Halooo semua....
Kangen sama saya ga? #plakkk #PDotCom
ini lanjutannya...
Maaf ya kalo yang ngewall nanya tentang BeDaMOS.. Aku cuma like aja.. :)
banyak soalnya ada wall..
Langsung aja yah..
Jangan lupa LIKE+COMENT..
ENJOY It------>
***
Sivia mendorong Gabriel. Sivia menatap Gabrie penuh kebencian. Gabriel terjatuh dilantai, menatap Sivia dalam-dalam. Zahra menahan amarah Sivia.
" Heh... SIVIA PUTRI AZIZAH! Jangan sakitin cowok gue! " bentak Zahra.
" Helloooo! Kakak ZAHRA DAMARIVA yang terhormat, cowok lo tuh jagain! Liat... Alvin pingsan. Gue akan aduin lo berdua ke Bu Ira! " balas Sivia.
" Eh, Vi! Lo jangan seenaknya dong! Gue juga bisa aduin perbuatan loe sama Alvin ke Bu Ira! " ancam Gabriel.
Sivia tak memperdulikan ucapan GaZa. Ia terus-terusan mengguncangkan tubuh Alvin.
" Alvin... Alvin bangun. Kalo loe bangun, gue mau deh main lagi. " ucap Sivia. Mendengar ucapan Sivia, Alvin langsung membuka matanya lebar-lebar.
" Beneran Vi? Kamu mau lagi? " tanya Alvin.
" ..... " Sivia terdiam tanpa kata.
" Cabut, Ra! " ajak Gabriel pada Zahra dan kemudian meninggalkan AlVia.
' Ya ampun! Vi, loe bego banget. Kenapa ngomong gitu? Argh! ' batin Sivia.
" Vi.... "
" Gue cuma bercanda, Vin. Jangan dianggap serius dong. " jawab Sivia.
" Ya udah, gue pingsan lagi ah. " kata Alvin.
" Eh, jangan! " tahan Sivia.
" Berarti... Mau dong? " tanya Alvin sambil menaikkan kedua alisnya.
" Ih, apaan sih? Ga mau! " jawab Sivia.
" Ya udah... Gue pergi aja. " ucap Alvin berjalan perlahan meninggalkan Sivia.
" (menarik tangan Alvin) Jangan pergi! " kata Sivia sambil menatap Alvin.
" Berarti.... "
Sivia menganggukkan kepalanya. Alvin langsung tersenyum lebar dan menarik tangan Sivia.
" Ikut gue. " ajak Alvin.
" Kemana? Jangan ke kamar mandi! " kata Sivia.
" Ikut aja! "
***
" Lo salah! Ngapain lo belain gue sampai nampar Rio? Ngapain, Ag? " tanya Debo sambil menatap Agni.
" Karena.... Karena gue suka sama lo, Debo! " jawab Agni menunduk.
" APA?! Jadi, lo suka sama gue? Sama gue, Ag? Cowok manja kayak gue? " tanya Debo sedikit kaget.
" ....... "
" Ag, jawab! "
" ........ "
" Jawab, Ag! Gue butuh penjelasan dari lo. "
" IYA, GUE SUKA SAMA LO! " kata Agni sambil menunduk.
" Ag.... "
" Lo ga tau! Lo ga pernah tau! Ini pertama kalinya gue suka sama yang namanya cowok. Perasaan gue bener-bener aneh tiap liat lo, Deb! " kata Agni dengan suara bergetar.
" Ag, lo nangis? Jangan nangis dong, Ag. " kata Debo mencoba menenangkan Agni.
" (memeluk Debo) Gue sayang sama lo, Deb! G...gue sayang. " ucap Agni terisak-isak(?).
" (membelai rambut Agni) Plis Ag, jangan nangis! Gue ga tega liat cewek nangis. " ucap Debo.
" Tt...tapi... Gue... Argh! (melepaskan pelukannya) "
" Ag, sebenernya..... "
" Apa? "
" Sebenernya gue...... "
***
" Enggak kok! Lo salah denger kali. " jawab Rio pada Ify.
" Eh, tapi... Jelas-jelas lo bilang kalo lo suka sama Agni. Mau mungkir lagi lo? Hah? Katanya lo suka sama gue. Eh, ternyata.... "
" Fy... "
" Bullshit!(?) Pergi lo dari hadapan gue! " usir Ify.
" Fy, bukan gitu. Gue ga suka kok sama Agni. " kata Rio.
" Alah, ga usah muna deh lo! Kalo suka ya ngomong aja. Ga nyangka gue... Lo...lo tega nyakitin hati gue! " air mata menetes perlahan membasahi pipi Ify.
" Fy, lo nangis? " Rio mendekati Ify.
" Jauh lo!! Jangan deket-deket. Gue ga mau liat lo lagi, Rio! " bentak Ify sambil menangis.
" Fy... "
" PERGI!! "
" Tapi... "
" Udah gue bilang pergi!! Budek lo? Pergi! Pergi! "
" (memeluk Ify) Fy, maafin gue! " kata Rio.
" Pergi lo! Pergi. " Ify memukul-mukul pundak Rio. Ify benar-benar merasa sangat kesal dengan Rio saat ini.
" (memeluk semakin erat) Fy, plis, maaf! Gue ga suka kok sama Agni. Beneran! " kata Rio lagi.
" Persetan dengan omongan lo!! Pergi lo... Pe..rgi... " ucap Ify terisak.
" Fy... Plis! Gue itu cuma suka sama lo! Suer. " kata Rio.
" (melepaskan pelukan Rio) STOP! Berhenti lo ngomong suka dihadapan gue! Ngomong sono sama tembok. " kata Ify meninggalkan Rio.
" Fy... Tunggu! " Rio mengejar Ify. Terlambat, Ify masuk ke kamarnya.
Brakk..
Ify langsung menutup pintunya. Rio mengetuk-ngetuk pintu Ify.
" Fy... Gue mau ngomong. " kata Rio.
" PERGI!! GUE BENCI SAMA LO! " teriak Ify dari dalam kamar.
" Ya udah... Gue pergi! " ucap Rio meninggalkan kamar Ify.
***
Cakka-Shilla, Deva-Acha menghentikan langkahnya di halaman sekitar hotel. Mereka berempat duduk di kursi panjang.
" Eh, kok gue bisa ada disini? Kenapa gue sama kalian? " tanya Acha pada Cakka, Shilla dan Deva.
" Dasar LOLA! " ucap Cakka, Deva dan Shilla serempak.
" Apa? Gula? Hahaha, berarti gue manis dong. " kata Acha nyengir.
" Achaaaaaaaaa.... "
" Kenapa? "
" Lama-lama bisa gila gue sama cewek kayak dia. " ucap Deva.
" Apa? Uya kuyak? Kok Uya kuyak? Uya Kuya tau, Dev. " kata Acha.
" Ya Tuhan... " ucap Cakka dan Shilla serempak.
" Ya Tuhan, tolong hilangkan cewek resek dari muka bumi ini. Amin. " gumam Deva.
" Apa? Tahan? Tahan makan Bak Mie? Ish, Gaje banget sih lo, Dev! " ucap Acha.
" (membekap mulut Acha) BERHENTI NGOMONG! " bentak Deva.
" mmm...mmm... " Acha mencoba ingin berbicara. Namun, mulutnya dibekap Deva.
" Dev, kasian. " kata Shilla.
" Dev..dev.. Udahlah! Ga usah segitunya sama Acha. " kata Cakka.
Deva melepaskan bekapannya. Acha langsung bernafas lega.
" Alhamdulillah, Ya Tuhan, terima kasih. GILA! Tangan lo bau banget, Dev! " kata Acha.
Deva mencium bau tangannya dan langsung nyengir.
" Hehe, tadi gue abis nemu telur busuk. Terus gue ambil dan buang ke tempat sampah. Eh, lupa cuci tangan! " jawab Deva nyengir.
Acha langsung memuntahkan isi perutnya karena mendengar penjelasan Deva.
" Hueekkk... Ueeekkk... "
" Idih, gitu aja muntah. " kata Deva.
" Ah, elo sih Dev! Acha kan langsung muntah kalo berhubungan dengan hal yang menjijikkan. " sahut Shilla.
" Cha... Lo ga apa-apa? " tanya Cakka sambil memijat perlahan leher belakang Acha.
" Pusing. " jawab Acha.
Cakka menyentuh tubuh Acha.
" E buseett... Panas banget! Dev, Shill... Bantu gue bawa Acha ke kamar. " kata Cakka.
" Iiya. "
***
" GUE BENCI ALVIN!! " teriak Gabriel di luar hotel.
" Iel. " panggil Zahra.
" APA?! lo mau belain si Alvin itu? Hah? " Gabriel menatap tajam Zahra. Zahra menunduk.
" Gue ga belain dia! Tapi, lo juga ga usah segitunya sama dia, Iel. " ucap Zahra.
" LO GA USAH BELAIN ALVIN! " bentak Gabriel. Zahra terdiam. Air mata perlahan-lahan menetes membasahi pipi Zahra. Gabriel menatap Zahra.
" Ra, sorry. " kata Gabriel.
" Lo aneh! Lo bukan Gabriel yang gue kenal! Gabriel itu ga pernah bentak-bentak orang. Dan Gabriel itu ga pernah benci sama orang. " kata Zahra sambil menangis.
" (memeluk Zahra) Maaf Ra. Aku tadi emosi. Maafin aku, Ra! " kata Gabriel sambil mengelus rambut Zahra.
" Gabriel berubah! Gabriel berubah! Kamu bukan Gabriel yang a...aku kenal. " kata Zahra terisak.
" Ra, maaf! Aku janji, aku ga akan berubah demi kamu. Maafin aku, Ra! " ucap Gabriel.
" (melepaskan pelukan Gabriel) MINTA MAAF SAMA ALVIN! " bentak Zahra langsung meninggalkan Gabriel.
" Zahraaaaa.... Gue ga sanggup! " teriak Gabriel.
" WHATEVER! " teriak Zahra.
" Argh! Alvin sialan. "
***
" Alvin.... Jangan! Gue mohon Vin... Jangan dimasukin(?). " ucap Sivia yang mulai menangis. #abaikan
" Vi... Tadi lo bilang mau. " kata Alvin manyun.
" Gue kan cuma bercanda! " jawab Sivia.
" Udah nanggung. " kata Alvin.
" ALVIIINNNNNNNNN!! "
***ABAIKAN***
***
" Sebenernya gue.....Gue juga suka sama lo Ag. " jawab Debo.
Rio yang lewat didekat Debo-Agni langsung kaget dan tak mengerti dengan ucapan yang dibicarakan mereka.
" Apa?! Lo suka sama Agni? " tanya Rio yang tiba-tiba muncul.
Agni dan Debo saling berpandangan.
" Kita berdua udah pacaran kok. Ya kan, Deb? " ucap Agni pada Rio.
' Ya ampun... Agni. ' batin Debo.
" Bener Deb? " tanya Rio.
" Iiya, gue udah pacaran sama Agni. Emang urusan lo apa? " tanya Debo.
" Ada apa sih, Yo? " tanya Agni ikut-ikutan.
" Jelas gue ada urusan! GUE SUKA SAMA AGNI! " kata Rio.
Debo dan Agni kaget mendengar ucapan Rio saat itu. Rio memandang sinis ke arah Debo. Memandang penuh kebencian.
" Bukannya lo suka sama Ify? " tanya Debo.
" Itu dulu! Sekarang tidak. " jawab Rio.
" Tapi... Gue ga bisa Rio. " jawab Agni.
" Oh, karena jadian sama Debo ya? SELAMAT! GUE BENCI SAMA LO, DEBO! " ucap Rio langsung meninggalkan BoNi.
" Ag, kok lo bilang kita jadian? " tanya Debo.
" Ya iyalah. Lo kan bilang juga suka sama gue. " jawab Agni.
" Tapi... Kapan nembaknya? Perasaan gue belum nembak deh. " ucap Debo sambil mengerutkan keningnya.
" Tau ah! "
" Jangan ngambek dong. Jadi pacar gue ya? " ucap Debo.
" Hah? Lo nembak gue? Serius? " tanya Agni yang nampak berbunga-bunga.
" Iya, serius. Eh, Ag, ortu lo suka diem dipinggir kolam ya? " tanya Debo. #korbanOVJ
" Kok tau? "
" Soalnya aku berenang-renang dihatimu(?). " jawab Debo.
" So sweet. "
" Jadi gimana Ag? " tanya Debo sambil menaikkan sebelah alisnya.
" Ehm, gimana ya? "
" Yah, perasaan tadi lo duluan yang nyatain suka. " jawab Debo.
" Iya deh gue mau. Gue sayang sama lo, Debo. " ucap Agni langsung memeluk Debo.
" Gue juga sayang sama lo, Ag. " balas Debo." (menatap Debo) Deb... "
" (menempelkan telunjuknya di bibir Agni) Ga mau! Bekas Rio itu. Hahaha. " ucap Debo sambil berlari meninggalkan Agni.
" Deboooo... Resek! Tungguin. " kata Agni langsung mengejar Debo.
***
Cakka, Shilla dan Deva langsung membawa Acha ke kamarnya.
Kriiittt...
Cakka membuka pintu kamar Acha. Cakka kaget dan tak percaya dengan apa yang dilihat dihadapannya.
" ALVIN? SIVIA? Kalian.... "
" Waduh, " kata Shilla langsung menutup mata.
" Aaa... " teriak Acha ikut-ikutan menutup mata.
" Gila lo, Vin! " bentak Deva.
Alvin langsung menjauh dari Sivia.
" Kalian... Kalian ngapain kesini? " tanya Alvin.
" Lo liat! Liat... Sivia nangis. Lo tega lakuin itu sama Sivia! Lo ga punya perasaan, Vin! " bentak Cakka.
" C..cc..akka... A...lvin... Ga s..alah kok. " ucap Sivia lemas.
" Lo lagi! Udah tau Alvin kayak gitu, lo malah mau ngeladenin Alvin. Kalian berdua... Argh! " teriak Deva tak karuan.
Alvin memakai pakaiannya kembali. Sedangkan Sivia masih di tempat tidur dengan selimut.
" Gue ga nyangka! Alvin kayak gini. " kata Shilla yang masih menutup matanya.
" Shilla.... "
" Iya, gue SHILLA! Mana Alvin yang dulu? Mana Alvin yang gue kenal? Lo berubah kayak gini. " kata Shilla.
" Alvin.... Abis main lilin ya sama Sivia? " tanya Acha.
" Abis makan lumpia. " jawab Alvin.
" Hah? Lumpia? Kok ga bagi-bagi Acha sih? Jahat banget! " kata Acha.
" Dev! Tangani Acha! Gue urus si Alvin. " perintah Cakka.
" Iiya, Kka! " kata Deva langsung menarik Acha.
" Alvin... " Shilla menangis melihat tingkah Alvin yang seperti itu. Alvin yang berubah.
" Alvin! Sini lo! Shill, temenin Sivia. " suruh Cakka.
Shilla menurut dan langsung memasuki kamar Acha. Alvin langsung berjalan menghampiri Cakka.
" Ikut gue lo! " kata Cakka menarik tangan Alvin.
" Kemana? "
" Ga usah banyak bacot! Ikut aja. " bentak Cakka.Alvin menganggukkan kepalanya.
***
" Ya Tuhan... Gue harus minta maaf sama Alvin? Zahra.. " ucap Gabriel tak karuan.
" Hei cowok. "Gabriel menoleh ke arah sumber suara.
" Putri... Kamu kok disini? Dateng darimana? " tanya Gabriel.
" Aku tadi abis jalan-jalan sama temen-temen MOS. Keliling Bogor loh. Kamu kok ga ikut? " tanya cewek itu. Putri Ayu, teman dekat Gabriel.
" Loh, perasaan aku ikut deh. Aku kan Ketua OSISnya Putri. " kata Gabriel tersenyum.
" Oh iya ya... Eh, tapi, kak Zahra kemana? Lagi marahan? " tanya Putri.
" Iya... Lagi ada konflik dikit. " jawab Gabriel.
Dari kejauhan seseorang melihat Gabriel penuh dengan kebencian. Amarahnya tak kuasa Ia tahan. Dia berjalan menghampiri Gabriel.
Bersambung...
- AlVia? Nah ayo.. :P
- DeboAgni ni yee.. :P
- Rio? :O
- Ify? :O
- CakShil, DeCha, belum jelas.
- CakVin? Alvin diapain?
- DeCha? Acha diapain ya?
- Siapa orang yang melihat gabriel?
Tunggu selanjutnya... :)
COMENT yang panjaaaaaaaaannnnngggggggggggggg
kalo udah baru dilanjut.. :P
Kangen sama saya ga? #plakkk #PDotCom
ini lanjutannya...
Maaf ya kalo yang ngewall nanya tentang BeDaMOS.. Aku cuma like aja.. :)
banyak soalnya ada wall..
Langsung aja yah..
Jangan lupa LIKE+COMENT..
ENJOY It------>
***
Sivia mendorong Gabriel. Sivia menatap Gabrie penuh kebencian. Gabriel terjatuh dilantai, menatap Sivia dalam-dalam. Zahra menahan amarah Sivia.
" Heh... SIVIA PUTRI AZIZAH! Jangan sakitin cowok gue! " bentak Zahra.
" Helloooo! Kakak ZAHRA DAMARIVA yang terhormat, cowok lo tuh jagain! Liat... Alvin pingsan. Gue akan aduin lo berdua ke Bu Ira! " balas Sivia.
" Eh, Vi! Lo jangan seenaknya dong! Gue juga bisa aduin perbuatan loe sama Alvin ke Bu Ira! " ancam Gabriel.
Sivia tak memperdulikan ucapan GaZa. Ia terus-terusan mengguncangkan tubuh Alvin.
" Alvin... Alvin bangun. Kalo loe bangun, gue mau deh main lagi. " ucap Sivia. Mendengar ucapan Sivia, Alvin langsung membuka matanya lebar-lebar.
" Beneran Vi? Kamu mau lagi? " tanya Alvin.
" ..... " Sivia terdiam tanpa kata.
" Cabut, Ra! " ajak Gabriel pada Zahra dan kemudian meninggalkan AlVia.
' Ya ampun! Vi, loe bego banget. Kenapa ngomong gitu? Argh! ' batin Sivia.
" Vi.... "
" Gue cuma bercanda, Vin. Jangan dianggap serius dong. " jawab Sivia.
" Ya udah, gue pingsan lagi ah. " kata Alvin.
" Eh, jangan! " tahan Sivia.
" Berarti... Mau dong? " tanya Alvin sambil menaikkan kedua alisnya.
" Ih, apaan sih? Ga mau! " jawab Sivia.
" Ya udah... Gue pergi aja. " ucap Alvin berjalan perlahan meninggalkan Sivia.
" (menarik tangan Alvin) Jangan pergi! " kata Sivia sambil menatap Alvin.
" Berarti.... "
Sivia menganggukkan kepalanya. Alvin langsung tersenyum lebar dan menarik tangan Sivia.
" Ikut gue. " ajak Alvin.
" Kemana? Jangan ke kamar mandi! " kata Sivia.
" Ikut aja! "
***
" Lo salah! Ngapain lo belain gue sampai nampar Rio? Ngapain, Ag? " tanya Debo sambil menatap Agni.
" Karena.... Karena gue suka sama lo, Debo! " jawab Agni menunduk.
" APA?! Jadi, lo suka sama gue? Sama gue, Ag? Cowok manja kayak gue? " tanya Debo sedikit kaget.
" ....... "
" Ag, jawab! "
" ........ "
" Jawab, Ag! Gue butuh penjelasan dari lo. "
" IYA, GUE SUKA SAMA LO! " kata Agni sambil menunduk.
" Ag.... "
" Lo ga tau! Lo ga pernah tau! Ini pertama kalinya gue suka sama yang namanya cowok. Perasaan gue bener-bener aneh tiap liat lo, Deb! " kata Agni dengan suara bergetar.
" Ag, lo nangis? Jangan nangis dong, Ag. " kata Debo mencoba menenangkan Agni.
" (memeluk Debo) Gue sayang sama lo, Deb! G...gue sayang. " ucap Agni terisak-isak(?).
" (membelai rambut Agni) Plis Ag, jangan nangis! Gue ga tega liat cewek nangis. " ucap Debo.
" Tt...tapi... Gue... Argh! (melepaskan pelukannya) "
" Ag, sebenernya..... "
" Apa? "
" Sebenernya gue...... "
***
" Enggak kok! Lo salah denger kali. " jawab Rio pada Ify.
" Eh, tapi... Jelas-jelas lo bilang kalo lo suka sama Agni. Mau mungkir lagi lo? Hah? Katanya lo suka sama gue. Eh, ternyata.... "
" Fy... "
" Bullshit!(?) Pergi lo dari hadapan gue! " usir Ify.
" Fy, bukan gitu. Gue ga suka kok sama Agni. " kata Rio.
" Alah, ga usah muna deh lo! Kalo suka ya ngomong aja. Ga nyangka gue... Lo...lo tega nyakitin hati gue! " air mata menetes perlahan membasahi pipi Ify.
" Fy, lo nangis? " Rio mendekati Ify.
" Jauh lo!! Jangan deket-deket. Gue ga mau liat lo lagi, Rio! " bentak Ify sambil menangis.
" Fy... "
" PERGI!! "
" Tapi... "
" Udah gue bilang pergi!! Budek lo? Pergi! Pergi! "
" (memeluk Ify) Fy, maafin gue! " kata Rio.
" Pergi lo! Pergi. " Ify memukul-mukul pundak Rio. Ify benar-benar merasa sangat kesal dengan Rio saat ini.
" (memeluk semakin erat) Fy, plis, maaf! Gue ga suka kok sama Agni. Beneran! " kata Rio lagi.
" Persetan dengan omongan lo!! Pergi lo... Pe..rgi... " ucap Ify terisak.
" Fy... Plis! Gue itu cuma suka sama lo! Suer. " kata Rio.
" (melepaskan pelukan Rio) STOP! Berhenti lo ngomong suka dihadapan gue! Ngomong sono sama tembok. " kata Ify meninggalkan Rio.
" Fy... Tunggu! " Rio mengejar Ify. Terlambat, Ify masuk ke kamarnya.
Brakk..
Ify langsung menutup pintunya. Rio mengetuk-ngetuk pintu Ify.
" Fy... Gue mau ngomong. " kata Rio.
" PERGI!! GUE BENCI SAMA LO! " teriak Ify dari dalam kamar.
" Ya udah... Gue pergi! " ucap Rio meninggalkan kamar Ify.
***
Cakka-Shilla, Deva-Acha menghentikan langkahnya di halaman sekitar hotel. Mereka berempat duduk di kursi panjang.
" Eh, kok gue bisa ada disini? Kenapa gue sama kalian? " tanya Acha pada Cakka, Shilla dan Deva.
" Dasar LOLA! " ucap Cakka, Deva dan Shilla serempak.
" Apa? Gula? Hahaha, berarti gue manis dong. " kata Acha nyengir.
" Achaaaaaaaaa.... "
" Kenapa? "
" Lama-lama bisa gila gue sama cewek kayak dia. " ucap Deva.
" Apa? Uya kuyak? Kok Uya kuyak? Uya Kuya tau, Dev. " kata Acha.
" Ya Tuhan... " ucap Cakka dan Shilla serempak.
" Ya Tuhan, tolong hilangkan cewek resek dari muka bumi ini. Amin. " gumam Deva.
" Apa? Tahan? Tahan makan Bak Mie? Ish, Gaje banget sih lo, Dev! " ucap Acha.
" (membekap mulut Acha) BERHENTI NGOMONG! " bentak Deva.
" mmm...mmm... " Acha mencoba ingin berbicara. Namun, mulutnya dibekap Deva.
" Dev, kasian. " kata Shilla.
" Dev..dev.. Udahlah! Ga usah segitunya sama Acha. " kata Cakka.
Deva melepaskan bekapannya. Acha langsung bernafas lega.
" Alhamdulillah, Ya Tuhan, terima kasih. GILA! Tangan lo bau banget, Dev! " kata Acha.
Deva mencium bau tangannya dan langsung nyengir.
" Hehe, tadi gue abis nemu telur busuk. Terus gue ambil dan buang ke tempat sampah. Eh, lupa cuci tangan! " jawab Deva nyengir.
Acha langsung memuntahkan isi perutnya karena mendengar penjelasan Deva.
" Hueekkk... Ueeekkk... "
" Idih, gitu aja muntah. " kata Deva.
" Ah, elo sih Dev! Acha kan langsung muntah kalo berhubungan dengan hal yang menjijikkan. " sahut Shilla.
" Cha... Lo ga apa-apa? " tanya Cakka sambil memijat perlahan leher belakang Acha.
" Pusing. " jawab Acha.
Cakka menyentuh tubuh Acha.
" E buseett... Panas banget! Dev, Shill... Bantu gue bawa Acha ke kamar. " kata Cakka.
" Iiya. "
***
" GUE BENCI ALVIN!! " teriak Gabriel di luar hotel.
" Iel. " panggil Zahra.
" APA?! lo mau belain si Alvin itu? Hah? " Gabriel menatap tajam Zahra. Zahra menunduk.
" Gue ga belain dia! Tapi, lo juga ga usah segitunya sama dia, Iel. " ucap Zahra.
" LO GA USAH BELAIN ALVIN! " bentak Gabriel. Zahra terdiam. Air mata perlahan-lahan menetes membasahi pipi Zahra. Gabriel menatap Zahra.
" Ra, sorry. " kata Gabriel.
" Lo aneh! Lo bukan Gabriel yang gue kenal! Gabriel itu ga pernah bentak-bentak orang. Dan Gabriel itu ga pernah benci sama orang. " kata Zahra sambil menangis.
" (memeluk Zahra) Maaf Ra. Aku tadi emosi. Maafin aku, Ra! " kata Gabriel sambil mengelus rambut Zahra.
" Gabriel berubah! Gabriel berubah! Kamu bukan Gabriel yang a...aku kenal. " kata Zahra terisak.
" Ra, maaf! Aku janji, aku ga akan berubah demi kamu. Maafin aku, Ra! " ucap Gabriel.
" (melepaskan pelukan Gabriel) MINTA MAAF SAMA ALVIN! " bentak Zahra langsung meninggalkan Gabriel.
" Zahraaaaa.... Gue ga sanggup! " teriak Gabriel.
" WHATEVER! " teriak Zahra.
" Argh! Alvin sialan. "
***
" Alvin.... Jangan! Gue mohon Vin... Jangan dimasukin(?). " ucap Sivia yang mulai menangis. #abaikan
" Vi... Tadi lo bilang mau. " kata Alvin manyun.
" Gue kan cuma bercanda! " jawab Sivia.
" Udah nanggung. " kata Alvin.
" ALVIIINNNNNNNNN!! "
***ABAIKAN***
***
" Sebenernya gue.....Gue juga suka sama lo Ag. " jawab Debo.
Rio yang lewat didekat Debo-Agni langsung kaget dan tak mengerti dengan ucapan yang dibicarakan mereka.
" Apa?! Lo suka sama Agni? " tanya Rio yang tiba-tiba muncul.
Agni dan Debo saling berpandangan.
" Kita berdua udah pacaran kok. Ya kan, Deb? " ucap Agni pada Rio.
' Ya ampun... Agni. ' batin Debo.
" Bener Deb? " tanya Rio.
" Iiya, gue udah pacaran sama Agni. Emang urusan lo apa? " tanya Debo.
" Ada apa sih, Yo? " tanya Agni ikut-ikutan.
" Jelas gue ada urusan! GUE SUKA SAMA AGNI! " kata Rio.
Debo dan Agni kaget mendengar ucapan Rio saat itu. Rio memandang sinis ke arah Debo. Memandang penuh kebencian.
" Bukannya lo suka sama Ify? " tanya Debo.
" Itu dulu! Sekarang tidak. " jawab Rio.
" Tapi... Gue ga bisa Rio. " jawab Agni.
" Oh, karena jadian sama Debo ya? SELAMAT! GUE BENCI SAMA LO, DEBO! " ucap Rio langsung meninggalkan BoNi.
" Ag, kok lo bilang kita jadian? " tanya Debo.
" Ya iyalah. Lo kan bilang juga suka sama gue. " jawab Agni.
" Tapi... Kapan nembaknya? Perasaan gue belum nembak deh. " ucap Debo sambil mengerutkan keningnya.
" Tau ah! "
" Jangan ngambek dong. Jadi pacar gue ya? " ucap Debo.
" Hah? Lo nembak gue? Serius? " tanya Agni yang nampak berbunga-bunga.
" Iya, serius. Eh, Ag, ortu lo suka diem dipinggir kolam ya? " tanya Debo. #korbanOVJ
" Kok tau? "
" Soalnya aku berenang-renang dihatimu(?). " jawab Debo.
" So sweet. "
" Jadi gimana Ag? " tanya Debo sambil menaikkan sebelah alisnya.
" Ehm, gimana ya? "
" Yah, perasaan tadi lo duluan yang nyatain suka. " jawab Debo.
" Iya deh gue mau. Gue sayang sama lo, Debo. " ucap Agni langsung memeluk Debo.
" Gue juga sayang sama lo, Ag. " balas Debo." (menatap Debo) Deb... "
" (menempelkan telunjuknya di bibir Agni) Ga mau! Bekas Rio itu. Hahaha. " ucap Debo sambil berlari meninggalkan Agni.
" Deboooo... Resek! Tungguin. " kata Agni langsung mengejar Debo.
***
Cakka, Shilla dan Deva langsung membawa Acha ke kamarnya.
Kriiittt...
Cakka membuka pintu kamar Acha. Cakka kaget dan tak percaya dengan apa yang dilihat dihadapannya.
" ALVIN? SIVIA? Kalian.... "
" Waduh, " kata Shilla langsung menutup mata.
" Aaa... " teriak Acha ikut-ikutan menutup mata.
" Gila lo, Vin! " bentak Deva.
Alvin langsung menjauh dari Sivia.
" Kalian... Kalian ngapain kesini? " tanya Alvin.
" Lo liat! Liat... Sivia nangis. Lo tega lakuin itu sama Sivia! Lo ga punya perasaan, Vin! " bentak Cakka.
" C..cc..akka... A...lvin... Ga s..alah kok. " ucap Sivia lemas.
" Lo lagi! Udah tau Alvin kayak gitu, lo malah mau ngeladenin Alvin. Kalian berdua... Argh! " teriak Deva tak karuan.
Alvin memakai pakaiannya kembali. Sedangkan Sivia masih di tempat tidur dengan selimut.
" Gue ga nyangka! Alvin kayak gini. " kata Shilla yang masih menutup matanya.
" Shilla.... "
" Iya, gue SHILLA! Mana Alvin yang dulu? Mana Alvin yang gue kenal? Lo berubah kayak gini. " kata Shilla.
" Alvin.... Abis main lilin ya sama Sivia? " tanya Acha.
" Abis makan lumpia. " jawab Alvin.
" Hah? Lumpia? Kok ga bagi-bagi Acha sih? Jahat banget! " kata Acha.
" Dev! Tangani Acha! Gue urus si Alvin. " perintah Cakka.
" Iiya, Kka! " kata Deva langsung menarik Acha.
" Alvin... " Shilla menangis melihat tingkah Alvin yang seperti itu. Alvin yang berubah.
" Alvin! Sini lo! Shill, temenin Sivia. " suruh Cakka.
Shilla menurut dan langsung memasuki kamar Acha. Alvin langsung berjalan menghampiri Cakka.
" Ikut gue lo! " kata Cakka menarik tangan Alvin.
" Kemana? "
" Ga usah banyak bacot! Ikut aja. " bentak Cakka.Alvin menganggukkan kepalanya.
***
" Ya Tuhan... Gue harus minta maaf sama Alvin? Zahra.. " ucap Gabriel tak karuan.
" Hei cowok. "Gabriel menoleh ke arah sumber suara.
" Putri... Kamu kok disini? Dateng darimana? " tanya Gabriel.
" Aku tadi abis jalan-jalan sama temen-temen MOS. Keliling Bogor loh. Kamu kok ga ikut? " tanya cewek itu. Putri Ayu, teman dekat Gabriel.
" Loh, perasaan aku ikut deh. Aku kan Ketua OSISnya Putri. " kata Gabriel tersenyum.
" Oh iya ya... Eh, tapi, kak Zahra kemana? Lagi marahan? " tanya Putri.
" Iya... Lagi ada konflik dikit. " jawab Gabriel.
Dari kejauhan seseorang melihat Gabriel penuh dengan kebencian. Amarahnya tak kuasa Ia tahan. Dia berjalan menghampiri Gabriel.
Bersambung...
- AlVia? Nah ayo.. :P
- DeboAgni ni yee.. :P
- Rio? :O
- Ify? :O
- CakShil, DeCha, belum jelas.
- CakVin? Alvin diapain?
- DeCha? Acha diapain ya?
- Siapa orang yang melihat gabriel?
Tunggu selanjutnya... :)
COMENT yang panjaaaaaaaaannnnngggggggggggggg
kalo udah baru dilanjut.. :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar