivia.

" Berarti... Mau dong? " tanya Alvin sambil menaikkan kedua alisnya.

" Ih, apaan sih? Ga mau! " jawab Sivia.

" Ya udah... Gue pergi aja. " ucap Alvin berjalan perlahan meninggalkan Sivia.

" (menarik tangan Alvin) Jangan pergi! " kata Sivia sambil menatap Alvin.

" Berarti.... "

Sivia menganggukkan kepalanya. Alvin langsung tersenyum lebar dan menarik tangan Sivia.

" Ikut gue. " ajak Alvin.

" Kemana? Jangan ke kamar mandi! " kata Sivia.

" Ikut aja! "

***

" Lo salah! Ngapain lo belain gue sampai nampar Rio? Ngapain, Ag? " tanya Debo sambil menatap Agni.

" Karena.... Karena gue suka sama lo, Debo! " jawab Agni menunduk.

" APA?! Jadi, lo suka sama gue? Sama gue, Ag? Cowok manja kayak gue? " tanya Debo sedikit kaget.

" ....... "

" Ag, jawab! "

" ........ "

" Jawab, Ag! Gue butuh penjelasan dari lo. "

" IYA, GUE SUKA SAMA LO! " kata Agni sambil menunduk.

" Ag.... "

" Lo ga tau! Lo ga pernah tau! Ini pertama kalinya gue suka sama yang namanya cowok. Perasaan gue bener-bener aneh tiap liat lo, Deb! " kata Agni dengan suara bergetar.

" Ag, lo nangis? Jangan nangis dong, Ag. " kata Debo mencoba menenangkan Agni.

" (memeluk Debo) Gue sayang sama lo, Deb! G...gue sayang. " ucap Agni terisak-isak(?).

" (membelai rambut Agni) Plis Ag, jangan nangis! Gue ga tega liat cewek nangis. " ucap Debo.

" Tt...tapi... Gue... Argh! (melepaskan pelukannya) "

" Ag, sebenernya..... "

" Apa? "

" Sebenernya gue...... "


***

" Enggak kok! Lo salah denger kali. " jawab Rio pada Ify.

" Eh, tapi... Jelas-jelas lo bilang kalo lo suka sama Agni. Mau mungkir lagi lo? Hah? Katanya lo suka sama gue. Eh, ternyata.... "

" Fy... "

" Bullshit!(?) Pergi lo dari hadapan gue! " usir Ify.

" Fy, bukan gitu. Gue ga suka kok sama Agni. " kata Rio.

" Alah, ga usah muna deh lo! Kalo suka ya ngomong aja. Ga nyangka gue... Lo...lo tega nyakitin hati gue! " air mata menetes perlahan membasahi pipi Ify.

" Fy, lo nangis? " Rio mendekati Ify.

" Jauh lo!! Jangan deket-deket. Gue ga mau liat lo lagi, Rio! " bentak Ify sambil menangis.

" Fy... "

" PERGI!! "

" Tapi... "

" Udah gue bilang pergi!! Budek lo? Pergi! Pergi! "

" (memeluk Ify) Fy, maafin gue! " kata Rio.

" Pergi lo! Pergi. " Ify memukul-mukul pundak Rio. Ify benar-benar merasa sangat kesal dengan Rio saat ini.

" (memeluk semakin erat) Fy, plis, maaf! Gue ga suka kok sama Agni. Beneran! " kata Rio lagi.

" Persetan dengan omongan lo!! Pergi lo... Pe..rgi... " ucap Ify terisak.

" Fy... Plis! Gue itu cuma suka sama lo! Suer. " kata Rio.

" (melepaskan pelukan Rio) STOP! Berhenti lo ngomong suka dihadapan gue! Ngomong sono sama tembok. " kata Ify meninggalkan Rio.

" Fy... Tunggu! " Rio mengejar Ify. Terlambat, Ify masuk ke kamarnya.

Brakk..

Ify langsung menutup pintunya. Rio mengetuk-ngetuk pintu Ify.

" Fy... Gue mau ngomong. " kata Rio.

" PERGI!! GUE BENCI SAMA LO! " teriak Ify dari dalam kamar.

" Ya udah... Gue pergi! " ucap Rio meninggalkan kamar Ify.

***

Cakka-Shilla, Deva-Acha menghentikan langkahnya di halaman sekitar hotel. Mereka berempat duduk di kursi panjang.

" Eh, kok gue bisa ada disini? Kenapa gue sama kalian? " tanya Acha pada Cakka, Shilla dan Deva.

" Dasar LOLA! " ucap Cakka, Deva dan Shilla serempak.

" Apa? Gula? Hahaha, berarti gue manis dong. " kata Acha nyengir.

" Achaaaaaaaaa.... "

" Kenapa? "

" Lama-lama bisa gila gue sama cewek kayak dia. " ucap Deva.

" Apa? Uya kuyak? Kok Uya kuyak? Uya Kuya tau, Dev. " kata Acha.

" Ya Tuhan... " ucap Cakka dan Shilla serempak.

" Ya Tuhan, tolong hilangkan cewek resek dari muka bumi ini. Amin. " gumam Deva.

" Apa? Tahan? Tahan makan Bak Mie? Ish, Gaje banget sih lo, Dev! " ucap Acha.

" (membekap mulut Acha) BERHENTI NGOMONG! " bentak Deva.

" mmm...mmm... " Acha mencoba ingin berbicara. Namun, mulutnya dibekap Deva.

" Dev, kasian. " kata Shilla.

" Dev..dev.. Udahlah! Ga usah segitunya sama Acha. " kata Cakka.

Deva melepaskan bekapannya. Acha langsung bernafas lega.

" Alhamdulillah, Ya Tuhan, terima kasih. GILA! Tangan lo bau banget, Dev! " kata Acha.

Deva mencium bau tangannya dan langsung nyengir.
" Hehe, tadi gue abis nemu telur busuk. Terus gue ambil dan buang ke tempat sampah. Eh, lupa cuci tangan! " jawab Deva nyengir.

Acha langsung memuntahkan isi perutnya karena mendengar penjelasan Deva.

" Hueekkk... Ueeekkk... "

" Idih, gitu aja muntah. " kata Deva.

" Ah, elo sih Dev! Acha kan langsung muntah kalo berhubungan dengan hal yang menjijikkan. " sahut Shilla.

" Cha... Lo ga apa-apa? " tanya Cakka sambil memijat perlahan leher belakang Acha.

" Pusing. " jawab Acha.

Cakka menyentuh tubuh Acha.

" E buseett... Panas banget! Dev, Shill... Bantu gue bawa Acha ke kamar. " kata Cakka.

" Iiya. "

***

" GUE BENCI ALVIN!! " teriak Gabriel di luar hotel.

" Iel. " panggil Zahra.

" APA?! lo mau belain si Alvin itu? Hah? " Gabriel menatap tajam Zahra. Zahra menunduk.

" Gue ga belain dia! Tapi, lo juga ga usah segitunya sama dia, Iel. " ucap Zahra.

" LO GA USAH BELAIN ALVIN! " bentak Gabriel. Zahra terdiam. Air mata perlahan-lahan menetes membasahi pipi Zahra. Gabriel menatap Zahra.

" Ra, sorry. " kata Gabriel.

" Lo aneh! Lo bukan Gabriel yang gue kenal! Gabriel itu ga pernah bentak-bentak orang. Dan Gabriel itu ga pernah benci sama orang. " kata Zahra sambil menangis.

" (memeluk Zahra) Maaf Ra. Aku tadi emosi. Maafin aku, Ra! " kata Gabriel sambil mengelus rambut Zahra.

" Gabriel berubah! Gabriel berubah! Kamu bukan Gabriel yang a...aku kenal. " kata Zahra terisak.

" Ra, maaf! Aku janji, aku ga akan berubah demi kamu. Maafin aku, Ra! " ucap Gabriel.

" (melepaskan pelukan Gabriel) MINTA MAAF SAMA ALVIN! " bentak Zahra langsung meninggalkan Gabriel.

" Zahraaaaa.... Gue ga sanggup! " teriak Gabriel.

" WHATEVER! " teriak Zahra.

" Argh! Alvin sialan. "


***


" Alvin.... Jangan! Gue mohon Vin... Jangan dimasukin(?). " ucap Sivia yang mulai menangis. #abaikan

" Vi... Tadi lo bilang mau. " kata Alvin manyun.

" Gue kan cuma bercanda! " jawab Sivia.

" Udah nanggung. " kata Alvin.

" ALVIIINNNNNNNNN!! "

***ABAIKAN***


***

" Sebenernya gue.....Gue juga suka sama lo Ag. " jawab Debo.

Rio yang lewat didekat Debo-Agni langsung kaget dan tak mengerti dengan ucapan yang dibicarakan mereka.

" Apa?! Lo suka sama Agni? " tanya Rio yang tiba-tiba muncul.

Agni dan Debo saling berpandangan.

" Kita berdua udah pacaran kok. Ya kan, Deb? " ucap Agni pada Rio.

' Ya ampun... Agni. ' batin Debo.

" Bener Deb? " tanya Rio.

" Iiya, gue udah pacaran sama Agni. Emang urusan lo apa? " tanya Debo.

" Ada apa sih, Yo? " tanya Agni ikut-ikutan.

" Jelas gue ada urusan! GUE SUKA SAMA AGNI! " kata Rio.

Debo dan Agni kaget mendengar ucapan Rio saat itu. Rio memandang sinis ke arah Debo. Memandang penuh kebencian.

" Bukannya lo suka sama Ify? " tanya Debo.

" Itu dulu! Sekarang tidak. " jawab Rio.

" Tapi... Gue ga bisa Rio. " jawab Agni.

" Oh, karena jadian sama Debo ya? SELAMAT! GUE BENCI SAMA LO, DEBO! " ucap Rio langsung meninggalkan BoNi.

" Ag, kok lo bilang kita jadian? " tanya Debo.

" Ya iyalah. Lo kan bilang juga suka sama gue. " jawab Agni.

" Tapi... Kapan nembaknya? Perasaan gue belum nembak deh. " ucap Debo sambil mengerutkan keningnya.

" Tau ah! "

" Jangan ngambek dong. Jadi pacar gue ya? " ucap Debo.

" Hah? Lo nembak gue? Serius? " tanya Agni yang nampak berbunga-bunga.

" Iya, serius. Eh, Ag, ortu lo suka diem dipinggir kolam ya? " tanya Debo. #korbanOVJ

" Kok tau? "

" Soalnya aku berenang-renang dihatimu(?). " jawab Debo.

" So sweet. "

" Jadi gimana Ag? " tanya Debo sambil menaikkan sebelah alisnya.

" Ehm, gimana ya? "

" Yah, perasaan tadi lo duluan yang nyatain suka. " jawab Debo.

" Iya deh gue mau. Gue sayang sama lo, Debo. " ucap Agni langsung memeluk Debo.

" Gue juga sayang sama lo, Ag. " balas Debo." (menatap Debo) Deb... "

" (menempelkan telunjuknya di bibir Agni) Ga mau! Bekas Rio itu. Hahaha. " ucap Debo sambil berlari meninggalkan Agni.

" Deboooo... Resek! Tungguin. " kata Agni langsung mengejar Debo.


***

Cakka, Shilla dan Deva langsung membawa Acha ke kamarnya.

Kriiittt...

Cakka membuka pintu kamar Acha. Cakka kaget dan tak percaya dengan apa yang dilihat dihadapannya.

" ALVIN? SIVIA? Kalian.... "

" Waduh, " kata Shilla langsung menutup mata.

" Aaa... " teriak Acha ikut-ikutan menutup mata.

" Gila lo, Vin! " bentak Deva.

Alvin langsung menjauh dari Sivia.

" Kalian... Kalian ngapain kesini? " tanya Alvin.

" Lo liat! Liat... Sivia nangis. Lo tega lakuin itu sama Sivia! Lo ga punya perasaan, Vin! " bentak Cakka.

" C..cc..akka... A...lvin... Ga s..alah kok. " ucap Sivia lemas.

" Lo lagi! Udah tau Alvin kayak gitu, lo malah mau ngeladenin Alvin. Kalian berdua... Argh! " teriak Deva tak karuan.

Alvin memakai pakaiannya kembali. Sedangkan Sivia masih di tempat tidur dengan selimut.

" Gue ga nyangka! Alvin kayak gini. " kata Shilla yang masih menutup matanya.

" Shilla.... "

" Iya, gue SHILLA! Mana Alvin yang dulu? Mana Alvin yang gue kenal? Lo berubah kayak gini. " kata Shilla.

" Alvin.... Abis main lilin ya sama Sivia? " tanya Acha.

" Abis makan lumpia. " jawab Alvin.

" Hah? Lumpia? Kok ga bagi-bagi Acha sih? Jahat banget! " kata Acha.

" Dev! Tangani Acha! Gue urus si Alvin. " perintah Cakka.

" Iiya, Kka! " kata Deva langsung menarik Acha.

" Alvin... " Shilla menangis melihat tingkah Alvin yang seperti itu. Alvin yang berubah.

" Alvin! Sini lo! Shill, temenin Sivia. " suruh Cakka.

Shilla menurut dan langsung memasuki kamar Acha. Alvin langsung berjalan menghampiri Cakka.

" Ikut gue lo! " kata Cakka menarik tangan Alvin.

" Kemana? "

" Ga usah banyak bacot! Ikut aja. " bentak Cakka.Alvin menganggukkan kepalanya.

***

" Ya Tuhan... Gue harus minta maaf sama Alvin? Zahra.. " ucap Gabriel tak karuan.

" Hei cowok. "Gabriel menoleh ke arah sumber suara.

" Putri... Kamu kok disini? Dateng darimana? " tanya Gabriel.

" Aku tadi abis jalan-jalan sama temen-temen MOS. Keliling Bogor loh. Kamu kok ga ikut? " tanya cewek itu. Putri Ayu, teman dekat Gabriel.

" Loh, perasaan aku ikut deh. Aku kan Ketua OSISnya Putri. " kata Gabriel tersenyum.

" Oh iya ya... Eh, tapi, kak Zahra kemana? Lagi marahan? " tanya Putri.

" Iya... Lagi ada konflik dikit. " jawab Gabriel.

Dari kejauhan seseorang melihat Gabriel penuh dengan kebencian. Amarahnya tak kuasa Ia tahan. Dia berjalan menghampiri Gabriel.

Bersambung...

- AlVia? Nah ayo.. :P

- DeboAgni ni yee.. :P

- Rio? :O

- Ify? :O

- CakShil, DeCha, belum jelas.

- CakVin? Alvin diapain?

- DeCha? Acha diapain ya?

- Siapa orang yang melihat gabriel?

Tunggu selanjutnya... :)

COMENT yang panjaaaaaaaaannnnngggggggggggggg


kalo udah baru dilanjut.. :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar